6

40 8 0
                                    


"Madeva ganteng ya," ujar Fany saat mereka didalam mobil menuju rumah.

Vanya yang sedang membuka Instagram kaget mendengarnya. "Hah?"

"Ya ganteng, ramah juga"

Vanya heran, karena Fany jarang sekali memuji teman laki-lakinya.

"Dia kelas berapa kak?"

"Kelas 10 juga, sama kaya aku. Cuma umurnya lebih tua dia setahun," Vanya sudah bertanya kepada Dita dan Londra mengenai biodata Madeva sebelum ini.

"Sekolah dimana dia?"

"Mana aku tau maa," Vanya mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

"Madeva juga pindahan ya?"

"Iya maa," Vanya makin kesal.

"Lucu dia orangnya, gampang bercanda"

"Astaga, iya iya"

Madeva baru saja membuka pintu apartementnya. Tiba-tiba handphone ditangan kirinya bergetar.

🍁🍁🍁

Madeva membaca pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madeva membaca pesan tersebut. "Gua kelamaan kah?" Madeva bermonolog.

"Sudah pulang Bang?" tanya Nikela, bunda Madeva.

Madeva mengangkat kepalanya, perhatiannya kini beralih pada Bundanya.

"Iya, ini langsung pulang"

Nikela menghampiri Madeva dan memperhatikan wajah Madeva dari dekat.

"Kamu kenapa? Hidungnya kok ada merah-merahnya?"

"Gapapa Bun, tadi lagi sparing muka ku ketendang terus mimisan, kayanya masih ada sisa darahnya"

"Astaga, kamu ga tangkis?"

"Aku belum siap Bun. Udah gapapa pembukaaan, aku juga udah lama ga latihan. Aku mau ke kamar dulu ya," Madeva pun memasuki kamarnya.

"Eh tapi udah diobatin belum Bang?"

"Udah Bun," teriak Madeva dari dalam kamar.

Madeva melempar tasnya sembarangan dan membuka tudung hoodienya. Dia membuka kembali hpnya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.

 Dia membuka kembali hpnya dan mengirimkan pesan kepada seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pertama dan NormaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang