24

16 8 0
                                    

Bintang yang terang membasuh malam yang dingin kali ini. Ketiga remaja tampan masih setia duduk disebuah cafe hingga malam menunjukkan pukul 23.00 malam. Madeva masih saja menunduk dengan tatapan kosong, Naurel dan Jefran asik berbincang mengenai Oranzo yang sedang memburu teman lamanya, Jaguar, untuk membalaskan dendam.

"Dev? Udah lah," Jefran menyenggol lengan Madeva.

Madeva mengangkat kepalanya. Dia menatap Jefran dengan tatapan dingin. "Pinjem gitar Jef"

Jefran mengerutkan keningnya. "Mana ada gua bawa gitar nyet"

"Pinjemin, susah amat." Jefran mendengus, "semerdeka lu dah Dev," Jefran bangkit untuk meminjam gitar yang sedang menganggur diatas panggung yang biasa dipakai oleh penyanyi cafe.

Jefran datang membawa gitar kayu. Naurel tertawa. "Kenapa anjir Rel?"

"Kita kayak babu Madeva anjir lama-lama"

"Biarin, ngebahagiaan anak Tuhan. Nih,"Jefran menyerahkan gitar tersebut, Madeva menerima nya.

Madeva mengecek kondisi senar gitar tersebut. "Bisa nyanyi kan lu berdua?" tanya Madeva kepada teman-temannya. Jefran dan Naurel saling tatap.

"Lu mau nyuruh kita ngapain?" tanya Naurel bingung.

"Nyanyi lah, masa kayang," Madeva lanjut membenarkan senar. Jefran dan Naurel saling tatap lagi, tatapan yang mengartikan 'lo aja yang nyanyi', 'ga, lo aja'.

"Siap?" Madeva memetik gitar, membuat sebuah alunan musik pembuka lagu.

"Serana, For Revenge." Jefran dan Naurel mengangguk.

Diam-diam Jefran merekam suara di hp nya, dia berniat memberikannya kepada Vanya.

Alunan gitar memasuki bait pertama lagu.

Alunan gitar memasuki bait pertama lagu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di setiap masa yang telah kulewati." Madeva membuka suara. Jefran dan Naurel menyusul di bait kedua.

"Meluap bersama kisah tak terganti

Senja mulai membiru menunggu yang berlalu

Haru air mata menyela iringi rindunya

Jika 'ku merasa sepi

Kembalilah ke tempatku menanti

Sebelum waktu menuntut mati"

Madeva memetik panjang gitar, lagu memasuki bagian reff. Jefran dan Naurel kompak diam, membiarkan Madeva meneruskan liriknya.

"Beritahu aku cara melupakanmu

Seperti kau ajarkanku dewasa

Beritahu aku cara merelakanmu

Seperti kau ajarkanku bahagia." Madeva bernyanyi dengan suara yang dalam dan menghayati, Jefran dan Naurel menahan nafas tanpa sadar, mereka tau ini ungkapan hati Madeva yang sesungguhnya.

Pertama dan NormaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang