Duduklah bersamaku, Tuan
Ucapku sembari menepuk bangku panjang kosong yang ku duduki sendiriBangku kayu coklat usang
Beda dengan jejeran bangku lain di taman
Mungkin tak ada siapapun yang punya minat
Duduk sejenak melepas penat
Usang, namun sayang untuk dibuang
Tinggallah sendirian, tak nampak dari keramaianAku masih menatap wajahnya
Tuan pergi setelah mata kita saling menyapa
Meninggalkan aku dengan senyum
Aku tak tahu apa maksudnyaTuan pergi begitu saja,
Meninggalkan aku
Juga bangku kayu yang usang
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDUT RUANG RINDU
PuisiSerupa sajak untuk meninggalkan jejak Serupa isi hati yang sepi tak ditinggali Di pojok ruang rindu yang sunyi, aku mencerna setiap hadir yang selanjutnya digantikan oleh pergi. Sudut Ruang Rindu itu, tak pernah sesak terisi.