Ini hari Sabtu. Dikarenakan sang ibu yang mengomelinya untuk tidak hanya bermalas-malasan di sofa, gadis dengan nama lengkap Park Sooyoung itu memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota. Kebetulan dirinya juga hendak mengembalikan sebuah buku yang sempat ia pinjam di sana.
Setelah selesai dengan urusan pengembaliannya, Sooyoung mengelilingi perpustakaan itu. Siapa tahu saja ia menemukan buku yang menarik. Matanya mengedar ke sekeliling perpustakaan seiring kakinya melangkah. Hingga matanya menangkap sosok seorang gadis mungil tengah kesusahan mencapai sebuah buku yang terletak cukup tinggi.
"Ini, nona." Sooyoung berujar setelah mengambilkan buku yang diinginkan gadis tadi. Matanya membulat saat gadis yang ditolongnya menoleh.
"Sooyoung...," gumam gadis itu.
Sooyoung tersenyum kikuk. "Hei, Seungwan," sapanya.
"Terima kasih," kata Seungwan seraya mengambil alih buku tadi dari tangan Sooyoung.
"Sama-sama."
Hening. Keduanya saling membuang pandangan, enggan menatap satu sama lain.
"Eng... apa kau sedang belajar di sini?" tanya Seungwan memecah suasana aneh yang sempat menghampiri mereka itu.
"Oh, bukan." Sooyoung menggeleng. "Aku tadi mengembalikan buku. Lagipula, aku, kan, sudah bilang bahwa perpustakaan sekolah sudah selesai diperbaiki," jawabnya.
"O-oh, begitu...."
"Kau sendiri sedang apa?" Sooyoung balik bertanya.
"Aku sedang mencari buku untuk referensi tugasku," jawab Seungwan.
"Ah, begitu, ya."
"Iya."
"Uhm... selamat, ya?" ucap Sooyoung tiba-tiba, membuat kepala Seungwan yang semula sedikit menunduk jadi mendongak ke arahnya.
"Akhirnya perasaanmu terbalas," sambung Sooyoung tersenyum.
"Maksudmu?" bingung Seungwan.
"Lisa bilang, dia melihatmu di pusat perbelajaan dengan seorang gadis. Dan...." Sooyoung mendongak sebentar seraya mengembuskan napasnya kasar. "... dan kemarin aku tak sengaja mendapatimu sedang berciuman dengan seorang gadis."
"Kau harus memperkenalkannya padaku kapan-kapan." Sooyoung menyikut main-main lengan sahabatnya itu.
Dahi Seungwan mengerenyit kala mendengar penuturan si jangkung. Ciuman? Kapan ia berciuman?
"Hm... kalau begitu, aku pergi, ya?" kata Sooyoung dengan langkahnya yang pelan-pelan mulai menjauhi Seungwan.
"Ciuman apa?" Sebuah pertanyaan terlontar dari mulut si gadis mungil seiring ia menggengam erat lengan si gadis jangkung.
Sooyoung pun menoleh kembali pada sahabatnya. Mendapati raut wajah bingung si gadis yang menggenggamnya.
Sooyoung terdiam sebentar, lalu menjawab, "Satu hari yang lalu kau berciuman dengan seorang gadis di depan mansion-mu, kan?"
Masih dengan dahi mengerenyit dan perasaan bingung, si gadis Son memaksa otaknya untuk memutar memori satu hari yang lalu. Ia sungguh yakin bahwa ia tak pernah berciuman dengan gadis mana pun.
"Bukan!" seru Seungwan membuat Sooyoung terkejut saking kencangnya suara si gadis Son. "Itu bukan ciuman, Sooyoung! Jieun hanya membantuku mengambil sehelai benang di rambutku!" lanjutnya.
Sekarang giliran Sooyoung yang memasang tampang kebingungan. "Jieun itu siapa?"
"Lee Jieun hanya temanku! Bukan siapa-siapa!" jawab Seungwan dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢
Fanfiction[ᴠᴇʀsɪ ʀᴇᴠɪsɪ] sᴏᴜʟᴍᴀᴛᴇ; ᴋᴇᴛɪᴋᴀ ᴅᴜᴀ ʙᴇʟᴀʜ ᴊɪᴡᴀ ᴛᴇʟᴀʜ ᴅɪᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴋᴀɴ, ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ ᴀᴋᴀɴ sᴀʟɪɴɢ ᴍᴇʟᴇɴɢᴋᴀᴘɪ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴅᴀᴘᴀᴛ ᴅɪᴘɪsᴀʜᴋᴀɴ. -------------------- ᴘᴀʀᴋ sᴏᴏʏᴏᴜɴɢ ᴅᴀɴ sᴏɴ sᴇᴜɴɢᴡᴀɴ ᴀᴅᴀʟᴀʜ sᴇᴘᴀsᴀɴɢ sᴀʜᴀʙᴀᴛ sᴇᴊᴀᴋ ᴋᴇᴄɪʟ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ sᴀɴɢᴀᴛ ᴅᴇᴋᴀ...