Siang hari ini, dengan panas yang terik, mereka berhasil menyelesaikan jadwal latihan. Vanya menuruni tangga duluan, sambil membawa perlengkapan latihannya dan Madeva, berniat menunggu Madeva diparkiran untuk mengantarnya pulang.
"Pulang sama siapa Van?," Reza berusaha mensejajarkan dirinya dengan Vanya.
Vanya menolehkan kepalanya. "Sama Madev"
"Sama gua aja ayo, tinggalin Madeva"
"Ga usah gatel gitu bro sama cewe orang," Madeva berlari menuruni anak tangga, mengejar Vanya dan Reza, dia berdiri di antara Reza dan Vanya.
Reza tertawa. "Bercanda kali bang"
Madeva mengangkat satu alisnya mendengar alasan klasik itu. "Bercanda kok keterusan"
"Ga usah baper lah Dev, lagian Vanya suka nya sama lu kok"
"Kalo udah tau kenapa masih godain cewe gua?" lirik Madeva sinis. Madeva menarik lengan Vanya dan berjalan cepat menuju parkiran, meninggalkan Reza tertinggal di belakang.
Setelah tiba di motor hitam Madeva, Madeva menatap Vanya. "Tunggu sebentar, aku mau beli minum"
Madeva meninggalkan Vanya, dia berjalan menuju warung minuman di dekat parkiran dan melewati Reza. Saat mendekati Reza, Madeva berbisik. "Temuin gua nanti malem di caffe kenangan jam 8 malam. Ga dateng? Lu pengecut." Setelah mengatakan itu Madeva berlalu menuju warung. Reza mengerutkan keningnya dan tersenyum smirk. "Gua ga takut bro"
🍁🍁🍁
Tepat pukul 19.50 Madeva tiba lebih dulu di caffe kenangan. Dia duduk di salah satu kursi yang masih kosong dan memesan americano.
Sambil menikmati americano yang sudah ia pesan, Madeva menatap sekeliling caffe, banyak muda mudi berpacaran.
"Jadi keinget Lia, semoga Lia ga tau deh. Maaf ya Li, aku sebel abisnya," ucap Madeva bermonolog.
Telat 5 menit dari waktu yang dijanjikan, Reza datang membawa moge berwarna merah nya. Dia menghampiri Madeva yang sedang asik memainkan kunci motor sambil meminum segelas americano panas.
Reza menarik kursi dan duduk didepan Madeva. Madeva memperhatikan gerak gerik Reza. "Ice ekspreso satu mba"
"Lo demen sama Vanya Za?" pertanyaan barusan membuat Reza mengerutkan keningnya dan sedetik kemudian tertawa keras.
"Gua punya cewe kok bro"
Madeva membuang muka nya dan memberikan senyuman mengejek. "Terus kenapa masih godain cewe orang?"
"Gua cuma bercanda." Madeva menatap tajam Reza. "Lo laki bukan sih?"
"Laki lah, mau liat burung gua?"
Madeva terkekeh geli. "Balapan 30 menit lagi. Di bekas kantor PT. Sinar Karya, gua kesana duluan." Madeva bangkit dari kursi dan meninggalkan Reza dengan ice ekspreso nya yang baru saja tiba. "Demi Vanya ya Dev? Demi cewe cantik mah gapapa," sahut Reza pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertama dan Norma
Romance"Dev, ayo temenin aku sholat" - Aulia Livanya "Tapi kan aku ga sholat Li" - Madeva Niel Ini tentang kisah dimana sebuah tatap yang akan menjadi prolog dari permulaan kisah seorang gadis bernama Livanya mengenal cinta pertamanya. Kisah pertama yang h...