Bagian 32: Lee Jieun

109 23 7
                                    

"Ah, Sooyoung? Ada apa?"

"Hari ini kau senggang? Bagaimana jika kita pergi menonton film? Aku tahu film yang bagus!"

"Eng... maaf. Aku sudah mempunyai janji dengan Jieun."

"Oh...."

"Oke. Selamat bersenang-senang kalau begitu!"

Ini sudah ketiga kalinya ajakan Sooyoung ditolak. Dari ketiganya, semuanya memiliki alasan yang sama. Sang sahabat sudah memiliki janji dengan gadis bernama Lee Jieun itu.

Ada rasa jengkel karena Lee Jieun selalu memiliki janji terlebih dahulu dengan Seungwan. Apa gadis itu tak memiliki acara lain?

Sooyoung pikir setelah mereka berbaikan di depan minimarket itu, keduanya bisa menghabiskan waktu bersama seperti sebelumnya. Nyatanya tidak seperti itu. Seungwan semakin menjauh.

Di saat sedang menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan jengkel, sebuah pikiran terlintas di benaknya. "Apa ini yang dirasakan oleh Seungwan saat aku terus membahas Sungjae?"

"Dengar, aku tidak bermaksud apa pun, Sooyoung. Tapi... kau dan Senior Seungwan sudah lama bersama. Tak menutup kemungkinan kau tak merasakan hal lain itu. Kau tahu, kan, maksudku?"

Dan di saat yang bersamaan, ucapan Lisa di taman waktu itu juga terlintas di benaknya.

"Hm, hal lain, ya...?" Sooyoung bergumam pada dirinya sendiri.

Sooyoung paham. Sungguh paham dengan 'hal lain' yang Lisa maksud itu. Namun, Sooyoung benar-benar tak merasakan apapun di saat bersama sahabat kesayangannya itu.

Debaran-debaran jantung, rasa gugup, atau apa pun yang selalu digambarkan dalam komik atau musik yang ia nikmati. Tak pernah sekalipun ia merasakannya.

Setelah ia ingat-ingat, sudah tiga orang–termasuk Seungwan–yang mengungkapkan perasaan kepadanya. Yang pertama ketika ia berada di kelas 10. Kim Taehyung, menembaknya.

Selanjutnya ada Yook Sungjae dan terakhir Son Seungwan. Sooyoung tak pernah benar-benar merasakan perasaan spesial itu. Semua ungkapan itu pun ia tolak.

Bahkan ketika SMP, di saat gadis-gadis seumurannya heboh membicarakan soal berkencan, Sooyoung tak pernah tertarik dengan hal tersebut.

Apa... ada yang salah denganku?

Bagaimana kalau ia tidak dapat jatuh cinta dengan siapa pun? Bukankah itu... tidak normal?

Sooyoung menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak! Itu tidak benar! Sooyoung hanya belum bisa menemukan orang yang benar-benar memikat hatinya. Iya, pasti suatu hari Sooyoung pun akan bertemu dengan belahan jiwanya....

Suasana hening bercampur dengan kecanggung tengah menyelimuti ruang tamu di kediaman milik Seungwan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hening bercampur dengan kecanggung tengah menyelimuti ruang tamu di kediaman milik Seungwan. Tampak Sooyoung yang hanya terdiam memandangi seorang gadis di sofa sebelahnya. Dengan anggun gadis itu menyesap teh yang disediakan. Gadis itu ialah Lee Jieun.

Sial. Si gadis Lee sungguh cantik. Sooyoung merasa rasa percaya dirinya menurun sekarang.

Jadi tadi sepulang ia dari sekolah, Sooyoung berjalan ke mansion sahabatnya. Ia berniat untuk sekadar berkunjung saja. Namun secara kebetulan, Seungwan baru saja kembali dari kampusnya bersama Jieun. Dan Jieun pun turut berkunjung ke mansion tersebut.

"Jadi, kau sahabatnya Seungwan, ya?" ucap Jieun setelah menyesap teh miliknya.

