Bagian 8: Takdir?

104 23 0
                                    

Hari Jumat telah tiba. Perasaan gugup menyelimuti Sooyoung kala mengingat bahwa hari ini pengumuman peserta Olimpiade yang lolos akan dikeluarkan.

Tapi teman-teman Sooyoung berhasil mengurangi perasaan gugup tersebut. Mereka semua menyemangati Sooyoung dan meyakinkan gadis jangkung itu bahwa ia akan lolos. Toh, Pak Yoo sendiri sudah bilang kemungkinan lolos Sooyoung cukup tinggi.

"Selamat untuk kalian berempat, kalian akan mewakili sekolah ini untuk kegiatan Olimpiade Sains yang akan dilaksanakan pada bulan depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat untuk kalian berempat, kalian akan mewakili sekolah ini untuk kegiatan Olimpiade Sains yang akan dilaksanakan pada bulan depan." Terdengar tepuk tangan mengisi ruang laboratorium sekolah tepat setelah Pak Yoo menyelesaikan kalimatnya.

Sooyoung berhasil. Ia lolos dalam ujian seleksi pemilihan peserta Olimpiade.

Keempat dari mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok A dan B. Sooyoung ditempatkan dalam kelompok B dengan pasangan yang membuatnya terkejut.

Lagi-lagi, takdir mempertemukannya dengan sosok pria jangkung bernama Yook Sungjae. Ini adalah ketiga kalinya mereka bertemu, setelah mereka bertemu di koridor sekolah dan ruangan OSIS.

Sooyoung sendiri merasa bodoh karena tak menyadari kehadiran Yook Sungjae saat acara seleksi. Mungkin itu pengaruh akibat ia terlalu fokus dengan tesnya.

"Sepertinya ini takdir, ya? Kita sudah empat kali bertemu," ucap Sooyoung pada Sungjae. Dua orang itu kini tengah menyusuri koridor sekolah setelah diperbolehkan kembali oleh Pak Yoo.

Sungjae terkekeh sebentar. "Mungkin? Orang-orang bilang, mungkin jodoh."

Untuk kali ini, giliran Sooyoung yang terkekeh.

"Hmm, tapi apa kau tak merasa repot, Sungjae?" tanya Sooyoung tiba-tiba. Sungjae menolehkan kepalanya, memberikan tatapan kebingungan pada gadis itu.

"Maksudku, kalian anggota OSIS pasti sedang disibukkan dengan acara Festival Budaya. Dengan kau mengikuti Olimpiade, tugasmu akan semakin banyak," lanjut Sooyoung, memperjelas pertanyaannya.

Sungjae terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Itu bukan masalah. Justru para anggota sangat mendukungku untuk mengikuti Olimpiade ini. Pak Yoo juga memintaku untuk berpartisipasi."

"Tanpaku, persiapan Festival Budaya bisa dilaksanakan dengan lancar," sambungnya. Sooyoung yang berada di samping Sungjae hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

Tanpa diminta, Sungjae mengantarkan Sooyoung ke kelasnya. Kebetualn ruangan OSIS satu arah dengan kelas yang ditempati gadis itu. Niatnya, Sungjae akan mengambil ponselnya yang tertinggal di sana.

Sebelum saling berpisah, keduanya berbincang sebentar mengenai kegiatan Olimpiade. Setelah dirasa cukup, barulah mereka saling melambaikan tangan dan berpisah menuju tujuannya masing-masing.

 Setelah dirasa cukup, barulah mereka saling melambaikan tangan dan berpisah menuju tujuannya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari telah tiba. Tampak seorang gadis tengah asyik melakukan panggilan video dengan sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Park Sooyoung dan sahabatnya, Son Seungwan.

Gadis Park itu menceritakan tentang acara Olimpiade yang akan diikutinya. Sedang Seungwan, mendengarkan gadis itu dengan saksama.

"Tapi kau tahu, Seungwan? Ada hal menarik tentang pasangan kelompokku," ucap Sooyoung menarik rasa penasaran sahabatnya.

"Apa?" tanya Seungwan.

"Kami bertemu empat kali berturut-turut. Yang pertama ketika aku tak sengaja menabraknya di koridor kelas, lalu kami bertemu lagi ketika ia sedang kesusahan dengan setumpukan berkas yang dibawanya. Sehari sebelumnya, aku juga bertemu dengan Yook Sungjae di ruangan OSIS ketika Ibu Kim menyuruhku mengantarkan setumpukkan berkas ke sana. Dan terakhir, kami bertemu hari ini sebagai pasangan kelompok," jawab Sooyoung menceritakan semuanya.

"Entah mengapa aku merasa lucu dengan kejadian tersebut," ujarnya.

"Hoo~ apa mungkin itu takdir?" kata Seungwan yang mencoba untuk menggoda sahabatnya. Tampak dari layar ponselnya gadis itu mendengus geli mendengar perkataannya.

"Aku juga tidak tahu. Tapi Yook Sungjae boleh juga...."

"Hee~ Sooyoungku sudah besar rupanya, hm? Apa Sooyoungku sedang jatuh cinta, hm?" Seungwan kembali menggoda sahabatnya. Kali ini sang shabat memutarkan bola matanya malas menanggapi godaannya.

"Diamlah!"

"Eh, bagaimana hubunganmu dengan Bae Joohyun, Seungwan? Aku ingin mendengar perkembangannya darimu," tanya Sooyoung mengganti topik pembicaraan mereka.

Senyuman lebar merekah di wajah Seungwan kala nama sang pujaan hati disebutkan. "Hubunganku dengannya baik-baik saja. Justru sangat baik!"

"Ah, aku juga berniat untuk menembaknya akhir pekan ini."

"Eeeh!? Apa itu tidak terlalu cepat, Seungwan?" seru Sooyoung yang terkejut atas pernyataan sahabatnya.

"Justru itu lebih baik. Aku juga tak ingin ada orang lain yang jatuh cinta pada Joohyun. Ya, kau tahu? Dengan wajah bak Dewi Afroditnya, siapa yang tak jatuh hati padanya?" balas Seungwan, masuk di akal. Sooyoung pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya menyetujui pemikiran Seungwan.

Keheningan sempat melanda suasana di antara dua gadis itu. Sebelum akhrinya, Sooyoung menguap dikarenakan rasa kantuknya. Matanya juga terasa berat.

Seungwan terkekeh kecil mendapati sang sahabat yang meletakkan kepalnya di atas bantal sebagai tumpuan. Matanya tampak sedikit tertutup.

"Sooyoungku mengantuk, hm?" Sooyoung kembali dibuat mendengus oleh gadis bermarga Son itu. Entah mengapa, rasanya sedikit menggelikan sahabatnya memanggilnya dengan 'Sooyoungku'.

"Aku tutup ya panggilannya? Ini sudah larut malam, kau juga sudah mengantuk, kan?" Sooyoung berdehem sebagai tanda persetujuan darinya.

"Selamat malam. Tidur yang nyenyak, ya? Dadah," ucap Seungwan seraya melambaikan tangannya sebelum memutuskan panggilan video tersebut. Sooyoung juga sempat membalas lambaian tangannya.

Sehabis meletakkan ponselnya di atas nakas, Sooyoung pun membereskan sedikit kasurnya supaya nyaman. Dengan begitu, ia pun pergi menuju alam mimpinya.

Bersambung...

GAES, AKU LUPA UPDATE KEMARENㅠㅠ

Vote dan komen kalau kalian suka bab ini:>

Share atau tambahin cerita ini ke reading list kalian. Kasih tahu orang-orang kalau masih ada FF WenJoy di dunia oren ini:D

Terimakasih!!

𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang