Sore menjadi waktu sepi
Sebagai pengantar malam yang semakin sendu
Persis seperti waktu pagi yang sungkan di sambut senang hati
Sebagai awal siang yang melelahkanOmbang-ambing perasaan terbawa ombak rindu
Kapal hati melaut sendiri di samudera
Keadaannya sudah rapuh, lubang dimana mana
Mana bisa bertahan lebih lama lagiTerhuyung langkah jalan setapak
Kaki telanjang menginjak mawar berduri
Keadaannya memprihatinkan, kasihan
Mana bisa berlari secepat kemarinDatar wajah tanpa ekspresi
Senyum manis entah siapa yang merenggut
Keadaanya pucat atau marah dalam diam
Mana bisa dia baik baik sajaSore sudah menuju senja memanggil malam
Labirin tak kunjung ditemui jalan keluar
Padahal hatinya sudah meronta sebab kapalnya sudah parah
Dengan wajah muram karena luka yang tak dipedulikan herbalApa harus menunggu sampai bagi
Padahal siang sudah melelahkanTak ada yang peduli carikan jalan keluar
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDUT RUANG RINDU
PoesíaSerupa sajak untuk meninggalkan jejak Serupa isi hati yang sepi tak ditinggali Di pojok ruang rindu yang sunyi, aku mencerna setiap hadir yang selanjutnya digantikan oleh pergi. Sudut Ruang Rindu itu, tak pernah sesak terisi.