"Ah, iya," jawab Sooyoung. Sebisa mungkin dirinya menatap lurus ke arah sang lawan bicara. Entah menagapa, rasanya ia tak memiliki kepercayaan diri untuk menatap Lee Jieun.

"Di mana rumahmu?"

"Tidak terlalu jauh. Dari sini, aku hanya perlu menaiki satu bus lagi."

"Wah, cukup dekat, ya?"

"Iya."

"Kau– ah maksudku, apa kakak sendiri teman fakultas Seungwan?"

"Bukan, aku berada di fakultas yang berbeda dengannya. Ah, kami bertemu melalui kencan buta. Kau kenal Bae Joohyun?" Sooyoung mengangguk, membenarkan.

"Gadis itu yang membuat kencan itu."

"Teman-teman, maaf membuat kalian menunggu," potong Seungwan yang tahu-tahu sudah duduk di samping Jieun.

"Oh, Sooyoung? Kenapa tidak meminum tehmu? Ah, apa kau ingin jus? Aku bi–"

"Tidak perlu." Sooyoung menghentikan pertanyaan bertubi-tubi dari sahabatnya itu. Kemudian ia langsung meminum teh yang ada di hadapannya.

"Benar, bukumu!" kata Seungwan setelah bertemu tatap dengan netra Jieun. "Bibi Jung? Bibi Jung?" Seungwan segera memanggil Bibi Jung dan memintanya untuk mengambilkan buku yang Seungwan pinjam dari Jieun.

"Hee~ kau tidak perlu mengembalikannya sekarang. Aku tidak masalah jika kau meminjamnya dalam waktu lama," kata Jieun kepada Seungwan.

Seungwan tersenyum. "Tidak apa-apa. Lagipula aku sudah selesai," balasnya.

Pada titik ini, Sooyoung menyesal telah mengunjungi ke kediaman Seungwan. Bagaimana tidak? Sahabatnya itu justru sibuk bercengkerama dengan si gadis Lee. Ia merasa tak seharusnya berada di sana.

Tenggorokkannya seperti di ganjal sesuatu sekarang. Melihat Seungwan tertawa lepas dikarenakan Lee Jieun membuatnya... tak suka.

Akhir-akhir ini Seungwan lebih senang tersenyum tipis kepadanya. Tapi dengan Lee Jieun? Gadis itu bahkan bisa tertawa dengan bebas.

Sooyoung sedih. Ia ingin menangis, tapi itu akan menjadi memalukan. Jadilah Sooyoung hanya diam menyimak pembicaraan dua gadis itu.

-🐥-

Sang dewi malam telah berada di atas langit untuk menyinari gelapnya bumi. Jieun pun memutuskan pamit pulang.

"Uhm, Sooyoung? Bagaimana kalau kau pulang bersamaku? Aku bisa mengantarkanmu jika kau tak keberatan," ajak Jieun kepada Sooyoung.

"Aku akan menginap di sini," balas Sooyoung sekaligus untuk menolak ajakkan Jieun.

"Eh? Tapi, kan, besok kau masih sekolah, Sooyoung," ujar Seungwan kebingungan.

"Biar saja. Kita, kan, sahabat. Jadi aku boleh menginap di sini, bukan?" sahut Sooyoung seraya menarik tubuh Seungwan untuk mendekat ke arahnya.

"Eng... baiklah."

Sooyoung tersenyum senang lantaran sang sahabat menyetujuinya untuk menginap di sini. Padahal, itu bukan niat awal Sooyoung kemari.

"Oke. Aku pamit kalau begitu. Daah."

"Daah!" Sementara Seungwan membalas lambaian tangan Jieun, Sooyoung hanya diam memerhatikan saja gadis yang sudah hilang di balik pintu itu.

Bersambung...

Vote dan komen kalau kalian suka bab ini:>

Share atau tambahin cerita ini ke reading list kalian. Kasih tahu orang-orang kalau masih ada FF WenJoy di dunia oren ini:D

Terimakasih!!

𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang