[19] Intrigue: Specious

659 57 18
                                    

Dddrrrttt....

Bunyi nyaring dan getaran yang berasal dari alarm handphone sukses membangunkan Jasmine yang terlelap. Hal pertama yang dilakukan Jasmine saat bangun tidur adalah meraba tempat tidurnya untuk mencari sumber alarm. Begitu tangannya meraih ponselnya yang ada di atas ranjang, Jasmine mematikan alarm dan membuka matanya untuk melihat jam berapa sekarang.

Ternyata pukul 6 pagi. Jasmine pun menguap sejenak sebelum akhirnya mengecek notifikasi ponselnya yang telah dia abaikan selama 9 jam. Saat Jasmine melihat banyak pesan yang didapatnya dari WhatsApp, Jasmine mengira ada pengumuman di grup kelas bahwa kelas diliburkan hari ini.

Faktanya, seorang kontak membanjiri WhatsApp-nya dengan pesan. Itu Kevin, yang dikutuknya tadi malam karena tidak menghubunginya setelah ciuman itu. Penasaran dengan pesan apa yang dikirim Kevin hingga pesan tersebut berakhir dengan tulisan "Woy", Jasmine buru-buru mengecek chat Kevin.


Keviansyah Elvano Putra
I miss you
Jasmine
Jas?
Princess?
Bisa ketemu ga malam ini?
Mau ngomong....
Gue kangen
Read mulu, bales kaga
Lo sengaja ye ghostingin gue habis ciuman?
Jahat 🙄
Gara-gara cipokan kemarin gue degdegan mulu nih
Tanggung jawab dong lo
Danggggg I miss us
Jasmine😬😬😬😬😬
Woyyyyyyyyyyy


"Astaga! Apaan, sih?!"

Jasmine memang berharap Kevin menghubunginya, tapi bukan seperti ini caranya!

Bisa-bisanya saat dia baru membuka mata, hal pertama yang ada dipikirannya adalah ciuman. Apalagi pesan Kevin begitu blak-blakan sehingga membuat Jasmine salah tingkah karena bingung harus membalas apa.

"Ah, bodo amat! Gak gue bales!" rutuknya memilih untuk mengabaikan pesan-pesan Kevin.

×

Setelah membereskan rumah dan memasak sarapan simple untuk dia dan ayahnya, Jasmine pun bersiap untuk ke kampus. Kalau tidak naik ojek online, Jasmine pergi kuliah diantar oleh ayahnya. Pulangnya juga menggunakan ojek online. Begitulah keseharian anak tunggal itu sebab dirinya tak pernah diizinkan ayahnya untuk membawa kendaraan pribadi. Jasmine terkadang iri dengan teman-temannya yang bisa membawa motor atau mobil sendiri. Namun karena dia tahu maksud ayahnya baik, Jasmine berusaha ikhlas. Ayahnya hanya tidak mau kehilangan dirinya dengan cara yang sama seperti ibunya dulu, yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas saat membawa kendaraan roda dua sendiri.

"Jasmine kuliah jam berapa?" tanya Bram, ayah Jasmine.

"Masuk jam 8, Yah."

"Ayah antar?"

Jasmine yang lagi mengunyah nasi goreng di mulutnya mengangguk sembari tersenyum. Lumayan jika dirinya diantar oleh ayahnya, dia bisa menghemat ongkos.

"Iya, dong! Kalo bukan Ayah yang ngantar, siapa lagi?" kekeh gadis itu.

"Mana tau kamu punya pacar," balas Bram.

Jasmine hanya bisa menggelengkan kepala untuk menyangkal omongan ayahnya. Tidak mungkinlah, batin Jasmine. Mustahil juga jika calon pacarnya—Julian—menjemputnya ke rumah. Rumah Julian cukup dekat dengan kampus, berbeda dengan rumahnya yang ada di bilangan Jakarta Selatan.

"Oke, Ayah siap-siap dulu, ya!" ujar Bram yang langsung beranjak untuk mengganti pakaiannya.

×

Jasmine berlari terburu-buru menaiki anak tangga ketika dia menyadari jam sudah menunjukan pukul 8 pagi. Bisa gawat jika dia terlambat di kelas ini. Ini dikarenakan jalanan yang bisa dia lalui dan normalnya ditembuh 20 menit terkendala macet akibat ada kecelakaan. Akibatnya, Jasmine pun sampai di kampus lewat 10 menit dari jam 8.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang