19

23 6 3
                                    


"Madeva kemana Van?" tanya sabeum kepada Vanya yang baru saja duduk menyelonjorkan kaki nya. "Baru juga sampe anying," batin Vanya.

"Kata nya pulang kampung, mau natalan," Sabeum mengangguk.

"Lah Reza?"

Vanya menolehkan muka nya kearah pintu masuk, dia menyipitkan mata nya memperhatikan pria jangkuk yang baru saja memasuki ruangan ini.

"Reza siapa? Anak baru?" tanya Vanya kepada Londra dan Dita.

"Lah se angkatan sama lu dulu pas SMP, lupa?" jawab Dita, Dita memang adik kelas Vanya di SMP.

"Hah yang mana deh?"

"Yang sempet heboh karena juara di Thailand itu," Dita mulai jengkel.

"Ohhhh. Pindah ke sini?"

"Udah lumayan lama, baru latihan lagi aja." Vanya mengangguk.

Peluit terdengar nyaring, menandakan waktu latihan dimulai.

"Eh lu Vanya kan? SMP 29?" Reza menjajarkan lari nya dengan Vanya.

Vanya menatap Reza. "Iya."

"Lah seangkatan sama gua"

"Lu kenal gua?"

"Kenal, anak DKI kan? Yang sering dipanggil maju pas hari Senin buat dikalungin medali?"

Vanya mengerutkan keningnya. "Kok gua ga ngeh ada lu ya dulu?"

Reza tertawa. "Makanya jangan nolep dikelas mulu"

Vanya mengerucutkan bibir nya. "Iya deh"

"Gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik"

"Eh nanti boleh ya gua pasangan sama lo?"

Vanya mengerutkan keningnya. "Gua sama Dita. Ya udah Dita sama Londra aja"

Vanya menatap kedua sahabatnya itu. "Iya deh liat nanti."


🍁🍁🍁


Latihan menendang dimulai, Jefran dan Naurel baru tiba setelah selesai pemanasan.

Vanya menuruti mau Reza untuk berpasangan dengannya. Ya sudah lah, hanya pasangan latihan.

Saat sedang berpasangan, ternyata Reza orang yang humoris, Vanya enjoy saja. Namun tanpa disadari seseorang memotret tawa mereka berdua.

"Lu anak club sini?"

"Bukan," jawab Vanya. "Cuma ikut latihan disini aja." Reza mengangguk.

"Sekolah dimana sekarang Van?"

"Di 112."

"Oh, tau gua." Vanya mengangguk.

"Udah, ayo nendang lu"

Reza kembali menendang target yang dipegang Vanya. "Cewe gua jalan sama orang lain anjir," celetuk Reza. Vanya tertawa, "pantes tendangannya penuh emosi"

Setelah selesai melakukan 2 set tendangan selama 30 detik, Sabeum mempersilahkan mereka istirahat sebelum pendinginan.

Setelah pendinginan, Sabeum kembali mengumpulkan murid membentuk lingkaran. "Malam semua. Jadi saya mau infoin, 2 minggu lagi kita bakal ada Gasuku. Vila udah saya sewa disekitar Puncak, Bogor. Kita bakal 2 hari 1 malam disana. Dan nanti saya minta tolong buat yang udah senior kaya Vanya, Dita, Londra, Jefran, Naurel jadi mentor disana. Buat Vanya karena bukan anak club sini bakal saya potong ½ harga aja bayarnya. Nah nanti kita kesana rame-rame naik bus, saya udah sewa 1 bus besar buat orang tua, ada juga mobil TNI buat yang murid-murid nya, nanti bakal gabung sama anak SMP 168. Paham ya? Diusahain hadir disana."

Pertama dan NormaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang