33

17 6 0
                                    

"Kita mau ngapain ya nanti?" tanya Clarisa.

"Kita pos kekompakkan kan? Biasa nya si marah-marah," jawab Bayu.

"Marah-marah si ahli nya Vanya." Vanya melirik sinis Dita. Maksudnya apa?

"Dia kalo marah serem," sambung Dita.

"Iya. Gua tadi ngira dia orang nya jutek, muka nya sinis banget. Lu nanti yang marah-marah ya." Jawab Clarisa.

"Eh gua bukan anak sini coy, ga tau apa-apa-"

"Gapapa, nanti gua yang kasih tau"

Rombongan kelompok 3 datang menghampiri, membuat para mentor pos 3 terdiam.

"Jaket Van," Clarisa berbisik. Vanya paham maksudnya.

"Mau pake jaket apa ga?" tanya Vanya to the point.

Mereka yang baru saja tiba dan berbaris di depan para mentor langsung kaget ketika di sambut dengan perkataan dingin itu.

"Jawab kali kalo ditanya," Dita ikut memanaskan situasi.

Anggota kelompok empat saling tatap.

"Pake aja," ucap yang satu.

"Ga usah dong, gua ga bawa jaket," ucap yang lain.

"Ayo dong kompak. Lama banget sih!" Vanya terus melontarkan kata-kata pedas.

"Ga pake Kak," jawab perempuan berusia 14 tahun.

"Kalo ga pake, yang masih pake jaket lepas dong. Taro di bawah." Peserta yang memakai jaket hanya bisa menurut. Mereka kedinginan bersama.

"Perkenalin diri dong." Kelompok tiga memperkenalkan dirinya masing-masing.

"Oke bagus-bagus. Kalian tau ga ini pos apa?"

"Ga tau Kak Vanya..." ucap mereka lirih. Sepertinya Vanya akan ditakuti mulai sekarang, image Vanya yang baik dan lemah lembut akan hilang.

"Biar tau, saya ada game buat kalian." Mereka menatap dengan rasa penasaran. "Game nya nyanyi potong bebek angsa huruf a diganti pake huruf u. Terus harus pake gerakan, yang kompak, gerakannya nanti dikasih sama Kak Dita. Paham?"

"Paham Kak"

"Nyanyi, mulai." Para peserta mulai bernyanyi, Dita di depan memperagakan gerakan yang harus mereka tiru. Sementara itu Clarisa dan Bayu sibuk menuang air garam dari botol ke gelas plastik.

"Segini cukup Van?" Clarisa menunjukan gelas yang terisi setengah oleh air garam.

Vanya mengangguk. "Ini minumnya segelas buat masing-masing apa buat sekelompok?"

"Sekelompok tapi harus kebagian semua." Vanya mengangguk.

Mereka berhenti bernyanyi. "Kalian haus ga?" tanya Bayu.

"Haus Kak"

"Kasian banget. Nih Kakak mentor punya air buat kalian. Tapi ini Cuma segelas buat rame-rame, semua harus kebagian. Paham ya?"

"Paham Kak"

"Oke bagus. Mulai dari ujung ya." Clarisa memberikan gelas ke peserta yang berdiri diujung kiri. Dia meminumnya setengah. "Huek," peserta perempuan itu memasang muka masam.

"Lanjut," ucap Vanya dingin.

Semua orang berhasil meneguk gelas itu hingga habis.

"Enak?" tanya Vanya.

"Asin Kak," jawab peserta itu kompak.

"Iya sama-sama," jawab Vanya jutek.

"Jadi tau ga ini pos apa?" tanya Clarisa lagi.

Pertama dan NormaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang