[13] Intrigue: Silver Lining

640 69 17
                                    

Setelah masuk ke teater, Kevin dan Jasmine berjalan menuju seat paling atas di mana kursi mereka berada. Keduanya duduk di kursi pojok lalu meletakkan kudapan yang mereka beli di tempat tersedia selagi menunggu film di mulai. Namun sebelum itu, Kevin yang ingin Jasmine nyaman mencarikan selimut untuknya yang terletak di laci bawah. Begitu selimut itu berhasil dia keluarkan, Kevin langsung membuka bungkusnya dan memberikannya kepada Jasmine.

"Nih, biar gak kedinginan," ujar pria itu.

Jasmine yang menerima selimut pemberian Kevin pun tersenyum tipis. "Thanks," jawabnya singkat.

Kalau boleh jujur, Jasmine sungguh tidak paham alur film yang sekarang terputar di depannya. Eternals adalah bagian dari Marvel Cinematic Universe yang sangat terkenal, tapi Jasmine tak mengetahui apa-apa tentang itu. Di benaknya, jika menyangkut tentang MCU adalah Captain America dan Iron Man. Berbeda dengan Kevin yang mengikuti superhero dari Marvel itu begitu fokus menonton film ini. Hm, Jasmine tak mau ambil pusing sebenarnya. Di sini dia hanya bertugas 'menemani' Kevin untuk menonton. Bila dia menolak, pasti ada saja ribuan alasan pria itu untuk membujuknya.

×

Belum 30 menit film ini terputar, Kevin yang terpusat pada layar lebar di depannya tak menyadari coca-cola yang dia pesan telah habis. Bahkan saking tak ada sisa, Jasmine bisa mendengar Kevin menyeruput sedotan minumannya. Menyadari itu, Jasmine yang sudah menduga kalau minuman dan popcorn sekecil itu tak akan cukup menemani nonton film durasi 2 jam 37 menit ini menghela nafas pelan. Gadis itu lantas mendorong sweet glazed berukuran large dan lemon tea dengan ukuran yang sama miliknya agar bisa berbagi dengan Kevin.

"Nih, minum. Tapi jangan dihabisin!" tegur Jasmine.

Di tengah kegelapan yang menyelimuti ruang teater ini, Kevin yang tak menyangka Jasmine menawarkan minumannya melirik ke samping. Ditatapnya Jasmine dalam diam karena gadis itu menunjukkan kepedulian terhadapnya. Sudut bibir Kevin membentuk busur berkat tawaran Jasmine barusan. Dia pikir Jasmine adalah ratu apatis, tetapi masih ada kebaikan dalam dirinya. Hal ini membuat Kevin semakin percaya diri bahwa dirinya bisa masuk ke celah agar Jasmine bisa menerima kehadirannya dan bahkan menganggapnya sebagai orang yang spesial.

"Thank you, Princess." Kevin berucap tulus.

"Hm, sama-sama."


Di saat adegan film mulai memanas, tak Kevin sangka ternyata Jasmine diam-diam malah ketiduran karena gadis itu tak begitu menikmati film yang diputar. Kevin merasa bersalah karena dia salah mengajak Jasmine untuk nonton film ini bersamanya. Melihat Jasmine yang memposisikan kursinya menjadi tempat tidur dan perempuan itu terlihat meringkuk karena kedinginan, membuat Kevin beranjak dari kursinya untuk menyelimuti gadis itu. Namun, yang tidak Kevin ketahui, sebenarnya dari tadi Jasmine tak terlelap. Wanita itu hanya memejamkan matanya karena dia tak menikmati film ini. Mengejutkan baginya ketika dia menyadari bahwa Kevin memberikan perhatian lebih kepadanya kendati dirinya tak pernah bersikap baik kepada pria itu. Hal ini lantas membuat jantung Jasmine berdetak lebih kencang daripada biasanya.

"Jangan baper, Smine. Jangan baper!" batin Jasmine.

×

Semua penonton beranjak dari kursi masing-masing usai post credit yang dinanti tiap penghujung film MCU ditayangkan. Dikala yang lain mulai berdiri meninggalkan teater, hanya Kevin dan Jasmine yang masih terpaku di kursi empuk mereka. Usai melihat post credit, Kevin menengok ke samping dan mendapati Jasmine—kali ini sungguhan—tidur. Mau tak mau dia harus membangunkan Jasmine agar mereka bisa keluar dari tempat ini bersama-sama.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang