[44] Intrigue: Hebetude

574 49 9
                                    

"Smine, gimana?!"

Baru saja keluar dari ruang dosen, Jasmine ditodong kepastian oleh Yuki dan Nichola yang menunggu di luar. Kedua teman itu sengaja menanti Jasmine karena mereka penasaran akan satu hal. Hari ini Jasmine ada jadwal bimbingan dengan pembimbingnya. Bimbingan bukan sembarang bimbingan. Sesuai janji dosen pembimbingnya waktu itu apabila Jasmine telah memperbaiki beberapa poin yang telah dicatat sebelumnya, dia bisa saja mendapatkan lampu hijau untuk sidang. Hasilnya, siang ini Jasmine benar-benar mendapatkan tanda tangan kedua dosen pembimbingnya yang telah mengizinkannya untuk daftar sidang skripsi!

"Gue sidang, guys!" seru Jasmine yang tak bisa menutupi kebahagiaan.

"Aaaaa, Jasmine! Congrats!"

Yuki yang ikut senang perjuangan Jasmine hampir berakhir memeluk sahabatnya. Begitu juga dengan Nichola yang mau mencuri kesempatan. Untung saja Jasmine peka, sehingga alih-alih menyambut rangkulan Nichola, Jasmine malah menghadiahkan pria itu dengan tepukan keras di bahunya.

"Gue juga mau ikutan pelukan, weh!" cerocos Julian sambil mengusap bahunya yang disambar Jasmine.

"Najis pelukan sama lo!" cibir Jasmine.

"Hush, ngapain ribut, sih? Ini Jasmine acc, loh. Huaaaaa akhirnya bisa jahit baju wisuda, Smine!"

Jasmine Kamila tertawa renyah mendengar penuturan Yuki. Gadis petite itu tidak sepenuhnya salah, sih. Hanya saja Jasmine tidak bersemangat memikirkan itu. Perasaannya memang lega karena dosen pembimbingnya telah menandatangani lembar pengesahan skripsinya. Namun, Jasmine diselimuti rasa takut untuk menghadapi sidang nanti.

"Tapi gue takut, guys," ujar Jasmine mengutarakan ketakutannya akan sidang.

"Kok takut? Ih, lo bisa!" ucap Yuki menyemangati sahabatnya.

"Santuy, Smine. Kalo butuh bantuan lo bisa nanya Julian kan soalnya dia udah sidang duluan...."

Ucapan Nichola terdengar pelan di akhir setelah dia ingat bahwa dia salah bicara. Pria itu menepuk mulutnya sendiri sedangkan Yuki berusaha mengalihkan pembicaraan supaya mereka tidak mengungkit apa pun tentang Julian.

"Nanti jahit bajunya di tempat langganan gue aja, Smine. Murah, tapi bagus kok!" ujar Yuki yang kembali membicarakan soal kebaya untuk wisuda.

"Iya, nanti deh kalo gue udah nemu model yang pas," balas Jasmine mengiyakan saran dari Yuki.

×

Untuk persiapan sidang, ada banyak hal yang harus Jasmine siapkan selain mentalnya. Ialah berkas-berkas administrasi yang harus dia serahkan kepada fakultas supaya persidangannya segera diproses. Selagi Jasmine menunggu hasil cetakan skripsi serta lembaran syarat yang lain, gadis itu membuka Pinterest untuk mencari inspirasi kebaya wisuda nanti. Memikirkan bahwa dia bisa saja wisuda bulan April nanti membuat jantung Jasmine berdebar-debar. Ia kini menggulir berbagai macam referensi yang ada sampai akhirnya Jasmine melihat ada foto pasangan yang merayakan kelulusan mereka bersama.

Seketika pikiran Jasmine melayang pada hal lain. Ia mendadak kepikiran soal Keviansyah yang tidak kelihatan wujudnya. Ya, terakhir kali Jasmine melihat Kevin adalah tragedi malam itu dan sampai detik ini Jasmine belum melihat lagi batang hidungnya. Bahkan, Jasmine lebih memilih untuk membeli keperluan Mickey di pet shop lain karena tidak ingin berpapasan dengan Kevin. Membicarakan soal sidang dan wisuda, tentunya cukup identik dengan Kevin. Selama ini Kevin selalu berharap untuk bisa wisuda bersamanya. Namun siapa sangka, kejadian yang menimpa mereka membuat angan-angan itu tampak sirna.

Jujur, Jasmine merindukan orang yang menjadi bagian dalam proses skripsiannya itu. Meski bayangan mengenai muntah itu sering muncul di mimpinya, tapi Jasmine tak dapat menyangkal bahwa dia merindukan Keviansyah Elvano Putra. Ingin rasanya Jasmine menghubungi Kevin dan memberitahunya bahwa dia sudah mendapatkan acc dari dosennya-tak lupa disertai ledekan supaya Kevin iri dan ikut terpacu mengerjakan skripsinya. Sayangnya, Jasmine tak punya nyali karena beberapa saat belakangan ini, Kevin-lah yang menghindarinya. Jasmine pun cuma bisa tersenyum kecut lalu kembali fokus dengan apa yang dia cari di internet daripada memikirkan Keviansyah.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang