1

94 10 0
                                    

 "Maaa, ayo dong buruan, aku telat niii," Vanya melirik jam di handphone nya. Sudah jam 19.45 malam.

"Iya sebentar mama pake kerudung dulu. Kamu masukin barang-barang kamu ke mobil dulu sana," Fany, mama dari Livanya pun segera menyudahi persiapannya.

"Ma, ini barang-barang udah masuk semua, aku tunggu mobi," Setelah memasukkan perlengkapan latihannya ke dalam mobil, dia segera duduk dikursi depan samping pengemudi. Vanya mulai memasangkan earphone ke telinga nya, dan memutar musik kesukaannya. Tak lama kemudian, Fany masuk ke dalam mobil dan mulai menjalankan mobil tersebut ke gedung latihan anaknya tersebut.

Setelah sampai di gedung latihan Vanya dan mobil terparkir rapih ditempatnya. Vanya langsung mengambil tas nya dari kursi belakang dan dengan tergesa-gesa lari menaiki tangga lantai dua tempat dia latihan biasanya.

Setelah sampai didepan pintu ruangan biasa Vanya latihan, dia melihat teman-temannya sudah berlari mengelilingi ruangan tersebut. "Yah udah mulai, push up deh," ya begitulah aturan di dojang.

Dojang ini adalah Dojang khusus atlit DKI Jakarta untuk perwakilan DKI Jakarta jika ada sebuah kejuaraan. Anggotanya adalah atlet dari gabungan dojang sekitar wilayah DKI Jakarta.

Saat memasuki ruangan tersebut, teman-teman Vanya menyambut Vanya. "Tumben ko telat? " Rundita pun inisiatif menghentikan larinya.

"Nyokap gua lama, bentar gua ganti baju dulu," Vanya lari ke tempat biasa teman-temannya menaruh tas, dan segera mengganti bajunya. Setelah selesai, dia langsung berjalan kearah Sabeum untuk memberi hormat sambil memasangkan sabuk dipinggangnya yang ramping.

"Maaf telat bam, tadi macet," ucap Vanya sambil memberi hormat pada sabeum nya tersebut.

"Yaudah push up dulu 20, abis itu langsung ikut lari sama yang lain"

Tanpa menunggu lama, Vanya langsung push up sesuai perintah. 20 push up dia selesaikan dengan cepat dan langsung mengejar teman-temannya yang sedang jogging sambil tertawa.

"Van, masa Erina suka sama Madeva," ujar Rundita dengan nada bercanda saat Vanya berhasil menyusul teman-temannya.

"Hah? Madeva siapa?" tanya Vanya heran.

"Itu anak baru yang lari dibelakang kita, bukan anak DKI, cuma disuruh ikut latihan disini sama sabeum. Dulu satu dojang sama gua, Dita, Jefran, Naurel" jawab Chalondra.

Tanpa disuruh Vanya langsung memutar kepalanya kearah belakang dan langsung menemukan orang yang dimaksud teman-temannya itu. Vanya memperhatikan laki-laki dengan perawakan sedang, berambut tebal sedang berlari ditengah Jefran dan Naurel.

Setelah 5 menit mereka jogging, mereka memasuki tahap latihan berikutnya. Disana Vanya iseng bertanya pada Erina. "Rin, lu beneran demen sama tu orang?"

Erina menjawab dengan gemas, "ih engga anjir, gua tu tadi cuma nanya dia siapa, eh malah diledekin".

"Oalahhh, kirain beneran demen"

Saat latihan berlangsung, tanpa sadar Vanya diam-diam memperhatikan gerak-gerik Madeva dari jauh, dia memperhatikan bagaimana Madeva tertawa bersama Jefran dan Naurel. Dia memperhatikan bagaimana Madeva mengikuti latihan dengan semangat. Entah mengapa, dia melakukan itu tanpa disadari.

Seusai latihan, atlet diperkenankan duduk sambil mendengarkan nasihat dari sabeum. Disana dengan berbisik, Vanya, Londra, Dita, dan teman-teman Vanya yang lain masih saja menggoda Erina dan Madeva.

Karena tertawa terlalu kencang, merekapun mendapat teguran. "Dita, Londra, Vanya, Sofi, Erina, baru aja saya bilang, kalian itu atlit terpilih, tapi ko malah ketawa-ketawa waktu pelatihnya ngomong didepan?"

Vanya dan antek-anteknya pun langsung terdiam. Dan tanpa disadari, Madeva tersenyum kecil melihat Vanya yang malu karena ditegur.

Seusai acara siraman rohani selesai, Vanya dan teman-temannya memasuki toilet wanita untuk berganti pakaian.

Setelah keluar toilet dan kembali keruang latihan, tempat itu sudah begitu sepi, tidak ada orang disana, kecuali sabeum yang memang selalu pulang terakhir, mereka memang terlalu banyak ketawa di toilet tadi.

Geng cewe rempong itu pun langsung membereskan tas masing-masing untuk segera pulang. Setelah semua siap pulang, mereka bergantian pamit kepada sabeum untuk pulang duluan. Saat turun, Vanya melihat mama nya yang siap marah karena terlalu lama menunggu Vanya berganti baju. Vanya memang masih ditunggu saat latihan oleh mamanya, sama seperti teman-temannya yang lain.

"Kebiasaan, ganti baju aja lama," Fany memarahi Vanya, Vanya hanya tertawa tanpa dosa.

Sepulang dari rumah, Vanya langsung berganti pakaian, mencuci muka, dan melakukan skincare routine. Setelah semua kegiatan selesai, Vanya langsung menuju kasur dan tiduran diatasnya sambil memainkan ponselnya. Dia membuka aplikasi WhatsApp.

"Loh Jefran ngechat?" tanya Vanya saat melihat chat dari Jefran. Vanya dan Jefran memang tidak dekat, wajar jika Vanya heran.

 Vanya dan Jefran memang tidak dekat, wajar jika Vanya heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanya mengerutkan keningnya saat membaca pesan tersebut.

Lalu dia membaca pesan dari sahabatnya dan membalasnya.

"Hal yang sama?" tanya Vanya setelah membaca pesan tersebut.

"Sampe minta ke dua orang? Trus kenapa emang kalo Madev minta no gua? Mungkin dia mau kenalan," Vanya bermonolog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampe minta ke dua orang? Trus kenapa emang kalo Madev minta no gua? Mungkin dia mau kenalan," Vanya bermonolog.

Tak lama kemudian...

Ting~

Sebuah pesan muncul dinotif Vanya.



JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE DI SETIAP CHAPTER. INSYA ALLAH GUA BAKAL UPDATE SATU KALI SEHARI.👋🏻🙋🏻‍♀️

Pertama dan NormaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang