Bagian 26: Zona Nyaman

89 22 3
                                    

"Aku...."

"Tidak tahu...."

Senyuman yang tercetak di wajah Sungjae perlahan tergantikan dengan raut bingungnya.

Sooyoung melepas genggaman Sungjae dan berkata, "Bisa berikan aku waktu?"

Senyuman kembali mengembang di wajah Sungjae. Rupanya masih ada kesempatan untuknya.

"Tentu saja," ucap Sungjae membalas perkataan Sooyoung.

Kecanggungan tahu-tahu saja sudah menyelimuti suasana di antara dua orang itu. Keduanya sama-sama tidak tahu harus bertingkah bagaimana.

"Eng... mau?" tawar Sooyoung dengan tangannya yang menyodorkan permen kapasnya.

"Tidak, terima kasih. Itu sungguh-sungguh untukmu, kok," tolak Sungjae.

"O-oh...."

"Hmm, mau naik wahana lainnya?" ajak Sungjae.

"Ayo," sambut Sooyoung.

Mereka pun lantas melangkahkan kaki mereka menuju sebuah wahana yang ada di sana.

Mereka pun lantas melangkahkan kaki mereka menuju sebuah wahana yang ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Teman-teman, kalian masih ingat Kim Taehyung?"

"Si populer dari klub drama itu?"

Chaeyoung menganggukkan kepalanya mendengar tebakan Yerin. "Kemarin aku bertemu dengannya, loh," kata Chaeyoung, "dia sedang shooting sebuah iklan minuman soda."

"Oh! Pantas tadi pagi saat aku melihat iklan minum soda aku seperti mengenal modelnya. Rupanya si Kim Taehyung itu~" ucap Yerin.

"Iya, kan~?"

"Oh ya, aku juga sempat berbincang dengannya kemarin. Katanya, dia merindukan kalian."

"Merindukan 'kalian' atau Sooyoung~?" celetuk Yerin seraya melirik ke arah gadis yang ia sebutkan namanya. Dia memang sengaja menggoda temannya itu.

Chaeyoung terkikik sebelum membalas, "Yah~ Taehyung bilang dia memang lebih merindukan Sooyoung, sih~"

"Katanya, kalau bisa ia ingin bertemu denganmu lagi." Chaeyoung berucap pada Sooyoung.

"Andai kau menerima Taehyung waktu itu, sekarang kau pasti menjadi kekasih dari seorang model," ujar Yerin yang hanya dibalas dengusan geli oleh lawan bicaranya.

Omong-omong soal itu, Sooyoung jadi kembali teringat dengan kejadian 1 hari yang lalu. Kejadian di mana Sungjae menembaknya. Sampai sekarang, Sooyoung sendiri masih bingung harus menanggapi seperti apa pernyataan rasa tersebut.

"Yerin, Chaeng," panggil Sooyoung kepada dua temannya. Dua temannya–Yerin dan Chaeyoung–lantas memberikan atensi mereka pada Sooyoung.

"Aku ingin cerita."

Drrk!

Suara itu ditimbulkan dari kursi milik Yerin yang bergesekkan dengan lantai. Niatnya, ia ingin berada lebih dekat dengan Sooyoung supaya dapat mendengar jelas cerita temannya. Ia menyengir saat bertemu pandang dengan tatapan datar Sooyoung.

"Jadi kau ingin cerita apa?" tanya Yerin seiring ia menumpu dagunya menggunakan dua telapak tangannya. Chaeyoung yang berada di sebrang meja dua temannya ikut memasang telinganya guna mendengarkan cerita Sooyoung dengan saksama.

"Begini, kemarin Sungjae menembakku–"

"Sst! Jangan memotong!" seru Sooyoung saat dua temannya hendak memekik heboh. Dua temannya itu langsung menutup rapat-rapat bibir mereka, menuruti apa yang diperintahkan Sooyoung.

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, Sungjae menembakku. Tapi, aku tidak tahu bagaimana harus menanggapinya."

"Jujur saja, aku nyaman berada di dekat Sungjae. Dia baik juga teman mengobrol yang asyik. Beberapa kali juga kami memiliki kegemaran yang sama."

"Hanya saja... getaran apapun yang biasa orang-orang rasakan dalam hati mereka saat jatuh cinta, aku tak pernah merasakannya. Walaupun begitu, sekali lagi, rasanya tetap nyaman berada di sisi Sungjae."

"Aku ingin menolak Sungjae, tapi ada sedikit dari hatiku yang meminta untuk tidak menolaknya. Dan sekarang aku benar-benar bingung harus melakukan apa...."

"Aku pikir itu karena kau sudah terlalu menyayangi Yook Sungjae sebagai temanmu. Ada perasaan tak enak jika kau harus menolaknya. Kau bilang kau nyaman berada di dekat Yook Sungjae tanpa merasakan getaran apapun di hatimu, kan?" kata Chaeyoung panjang lebar, mengungkapkan pikirannya.

"Aku setuju," ujar Yerin.

"Aku tidak tahu apa kata hatimu. Yang pasti, apapun keputusanmu–entah itu menolaknya atau menerimanya–aku ingin kau tegas dengan perasaanmu. Kau mengerti, kan, Sooyoung?" kata Chaeyoung lagi.

"Dan kau juga harus ingat soal konsekuensi yang akan kau dapatkan jika menolak Yook Sungjae. Tapi aku harap kau tidak menjadikan konsekuensi itu sebagai penghalang untuk perasaanmu yang sesungguhnya," tambah Yerin.

Sooyoung hanya diam, membiarkan teman-temannya itu untuk memberikannya saran, sedang ia mendengarkan secara saksama.

Semua yang keluar dari mulut Chaeyoung maupun Yerin tidaklah salah. Sooyoung sudah terlanjur nyaman akan zona pertemanannya dengan Sungjae. Dia sendiri tentu saja memikirkan konsekuensi yang sudah dikatakan oleh Yerin sebelumnya. Dan itu semua jadi mengingatkannya dengan hubungan persahabatan miliknya yang renggang.

Kalut sudah pikirannya sekarang. Kalut atas hubungannya dengan sang sahabat dan kalut akan perasaannya pada Sungjae. Rasa-rasanya, kepala Sooyoung bisa meledak sekarang juga memikirkan semua itu....

Bersambung...

Wah, pada galau semua 👁👄👁

Vote dan komen kalau kalian suka bab ini:>

Share atau tambahin cerita ini ke reading list kalian. Kasih tahu orang-orang kalau masih ada FF WenJoy di dunia oren ini:D

Terimakasih!!

𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang