Hujan turun malam hari
Mendinginkan bumi yang siang tadi disapa panas
Guntur bergemuruh mengiringi
Dingin disuguhkan dengan nyanyian
Kopi hitam menjadi teman bergadang
Nuansa damai coba rangkul pundak yang gusarSebenarnya,
Mata berat tak tertahankan
Kopi hitam tak mampu jadi penawar
Hati yang gundah mengingatkan
Akan lelah menunggu yang tak mesti dipertemukanHujannya sudah semakin lebat
Payung rusak, tempat berteduh pun tidak ada
Jalanan sudah pasti basah
Persis wajah yang tanpa sadar sudah dialiri sungai dari air mata
Sungguh perumpamaan yang berlebihanSeperti aku yang berlebih mengharapkanmu
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDUT RUANG RINDU
PuisiSerupa sajak untuk meninggalkan jejak Serupa isi hati yang sepi tak ditinggali Di pojok ruang rindu yang sunyi, aku mencerna setiap hadir yang selanjutnya digantikan oleh pergi. Sudut Ruang Rindu itu, tak pernah sesak terisi.