Sepenggal kata yang mudah sekali aku minta tapi tak bisa aku berikan
Seperti secarik kertas kecoklatan itu
Sebab kau ada pena maka aku berikan
Sebab aku tak punya pena seperti milikmu
Sisa potongan kertas darimu
Berubah jadi pesawat kecil di tanganku
Aku terbangkan kemudian mendarat hilang.Ceritakan !
Kata yang aku tawarkan tapi tak ada yang menawarkan balik kepadaku
Pun jika ada, sudah pasti kah aku akan mulai mengisahkan ?
Aku sangsi dengan itu juga dengan diriku
Seperti teh dalam cangkir itu atau kopi hitam yang beraroma tajam
Akan berakhir mendingin di tanganku
Aku taruh diatas meja kemudian hilang asap penyebar aroma.Aku tak lagi menemukan manusia yang sempurna untuk menjadi ruang ku bercerita
Mereka semua penuh dengan kisahnya sampai meleber kemana-mana
Sebab itu aku menawarkan mereka
Sebab aku masih kosong
Bukan
Sebab aku penampung lautan cerita suka sampai pilu mereka.
Sedang aku, kisahku tak mendapatkan tempat yang sempurna
Manusia - manusia yang ku percaya hilang satu persatu
Hanya tersisa yang tak bergunaSebab itulah, aku ciptakan sudut ruang ini
Hampa tanpa suara bahkan jika aku berteriak sampai moksa
Tak akan penuh dan berakhir jadi pesawat jatuh seperti secarik kertas lalu
Tak akan dingin hilang aroma karena tak aku cecap sama sekali cangkirnya
Sudut ini nyatanya tak akan bertumpahan meleber kemana-manaBeruntung sekali kalian yang mudah bercerita
Namun tak akan aku sebut diriku malang sebab hanya menjadi tempat cerita.Aku tak semalang itu
Meski frustrasi mendera berkali-kali

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDUT RUANG RINDU
PoetrySerupa sajak untuk meninggalkan jejak Serupa isi hati yang sepi tak ditinggali Di pojok ruang rindu yang sunyi, aku mencerna setiap hadir yang selanjutnya digantikan oleh pergi. Sudut Ruang Rindu itu, tak pernah sesak terisi.