"Dev, ayo temenin aku sholat" - Aulia Livanya
"Tapi kan aku ga sholat Li" - Madeva Niel
Ini tentang kisah dimana sebuah tatap yang akan menjadi prolog dari permulaan kisah seorang gadis bernama Livanya mengenal cinta pertamanya. Kisah pertama yang h...
Suara bising motor dan sorak sorai perempuan menjadi backsound telfon Madeva dan Vanya malam ini.
"Kamu ikut balapan?"
"Ga Li. Tapi, kalo kamu bikin aku sakit hati ya pasti aku ikut balapan"
Vanya mengerutkan keningnya. "Maksud banget lu. Ga usah ikut balapan ya Madev!"
Madeva tertawa. "Bercanda Li. Iya aku ga ikut balapan." Terdengar samar-samar suara orang lain. "Deva, sini anjing." "Li, aku matiin dulu ya. Kamu jangan tidur malem-malem, langsung tidur aja"
Telfon tersebut pun terputus sepihak.
Vanya mendengus.
Disana Jefran, Madeva, dan Naurel sedang duduk diatas motor masing-masing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jefran." Panggil seorang pria berusia 18 tahun. Orang yang dipanggil menolehkan kepalanya. Jefran mengangkat satu alisnya.
Orang tersebut berdiri didepan motor hitam Jefran. "Gua tantang lu dan temen-temen lu balapan sama gua dan temen-temen gua."
Jefran tersenyum miring. "Oranzo Ksatria. Lu masih ga puas sama kejadian 5 bulan lalu? Ga inget lu kemaren sehancur apa? Oh apa karena motor lu baru jadi merasa berani?"
Oranzo, orang yang menantang tersebut membuang ludahnya kesamping. "Cuih. Ga usah sombong lo! Gua yakin kemaren cuma keberuntungan karena gua jatoh dan kalian main licik makanya lu bisa menang."
Jefran menatap kedua sahabatnya. "Gimana?"
"Ya kali gua takut," jawab Naurel. "Lo gimana Dev?"
Madeva mendengus. "Ga dulu deh. Lagi males"
Oranzo tertawa. "Lemah. Madeva Niel sang pengecut masih sama pengecutnya"
Jefran bangkit dari motornya. "Maksud lo apa?" Jefran mencengkram jaket Oranzo.
Jefran menatap rendah Oranzo. "See?" Oranzo menepis tangan Jefran. "10 menit lagi kita mulai." Oranzo meninggalkan mereka bertiga disana.
"Tu orang ga ada cape nya ya keluar masuk rumah sakit." Ucap Naurel. Jefran tertawa sinis. "Udah siap-siap aja. Kita tunjukin yang mereka mau."
"Semoga Lia ga marah," ucap Madeva sambil memakai sarung tangannya. Jefran dan Naurel saling tatap, sedetik kemudian mereka tertawa. "Bhaks. Cowo takut sama cewe?"
Madeva menatap Jefran. "Kenapa? Salah kalo gua sayang?"
"Jangan letoy gitu lah Dev. Mana Madeva Niel yang dikenal garang?"
"Bacot. Mending lu cari cewe biar tau apa yang gua rasain"
"Cari cewe terus jadi orang lembek kaya lu? Ga deh, makasih."