40. Joochan

1.1K 70 0
                                    

Sabrina mendudukkan dirinya dengan perlahan. Ia sendirian sekarang, tak benar—benar sendirian sebenarnya. Dua bodyguard selalu berjaga di depan kamar rawatnya. Dan jangan lupakan putranya yang tengah tertidur di samping ranjangnya itu. Siang ini, ia dan sang putra sudah diperbolehkan pulang. Jadilah Bibi Park meninggalkannya sebentar untuk mengemasi beberapa barang. Wanita paruh baya itu juga membantu untuk membawa barang itu ke mobil padahal Sabrina sudah melarangnya.

Pintu ruangan terbuka, disana ada suaminya dengan mata yang begitu lelah. Sabrina tersenyum ke arah Jaehyun. Lelaki tampan itu mendekat, meraih satu tangan sang istri dan mengusapnya dengan lembut.

"Semuanya sudah selesai. Ibu, Ayah, dan Jeno juga sudah menunggu kita dirumah"

Sabrina mengangguk, "Setelah ini, kau harus istirahat. Aku akan bersama bibi Park"

Ia khawatir kalau Jaehyun akan jatuh sakit nanti. Pasalnya selama tiga hari ini suaminya benar—benar selalu memperhatikannya. Bahkan Jaehyun jadi kurang tidur. Lelaki itu selalu siap siaga untuknya. Sabrina bahkan sering menyalahkan dirinya sendiri. Entah kenapa ia jadi lebih sering untuk sekedar buang air kecil. Ia juga harus meminta bantuan Jaehyun untuk memapahnya ke kamar mandi. Itu terjadi sangattt sering, bahkan pada malam hari semakin parah. Dan suaminya itu berprinsip, selagi ia bisa kenapa harus bibi Park atau orang lain yang mengerjakannya?.

"Iya, tak usah terlalu khawatir. Suamimu ini kuat sayang, apapun untukmu"

Sabrina mendengus. Jaehyun selalu saja punya jawaban untuk membantah kata-katanya, "Kau akan lama tak mendapat jatah, yakin tetap kuat?" godanya.

Lelaki itu terkekeh, "Tidak masalah, aku bisa solo. Hanya dua bulan, selama dua puluh tujuh tahun ini aku betah"

"Baiklah, yang penting kau tak mencari wanita lain"

"Babe! Aku tetap bisa menciummu, itu tak masalah sama sekali"

Istrinya itu hanya terkekeh mendengar respon Jaehyun. Pintu ruangan terbuka, disana ada Bibi Park yang sepertinya sudah selesai dengan berkemasnya.

"Semuanya sudah selesai Nyonya, mari kita pulang"

"Ayo sayang" Jaehyun membantu istrinya itu untuk turun dari ranjang. Sabrina bisa berjalan sendiri. Jaehyun memberikan perawatan terbaik. Ia hanya sedikit merasa sakit, sungguh.

"Aku akan membantumu sayang, Bibi tolong gendong baby ya?"

"Baik Tuan"

Sabrina mengulas senyum, padahal ia bisa berjalan sendiri namun Jaehyun tetap memegang tangannya dengan sangat erat. Lelaki itu bahkan menyesuaikan langkahnya dengan sang istri, "Aku bisa jalan sendiri"

"Aku akan tetap memegangmu"

Dibelakang mereka ada Bibi Park dan dua bodyguard yang juga membantu membawa barang–barang mereka. Mobil untuk mereka sudah siap di depan lobi. Paman Kim langsung membukakan pintu saat melihat Jaehyun dan Sabrina mendekat.

Sabrina tersenyum, "Terimakasih Paman Kim"

"Dengan senang hati, Nyonya"

Tetap dengan dibantu oleh Jaehyun, Sabrina masuk kedalam mobil dengan perlahan. Ia langsung bernafas lega setelah duduk. Jaehyun pun ikut duduk di sampingnya. Ia mengambil alih gendongan sang putra dari Bibi Park. Setelah itu mereka akhirnya pulang, menuju masion Jaehyun.

•••

"Lihatlah wajah mereka semua" bisik Jaehyun pada sang istri saat mereka sudah memasuki halaman mansion.

Semua orang menunggu kedatangan mereka. Tak lupa dengan Jeno dan kedua orang tua Jaehyun. Bahkan terlihat Yoona sudah meneteskan air matanya.

Boss JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang