Bagian 5: Pertanda Bagus

109 27 5
                                    

1 minggu telah berlalu. Seungwan berhasil membangun perkembangan antara hubungannya dan Bae Joohyun. Walaupun tidak terlalu sering berinteraksi, keduanya tetap memilik hubungan yang baik.

Seungwan sendiri semakin menyukai Joohyun. Tapi... ada satu hal yang membuatnya terganggu. Kang Seulgi.

Seungwan seringkali melihat melihat gadis dengan mata monoloid dan pakaian yang sedikit berantakan itu bercengkrama dengan Joohyun. Joohyun juga tampak senang ketika Kang Seulgi di sekitarnya.

Melihat pemandangan tersebut tentu saja membuat Seungwan khawatir. Bagaimana jika Joohyun dan Kang Seulgi itu memiliki hubungan yang lebih? Apalagi Seungwan sudah berniat untuk lebih serius dengan hubungannya dan Joohyun.

"Joohyun?" panggil Seungwan. Sekarang Seungwan dan Joohyun tengah berada di sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari Universitas.

"Iya?" jawab Joohyun. Gadis itu mengaduk-aduk minumannya, memberikan seluruh atensinya pada Seungwan.

"Ada yang ingin aku tanyakan."

"Tanya saja."

"Itu... apa Kang Seulgi itu... kekasihmu, Joohyun?" Seungwan bertanya dengan hati-hati. Berjaga-jaga jika Joohyun tidak tertarik pada hubungan yang ditanyakannya.

Joohyun yang hendak menyesap minumannya, menghentikan kegiatannya. Ia terkekeh pelan mendengar pertanyaan yang terlontar dari gadis di hadapannya. Jujur saja, Seungwan merasa sedikit gugup karenanya.

"Seulgi bukan kekasihku-"

Kriiingg!

Terdengar suara panggilan dari ponsel yang tergeletak di samping gelas minuman milik Joohyun. Jadi sudah pasti panggilan itu tertuju untuk Joohyun.

Joohyun mengambil ponselnya, lalu ia menoleh ke arah Seungwan seraya memberikan isyarat bahwa ia perlu mengangkat panggilan tersebut. Seungwan yang mengerti pun, mempersilahkannya. Dengan begitu, Joohyun bangkit dan berjalan ke luar kafe untuk mengangkat teleponnya.

Seungwan menggengam gelas minumannya dan mulai menyesapnya. Otaknya memutar kilas balik kalimat Joohyun yang terpotong. Katanya, Kang Seulgi bukan kekasihnya. Jadi, kalimat selanjutnya pasti, "-ia hanya temanku."

Seungwan tersenyum percaya diri. Ia yakin usahanya tak akan sia-sia untuk kali ini.

"Maaf, ya. Tadi sepupuku menelepon," ucap Joohyun yang selesai dengan kegiatan panggilannya. Dengan segera gadis itu mendudukkan dirinya di kursinya semula.

"Bukan masalah," jawab Seungwan, tersenyum manis.

"Ah, ya. Sampai di mana kita?"

"Uhm, sebenarnya kau sudah tak perlu menjawabnya lagi. Aku sudah tahu jawabannya."

"Ah, begitu, ya?" Seungwan menganggukkan kepalanya.

"Oh, ya. Apa akhir pekan ini kau kosong?" tanya Seungwan, mengganti subjek pembicaraan mereka.

"Uhm, ya. Ada apa?" Joohyun balik bertanya.

"Aku punya dua tiket bioskop. Kalau kau tidak keberatan, aku mau mengajakmu," jawab Seungwan.

"Kedengarannya bagus. Aku ikut kalau begitu," sambut Joohyun membuat Seungwan membelalakan matanya.

"Sungguh!?" Dan kali ini Joohyun yang menganggukkan kepalanya.

Dalam hatinya, Seungwan memekik senang karena Joohyun menerima tawarannya. Ini pasti pertanda yang bagus!

Seiring berjalannya waktu, obrolan demi obrolan sudah dibahas oleh Joohyun dan Seungwan. Hingga akhirnya, mau tak mau mereka harus berpisah. Ini sudah larut malam.

𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang