Bagian 37: Membuktikan Perasaanku Kepadanya

128 21 3
                                    

Kaki jenjang Sooyoung terus membawanya berlari menyusuri jalanan. Sedikit lagi ia akan tiba di halte bus. Namun sayang, Sooyoung terlambat menaiki bus tersebut. Ia tak ingin membuang-buang waktunya untuk menunggu bus selanjutnya tiba, jadilah ia kembali berlari.

Pada titik ini, Sooyoung mengutuk dirinya karena tidak menggunakan sepeda miliknya. Tapi sudah terlambat baginya untuk kembali ke rumah dan mengambil sepedanya.

Bagai menemukan sebongkah harta karun, mata Sooyoung berbinar saat menangkap sebuah sepeda yang terparkir begitu saja di pinggir jalan. Dengan segera ia menghampiri sepeda tersebut.

Saat hendak menaiki sepeda tersebut, seorang kakek muncul dan memarahi Sooyoung yang ia kira akan mencuri sepedanya.

"Ah, kakek! Aku pinjam sepeda kakek sebentar saja! Aku akan mengembalikannya nanti, aku janji!!" ujar Sooyoung yang dengan tidak sabaran langsung menaiki sepeda milik kakek itu.

"Hei! Kembali kemari, kau bocah sialan!!!" pekik si kakek tanpa dipedulikan oleh Sooyoung. Gadis jangkung itu tetap mengayuh sepeda si kakek.

Kendati kakinya terasa sakit, Sooyoung tidak menyerah dan terus melanjutkan perjalanannya ke suatu tempat. Napasnya memburu dikarenakan hal tersebut.

Akhirnya! Sooyoung tiba di tempat tujuannya. Setelah memarkirkan sepedanya, Sooyoung berjalan untuk memencet bel dari tempat tersebut.

"Sooyoung?" Belum sempat dirinya memencet bel, sosok yang ingin ditemuinya telah membukakan gerbang.

"Seungwan!" Teriakan Sooyoung yang terlampau kencang itu membuat sang pemilik nama terlonjak.

"A-ada apa?" bingung Seungwan.

Grep!

Sooyoung menggengam lengan kanan Seungwan yang tidak memegang sebuah kantong plastik hitam. "Aku merasakannya! Rasa gugup, debaran-debaran jantung, juga rasa frustasi dan senang itu, Seungwan!" katanya langsung.

"H-hah?" Seungwan masih kebingungan dengan apa yang dimaksud si gadis jangkung itu. Baginya, kalimat yang terlontar dari mulut Sooyoung hanyalan lanturan.

"Dengar. Aku pernah bilang bahwa suatu hari akan ada yang membalas perasaanmu dan mencintaimu dengan tulus, kan?" Seungwan mengangguk.

"Kalau boleh... izinkan aku untuk menjadi orang itu, Seungwan," ucap Sooyoung dengan nada dan tampang serius.

Seungwan tak dapat berkata apa-apa lagi. Apa ini? Apakah ia sedang bermimpi sekarang?

"Aku memang belum merasakan perasaan-perasaan yang lebih seperti yang kau rasakan, Seungwan. Tapi! Aku akan berusaha untuk menetapkan perasaanku," lanjut gadis itu.

"Satu bulan! Berikan aku waktu satu bulan untuk membuktikan dan menetapkan perasaanku kepadamu, Seungwan!"

Tuk!

"Oh?"

Tiba-tiba saja sebuah cairan padat dingin jatuh tepat di hidung Sooyoung. Membuatnya, pun Seungwan mendongak dan menemukan bahwa kini langit tengah turun salju.

Sementara atensi Sooyoung masih teralihkan dengan bulir-bulir salju yang turun dari langit, Seungwan menatap gadis jangkung di hadapannya. Tampak wajah gadis itu memerah. Seungwan sendiri tidak yakin penyebab wajahnya memerah, apakah itu dikarenakan suasana musim dingin atau pengakuan Sooyoung tadi.

"Ayo masuk terlebih dahulu," ajak Seungwan yang mengambil kembali atensi Sooyoung. Sooyoung pun menurut.

Seusai menunggu Seungwan membuang kantong sampah yang sedari tadi ia genggam keduanya kemudian pergi ke dalam mansion.

𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang