"Park Sooyoung, ayo cepat sarapan!" seru Nyonya Park memanggil putri semata wayangnya. Sedari tadi, Sooyoung masih saja asyik di dalam kamarnya. Padahal, waktu sudah semakin tipis.
"Aduuuh, anak itu...!"
"Ah, biar aku yang membangunkannya, bu," ujar Seungwan menawarkan dirinya kepada Nyonya Park.
"Ah, iya. Tolong, ya, sayang," balas Nyonya Park. Acungan jempol diberikan oleh Seungwan sebagai balasan sebelum ia berjalan menuju kamar kekasihnya.
Namun, baru saja Seungwan melangkahkan kakinya pada anak tangga pertama, sosok Sooyoung sudah turun dengan terburu-buru.
"Seungwan, selamat pagi!" sapa Sooyoung seraya mengusak sekilas rambut Seungwan. Kemudian gadis itu turut menyapa orang tuanya. Seungwan menggeleng pelan sebelum menyusulnya.
"Aakkh, aku melupakan pitaku!" pekik Sooyoung panik.
"Biar kuambilkan," sahut Seungwan yang segera berjalan menuju kamar Sooyoung.
"Pelan-pelan, Park Sooyoung! Kau ingin tersedak, hah?" tegur Nyonya Park, pasalnya anak gadisnya memakan sarapannya dengan terburu-buru.
"Tidak bisa, bu! Aku bisa terlambat jika tidak buru-buru!" balas Sooyoung.
Tuk!
Sooyoung langsung merintih saat sebuah pukulan dari sang ibu mendarat di kepalanya. Nyonya Park berkata, "Salah siapa kau justru bangun terlambat dan berlama-lama saat bersiap, hah?"
"Aku tidak bisa tidur kemarin!" Sooyoung masih saja membuat alasan.
Tuan Park memberikan senyum kecil kepada Seungwan yang sempat terdiam karena tak tahu harus berbuat apa. Pria itu memberikan sinyal bahwa ia meminta maaf atas pertengkaran istri dan anaknya. Seungwan pun membalas senyuman itu seraya mengangguk paham.
Tepat setelah Sooyoung menghabiskan sarapannya, Seungwan membantu sang kekasih untuk memasangkan pita di pakaiannya sebagai hiasan. Seusai hal itu, Sooyoung segera mengenakan sepatunya.
"Semuanya sudah siap?" tanya Seungwan kepada Sooyoung untuk memastikan.
"Sudah," jawab Sooyoung.
"Bagaimana penampilanku?" Kini giliran Sooyoung yang bertanya.
"Tenang saja, kekasihku sudah cantik, kok!" Seungwan menjawab seraya merapikan sedikit poni kekasihnya.
"Anak-anak, ayo!" panggil Tuan Park. Sambil mengenggam lengan Sooyoung, Seungwan pun menghampiri Tuan Park dan istrinya yang sudah bersiap di mobil.
Hari ini adalah hari kelulusan Sooyoung. Beruntung Seungwan bisa menemani sang kekasih di hari kelulusannya. Ia ingat kemarin malam si gadis Park mengeluhkan soal betapa gugupnya ia akan hari kelulusannya. Tapi tampaknya, air wajah Sooyoung menunjukkan hal yang sebaliknya sekarang. Air wajahnya terlihat semringah. Yah, itu hal yang bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚘𝚞𝚕𝚖𝚊𝚝𝚎 || 𝚆𝚎𝚗𝙹𝚘𝚢
Fanfiction[ᴠᴇʀsɪ ʀᴇᴠɪsɪ] sᴏᴜʟᴍᴀᴛᴇ; ᴋᴇᴛɪᴋᴀ ᴅᴜᴀ ʙᴇʟᴀʜ ᴊɪᴡᴀ ᴛᴇʟᴀʜ ᴅɪᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴋᴀɴ, ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ ᴀᴋᴀɴ sᴀʟɪɴɢ ᴍᴇʟᴇɴɢᴋᴀᴘɪ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴅᴀᴘᴀᴛ ᴅɪᴘɪsᴀʜᴋᴀɴ. -------------------- ᴘᴀʀᴋ sᴏᴏʏᴏᴜɴɢ ᴅᴀɴ sᴏɴ sᴇᴜɴɢᴡᴀɴ ᴀᴅᴀʟᴀʜ sᴇᴘᴀsᴀɴɢ sᴀʜᴀʙᴀᴛ sᴇᴊᴀᴋ ᴋᴇᴄɪʟ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ sᴀɴɢᴀᴛ ᴅᴇᴋᴀ...