Kututup mataku kala meniti jalan sempit diatas sungai
Nampak dalam dan deras alirannya
Mungkin aku akan tenggelam jika terjatuh
Tak berani berpegangan sebab tanganku hanya duaAku paksakan langkahku yang gemetar agar lekas sampai
Langkah yang bertempo cepat sebab ngeri berpijak
Aku butuh pegangan untuk menuntunku
Kau ada disana sebenarnya, namun tanganku hanya ada duaKatanya seseorang memanggil namaku
Aku tak menyahut karena tidak ada suara yang kudengar selain detak jantung dan aliran sungai
Entah aku yang terlalu takut dengan arus
Atau karena ada kau di sampingkuJarak kita sangat dekat,
Sebab jembatan itu lebarnya hanya muat untuk dua orang, kau dan aku
Aku senang sebab kau berkenan berjalan di sampingku
Meski tak mungkin aku menggandengmuAku senang berjalan diatas jembatan bersamamu
Namun arus sungai sialan itu menakutiku
Sebab tanganku hanya ada dua
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDUT RUANG RINDU
PoetrySerupa sajak untuk meninggalkan jejak Serupa isi hati yang sepi tak ditinggali Di pojok ruang rindu yang sunyi, aku mencerna setiap hadir yang selanjutnya digantikan oleh pergi. Sudut Ruang Rindu itu, tak pernah sesak terisi.