[31] Intrigue: Two of Us

718 62 6
                                    

"Bye, Sayang. Hati-hati, ya!"

Anna melambaikan tangannya pada Rafael yang bersiap pulang setelah mengantarnya pulang. Bersamaan dengan motor Rafael yang hendak melesat pergi dari rumahnya, pintu rumahnya pun terbuka. Orang yang baru saja membukakan pintu untuknya adalah Julian yang memang tidak pergi ke mana-mana untuk merayakan tahun baru. Sama seperti orang tua mereka yang lebih memilih tidur nyenyak bahkan sebelum tahun berganti, Julian tetap terjaga karena menunggu Anna pulang dengan selamat di antara oleh pacarnya.

"Udah pergi Rafael?" tanya Julian saat tidak melihat lagi motor pacar Anna di depan rumahnya.

"Barusan pergi," jawab Anna singkat.

Gadis berambut bob itu melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Julian yang harus mengunci pintu. Sebelum masuk ke rumahnya, Anna yang haus memilih mampir ke dapur sebelum masuk ke kamarnya. Julian yang selesai mengunci pintu pun mengikuti jejak Anna karena ada yang ingin dia tanyakan kepada kakak kembarnya itu.

"Lo tahun baruan sama Jasmine?"

Tanpa basa-basi, Julian menanyakan tentang Jasmine kepada Anna. Jangan tanya bagaimana bisa Julian mengetahui itu semua. Jelas semua terekam di Instagram Story yang diabadikan Anna. Di video itu dia lihat Anna menghabiskan pergantian malam tahun barunya dengan Rafael, Jasmine, Kevin, dan seorang yang tak dia kenal. Jasmine tampak bahagia berada di tengah mereka. Itu sesuatu yang asing bagi Julian melihat Jasmine akrab dengan orang lain.

"Iya. Iri?"

Anna meneguk sampai habis air putih yang baru dia tuangkan ke gelas. Dilihatnya Julian yang kini menatapnya datar untuk mengamati ekspresi wajah kembarannya.

"Nanya doang." Julian menjawab penuh keterpaksaan. Ada kata yang tertahan di pangkal lidahnya.

"Gue masih gak habis pikir, deh!"

Anna meletakkan gelas yang telah kosong itu di wastafel. Ia lalu melangkah mendekati Julian yang kini duduk di meja makan. Anna ikutan duduk di hadapan adiknya itu, karena ada yang dia tanyakan pada Julian.

"Lo sama Jasmine tuh sebenarnya gimana, sih? Kalian saling suka, tapi gak jadian? Atau apa?" lanjut Anna.

Bahasa tubuh Julian menunjukkan kegelisahan akibat pertanyaan Anna barusan. Ia mengusap tangannya yang berada di atas meja karena bingung harus menjawab apa. Ini adalah perbincangan pertama mereka tentang Jasmine setelah insiden dorong mendorong di kampus. Mengenai kejadian itu Julian tak pernah meminta maaf atas kesalahannya. Julian sempat was-was Anna melaporkan ini kepada orang tuanya. Namun nyatanya, tidak ada pergerakan dari Anna sehingga Julian cukup bersyukur atas belas asih kakaknya itu. Bayangkan jika Anna mengadu kepada orang tua mereka, bisa-bisa tangan papanya melayang ke mukanya.

"Jasmine ada cerita sesuatu?" tanya Julian, mengabaikan pertanyaan kembarannya.

"Berharap banget Jasmine ngomongin lo?" sindir Anna.

Kepala Julian tertunduk. Jujur saja, dia cukup penasaran apa Jasmine ada mengungkit sesuatu tentangnya. Sudah 2 bulan hubungan mereka merenggang. Meski Julian sudah menentukan pilihan untuk dekat dengan Sonia saja, tapi jauh di dalam hatinya dia merindukan momennya bersama Jasmine. Perhatian gadis itu, sikap lembut yang hanya dia tujukan kepadanya, serta sorot mata penuh cinta Jasmine kepadanya. Semua itu sudah hilang dari keseharian Julian karena dia sendiri yang memilih untuk melepaskannya—bahkan sebelum semuanya terikat sempurna.

"Gue penasaran aja," gumam Julian.

"Gak ada. Jasmine cuma basa-basi nanyain lo di mana. Yang ada gue yang terpaksa ngomong maaf ke dia atas perlakuan lo," sergah Anna. Dia hanya menyebutkan kejujuran di sini.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang