[40] Intrigue: Split-up

641 56 14
                                    

Makan, tidur, revisi, drakor, part time. Begitulah keseharian Kevin sejak resmi menjadi mahasiswa semester 8. Karena tidak ada kegiatan lain di kampus selain bimbingan dan mengurus administrasi, Kevin menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Pilihan hiburan Kevin yang terbatas juga memaksanya untuk menghabiskan waktu di depan laptop menonton drama Korea hingga pagi hari—karena hanya memiliki wifi dan akun berlangganan premium yang telah dibelinya sejak lama.

Sama halnya pagi ini, Kevin yang baru tidur jam 6 pagi masih terlelap di kasurnya. Ia lupa kalau ada janji dengan seseorang pukul 11 ini sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat. Hingga akhirnya Kevin yang lagi berada di dalam mimpinya terbangun ketika mendengar bunyi nada dering teleponnya. Meski dia terbangun karena suara telepon masuk, mata Kevin masih terpejam. Dia meraba ponselnya yang ada di dekat bantalnya hingga menemukan gawai tersebut. Kevin yang masih setengah sadar mengangkat panggilan. Ia hanya menyapa ala kadarnya hingga akhirnya suara dari seberang sana otomatis membuat matanya melek.

"Halo?" sapa Kevin dengan suara parau.

"Halo, Kevin. Ini gue udah sampe nih di pet shop lo. Bener kan namanya Havin Petshop di depan Green House?"

Shit. Keviansyah mengumpat pelan saat mendengar pertanyaan si penelepon. Dengan mata masih kabur, Kevin membaca nama kontak yang tertera. Ternyata peneleponnya adalah Sonia, yang sudah membuat janji dengannya pada pukul 11.

"O-oh bener, kok. Lo udah di depan, ya? Tunggu dulu ya, Nia."

Kevin yang biasanya bermalas-malasan di tempat tidur sebelum mengumpulkan nyawanya tak sempat untuk itu siang ini. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya walaupun tubuhnya sedikit linglung karena masih sangat mengantuk.

"Lama gak, Vin? Lo masih di rumah, ya?"

Kevin yang berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka berusaha meminta keringanan waktu dari Sonia.

"Iya, gue masih di rumah, tapi rumah gue dekat, kok. Kasih gue waktu 10 menit ... eh, 5 menit. Tunggu, ya, Cantik!"

"Oh, iya deh, gue tunggu."

"Thank you!"

Tanpa mendengar jawaban dari Sonia, Kevin mematikan sambungan telepon dan melempar ponselnya ke atas kasur. Setelah itu dia pun masuk ke kamar mandi untuk membasuh muka dan sikat gigi sebelum menemui Sonia yang sudah sampai di pet shop maminya.

×

Secepat kilat Kevin bersiap untuk menemui Sonia yang hari ini datang untuk meminta data—guna keperluan penelitiannya. Kevin bahkan tidak sempat untuk memakai pomade. Dia hanya menutupi rambutnya yang acak-acakan dengan beanie pemberian Jasmine. Dari rumah Kevin pun berlari menghampiri Sonia yang terlihat berdiri sendirian di depan toko.

"Sorry Sonia, gue baru bangun soalnya semalam begadang skripsian. Hehehe."

Baru datang, Kevin langsung memberikan alasan palsu tanpa diminta oleh gadis itu. Sonia bahkan tak mempermasalahkan itu. Wanita itu hanya tersenyum kecil dan berusaha memaklumi Kevin.

"Rumah lo dekat banget ya dari sini?" tanya Sonia berbasa-basi.

"Itu rumah gue," jawab Kevin sambil menunjuk ke arah rumahnya.

Mengetahui bahwa rumah Kevin memang sedekat itu dari pet shop ini, mulut Sonia pun membulat. Selain itu, ia juga takjub melihat rumah mewah milik Kevin yang terletak di kawasan elite Kuningan ini. Benar dugaannya kalau Kevin bukan sembarang orang, batin Sonia.

"Eh, ya masuk dulu!" ajak Kevin.

Keviansyah membukakan pintu pet shop-nya untuk Sonia—yang ditanggapi dengan senyuman olehnya. Setelah Sonia melangkah ke dalam, barulah Kevin menyusul masuk ke toko tersebut.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang