"Mama ga boleh tau apa yang udah gua lakuin tadi," batin Vanya. Vanya langsung tertidur dalam posisi duduk di lantai bersandar pada tembok setelah mengirim pesan terakhir untuk Fany.
Nikela memanggil Jefran. "Jefran. Tolong bawa Vanya ke kamar hotel, kasihan dia pasti lelah. Nanti masalah kamar saya yang bayar." Nikela menyerahkan kunci mobil nya. "Pakai mobil saya"
Jefran mengangguk dan menerima kunci mobil tersebut. Jefran mengangkat tubuh Vanya perlahan-lahan, agar gadis tersebut tidak terbangun.
Diam-diam Yeri membuka kamera hp dan memotret Jefran yang sedang menggendong Vanya.
Jefran menaruh tubuh Vanya dikursi samping pengemudi dan memasangkan sitbelt. Dia melajukan mobil perlahan-lahan menuju hotel yang tak jauh dari rumah sakit. Sesampainya disana, dengan gagah Jefran masih membawa tubuh Vanya untuk melakukan cek in hotel.
Setelah tiba dikamar, Jefran langsung meletakkan tubuh gadis tersebut diatas ranjang yang tertutup sprai putih. Jefran membuka sepatu Vanya dan menyelimuti gadis tersebut. Demi semua yang ada di bumi, Jefran langsung keluar dari kamar tanpa melakukan hal lain kepada gadis cantik tersebut. "Maaf kalo gua nyentuh cewe lu Dev"
🍁🍁🍁
Cahaya matahari yang masih redup berhasil menerobos masuk ke kamar hotel tersebut. Vanya membuka matanya perlahan, dia memperhatikan sekitar. Vanya mengusap matanya, "Gua dimana?!" Vanya bangkit dari kasur.
"Aduh darah rendahnya kambuh," Vanya memegang kepala nya. Pusing menjalari kepalanya, dia memang tidak bisa jika langsung berdiri seperti tadi.
"Aduh anjir gua di culik bapak-bapak mana lagi?!"
Tok Tok Tok
Vanya berjalan kearah pintu. "Siapa lu?"
"Gua Jefran, Van"
"Bohong!"
"Astaga, gua Jefran Ishran"
"Masuk"
Jefran membuka knop pintu dan berjalan masuk.
"Sorry kalo lu kaget. Semalem Bunda Nikela yang nyuruh gua bawa lu ke sini, sorry semalem gua gendong lu tanpa izin." Jefran mengangkat plastik putih digenggamannya. "Gua bawain lu bubur buat sarapan. Lu sarapan dulu di sini, nanti kita balik ke rumah sakit," Jefran meletakkan bubur di atas meja.
Vanya duduk di kursi dan membuka bungkusan bubur tersebut, mata nya berbinar. Kejadian semalam benar-benar membuatnya lelah dan lapar. "Thanks. Lu ga makan?"
Jefran menggeleng. "Ga minat"
Vanya mulai menyuap bubur nya. "Keadaan Madeva gimana?"
Jefran ikut duduk dikursi hadapan Vanya. "Semalem balik dari nganter lu ke sini, Naurel sadar. Dan tadi jam setengah 5 pagi, tepat adzan subuh Madeva sadar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertama dan Norma
Romantizm"Dev, ayo temenin aku sholat" - Aulia Livanya "Tapi kan aku ga sholat Li" - Madeva Niel Ini tentang kisah dimana sebuah tatap yang akan menjadi prolog dari permulaan kisah seorang gadis bernama Livanya mengenal cinta pertamanya. Kisah pertama yang h...