Sesuai dengan apa yang di katakan Jaehyun sebelumnya, ia akan memberikan cuti kepada seluruh karyawannya di kantor selama tiga hari. Kemarin ia juga sudah mentraktir seluruh karyawannya ke restoran keluarga, di salah satu cabangnya yang lumayan dekat dari kantor.
Memanfaatkan waktu cutinya, Jaehyun akan menemani sang istri seharian penuh. Sungguh, menurut Sabrina Jaehyun ini benar–benar berlebihan. Lelaki itu hanya menyuruh Sabrina untuk duduk manis atau berbaring di atas ranjang. Saat Sabrina membutuhkan sesuatu, ia dengan senang hati akan mengambilkannya. Ke kamar mandi pun, ia akan menggendong sang istri.
Sabrina bahkan sampai muak dengan Jaehyun ini. Khawatir tak apa, namun ini sudah berlebihan. Jika kurang gerak pun tak akan baik untuk dirinya atau pun anak yang ada di dalam kandungannya itu. Tapi sudahlah, suaminya itu keras kepala. Sabrina sedang malas bertengkar.
Keduanya sekarang tengah berada di taman. Duduk bersama dengan tangan saling bertautan. Jaehyun terus memberikan usapan lembut pada punggung tangan sang istri.
"Jung" panggil Sabrina.
Jaehyun segera menoleh, "Kenapa sayang?"
"Kau berhutang permen kapas padaku" wanita itu pun menoleh, memberikan tatapan kesal pada Jaehyun.
Yang diberikan tatapan seperti itu malah mengulas senyum lembut. Jaehyun mendekatkan wajahnya, menggesekkan gemas kedua hidung mereka.
"Kita makan malam diluar ya? Sekalian membeli permen kapas"
Sabrina menunjukkan senyum gemasnya, "Es krim juga ya, Daddy?" ia berbicara dengan nada gemas.
"No, permen kapas saja. Besok es krim, jangan terlalu banyak makan yang manis–manis, Mom"
Sang istri langsung cemberut. Namun di detik kemudian Sabrina mengangguk paham, "Baiklah, ini juga untuk baby"
Tangan Jaehyun terangkat untuk merapikan beberapa anak rambut yang menutupi wajah istrinya, "Kamu rasa, dia laki–laki atau perempuan?'
"Emmm, tidak tau"
Jaehyun menghela nafas jengah, "Tebak saja sayanggg"
"Okay–okay, emmm, boy?" jawab Sabrina sedikit ragu.
"Kenapa seperti itu?" karena Jaehyun juga merasa jika anak pertama mereka ini laki–laki.
Sabrina menunjuk pipi kirinya, "Tumbuh jerawat. Aku membaca di internet, ini salah satu pertanda sedang mengandung bayi laki–laki" jelasnya dengan wajah polos.
"Bukankah itu hal yang wajar?"
Wanita itu segera menggeleng, "Aku pasti jika tumbuh jerawat, saat sedang datang bulan saja"
Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya. Kini tangan lelaki itu berbalik mengelus perut istrinya yang masih rata, "Aku juga merasa jika dia laki–laki. Namun, entah laki–laki atau perempuan, aku tak masalah. Dia tetap anakku— tidak, anak kita. Yang terpenting adalah dia selalu sehat"
Saat Jaehyun mendongakkan kepalanya ia menemuka sang istri dengan bibir mengerucu gemas, "Kau sudah lama tak menciumku" ucap Sabrina kelewat gemas.
Jaehyun terkekeh, segera menyatukan kedua belah bibir mereka. Ciuman mereka tak berlangsung lama. Keduanya sedang di luar kamar dan sangat rawan maid berlalu lalang, mereka harus berjaga–jaga.
•••
Melihat Sabrina tersenyum adalah hal paling indah di dunia ini bagi Jaehyun. Istrinya itu tengah menikmati permen kapas yang sudah wanita itu idam–idamkan sejak dua hari yang lalu. Bahkan wanita itu mengikat rambut panjangnya karena takut terkena permen kapas yang sangat besar itu. Entahlah memang membingungkan, Jaehyun berkata jika makan makanan manis terlalu banyak itu tidak baik. Namun, lelaki itu membelikan istrinya permen kapas dengan ukuran yang tak main–main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Jung
RomanceJaehyun x Sabrina 🔞🔞🔞 "Saya mau susu kamu" "Kalo saya ajak kamu nikah, kamu mau?" "Bercintalah denganku Jung" "Aku mencintaimu"