Sooyoung benar-benar menepati janjinya untuk membuktikan perasaannya kepada Seungwan. Tak jarang, gadis itu akan menyapa Seungwan dan menyemangatinya di pagi hari. Beberapa kali Sooyoung membuatkan bekal untuk Seungwan. Begitu pula sebaliknya.
Mengobrol melalui panggilan suara dan video, hingga bertemu tatap langsung dengan Seungwan. Semuanya Sooyoung lakukan. Sebisa mungkin ia menghabiskan waktunya dengan Seungwan dan memberikan si gadis Son waktu privasi. Ia harus mengerti bahwa Seungwan juga membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri.
Lantaran acara drama yang ditonton oleh sang ibu, Sooyoung memiliki ide untuk mengajak Seungwan melakukan kencan akuarium. Dengan sabar dirinya pun menunggu hingga akhir pekan. Kala tiba waktu yang ditunggunya, dengan semangat Sooyoung pergi menjemput Seungwan.
Sesampainya mereka di tempat tujuan, Seungwan menjadi orang yang paling bersemangat. Di sepanjang mereka melangkah, Seungwan tak henti-hentinya membuat banyak eskpresi. Rasanya gemas sekali melihat tingkah Seungwan yang seperti anak kecil itu.
"Sooyoung, lihat!" seru Seungwan seraya menunjuk sekumpulan ubur-ubur yang tampak bercahaya. Sooyoung lantas berdiri di samping gadis itu dan mulai meperhatikan sekumpulan ubur-ubur tersebut.
"Menurutmu kenapa ubur-ubur tersebut bercahaya?" tanya Seungwan.
"Uuh... aku pernah membaca tentang hal itu tapi aku tak mengingatnya."
Seungwan tertawa pelan. "Mereka bisa bercahaya dikarenakan mereka memiliki gen bernama green fluorescent protein," jelasnya.
"Ah, iya benar."
Setelah Seungwan puas memerhatikan sekumpulan ubur-ubur tadi, mereka melanjutkan langkah mereka untuk menyusuri akuarium tersebut.
Tidak terasa, keduanya sudah berkeliling di akuarium hingga siang hari. Hampir dari seluruh tempat yang tersedia pun sudah mereka susuri.
Lantaran jam makan siang telah tiba, Sooyoung membawa Seungwan ke sebuah restoran cepat saji. Seraya makan siang, mereka juga bisa menunggu pertunjukan penguin yang ingin ditonton Seungwan yang akan diselenggarakan pada pukul 13.00 nanti.
"Ingin mengunjungi toko suvenir sebelum pergi menonton?" tawar Sooyoung kepada Seungwan yang baru saja kembali dari toilet.
"Apa kita tidak akan terlambat?" Seungwan bertanya.
"Tenang saja. Lagipula masih ada cukup waktu untuk kita mengunjungi toko suvenir," jawab Sooyoung dengan tangannya yang memperlihatkan layar ponselnya kepada Seungwan.
"Hm... oke, kalau begitu!" Dengan begitu, kedua gadis itu pun berjalan menuju toko suvenir.
-🐥-
Tatkala Seungwan sedang asyik memperhatikan beberapa aksesori kepala, ia dibuat terkejut dengan sebuah kupluk yang tahu-tahu terpasang di kepalanya hingga menutupi matanya. Suara cekikikan terdengar di gendang telinganya. Ini pasti ulah Park Sooyoung!
"Uwaaah!!" Seungwan segera melepaskan kupluk tersebut dan memasangnya ke kepala gadis yang mengusilinya. Kini gilirannya untuk tertawa.
Sooyoung memasang tampang merengut sesaat ia telah melepas kupluk tersebut ke arah Seungwan.
"Itu sebabnya kau jangan mengusiliku, Park Sooyoung," ujar Seungwan.
"Iti sibibnyi ki jingin mingisiliki, Pirk Siying!" Masih dengan tampang merengut, Sooyoung menirukan kata-kata Seungwan tadi dengan nada mengejek. Seungwan sendiri tidak mengetahuinya karena ia sudah berpindah ke etalase tempat boneka-boneka dipajang.
Diletakannya kupluk tadi ke tempat semula, kemudian dirinya pergi menyusul Seungwan ke tempat boneka.
Indra penglihatannya menangkap sosok Seungwan yang tengah tersenyum sembari memegangi sebuah boneka penguin. Ia langsung bergegas menghampiri si gadis Son.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢
Hayran Kurgu[ᴠᴇʀsɪ ʀᴇᴠɪsɪ] sᴏᴜʟᴍᴀᴛᴇ; ᴋᴇᴛɪᴋᴀ ᴅᴜᴀ ʙᴇʟᴀʜ ᴊɪᴡᴀ ᴛᴇʟᴀʜ ᴅɪᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴋᴀɴ, ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ ᴀᴋᴀɴ sᴀʟɪɴɢ ᴍᴇʟᴇɴɢᴋᴀᴘɪ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴅᴀᴘᴀᴛ ᴅɪᴘɪsᴀʜᴋᴀɴ. -------------------- ᴘᴀʀᴋ sᴏᴏʏᴏᴜɴɢ ᴅᴀɴ sᴏɴ sᴇᴜɴɢᴡᴀɴ ᴀᴅᴀʟᴀʜ sᴇᴘᴀsᴀɴɢ sᴀʜᴀʙᴀᴛ sᴇᴊᴀᴋ ᴋᴇᴄɪʟ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ sᴀɴɢᴀᴛ ᴅᴇᴋᴀ...