Bagian 3: Dewi Afrodit (2)

190 30 4
                                    

"Halo?"

"Hei!" Seungwan melambaikan telapak tangannya ketika panggilan videonya sudah tersambung dengan sang sahabat.

"Ooh~ hahaha, heii!" Sooyoung terkekeh pelan dengan tangannya yang balas melambai ke arah Seungwan.

"Sudah makan malam?" tanya Seungwan.

"Sudah~ kau juga sudah, kan?"

"Tentu saja."

"Eh, kau sedang apa sekarang?"

"Mengerjakan tugas," jawab Sooyoung menggantung kalimatnya. Ia membalikkan kamera ponselnya, menunjukkan setumpukkan buku berisi tugas-tugas sekolahnya. "Huhuhu, banyak sekali tugasku hari ini," rengek Sooyoung di sebrang sana.

Seungwan terkekeh pelan. "Wajar saja. Kau sudah sudah berada di tahun ajaran ketiga sekarang."

"Mau aku bantu mengerjakan tugasmu?" tawar Seungwan yang tentu saja langsung disetujui oleh Sooyoung. Ini kesempatan bagus bagi Sooyoung. Apalagi sahabatnya ini pemegang peringkat nomor 1 di sekolah.

Acara panggilan video mereka seketika berubah menjadi acara belajar-mengajar. Seungwan dengan baik menjelaskan pertanyaann-pertanyaan yang menurut Sooyoung sulit. Penjelasan sahabatnya itu sangat mudah dipahami oleh si gadis Park.

Kendati ia bisa mencari penjelasan tentang soalnya secara praktis di internet, penjelasan dari Seungwan terdengar lebih akurat. Lagipula, tidak selamanya penjelasan yang berada di internet benar-benar akurat.

Sooyoung benar-benar berterima kasih pada Seungwan. Berkatnya, tugas milik Sooyoung selesai secara cepat.

Karena masih ada waktu sebelum jam tidur mereka, keduanya memutuskan untuk melanjutkan mengobrol.

"Hei, Sooyoung. Tadi aku bertemu seorang gadis cantik di Universitas," kata Seungwan.

"Oh, ya?"

Seungwan menganggukkan kepalanya. "Iya. Dia sangat-sangat cantik. Rasanya aku seperti melihat Dewi Afrodit, tahu."

"Apa menurutmu aku bisa bertemu dengan gadis itu lagi, Sooyoung?" tanya Seungwan meminta pendapat sahabatnya.

"Mungkin? Jika takdirnya, kalian pasti akan bertemu lagi," jawab Sooyoung.

"Jangan bilang, kau akan mengencaninya?" Seungwan tersenyum menanggapi pernyataan Sooyoung. Sooyoung yang mengerti maksud sahabatnya, memutar bola matanya.

"Aku harap kau tidak berkencan dengan gadis aneh lagi," ucap Sooyoung.

"Apa maksudmu?"

"Ayolah, Seungwan. Kau tidak mungkin lupa, kan, dengan gadis aneh yang kau kencani saat kelas 11?" Seungwan mengerenyit bingung. Gadis mana? Pikirnya.

"Ah, iya... gadis itu." Seungwan menggumam lirih tepat kala otaknya berhasil memutar memori masa lalunya.

"Lupakan. Kau tahu, Sooyoung? Rasanya aku ingin pergi saja dari bumi ketika bertemu dengan gadis itu," ujar Seungwan, mengubah topik pembicaraan.

"Kenapa?"

"Karena kupikir ia tersenyum dan melambai ke arahku. Jadi tanpa pikir panjang, aku membalas lambaiannya. Aku baru sadar ketika ia meneriakkan nama yang sama sekali tidak kukenali."

"Dan kau tahu? Rupanya ia melambai ke seorang gadis yang berada di belakangku!"

"Pfftt- hahahaha!" Sooyoung tertawa terbahak-bahak mendengar cerita sahabat mungilnya. Bisa-bisanya gadis dengan marga 'Son' itu melakukan tindakan konyol tersebut.

𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang