35

20 7 0
                                    

Setelah Vanya berhenti menangis dan suara hati nya kembali membaik. Dia memutuskan membantu untuk memasukkan air.

"Oke makasih yang udah bantu." Plastik tersebut sudah habis, ember tersebut juga sudah terisi penuh kantung-kantung air.

Ember itu diangkat oleh 3 orang mentor laki-laki menuju lapangan basket di depan.

"Anak-anak ayo makan, berenangnya nanti lagi. Kita mau senam nanti," teriak Mama Fira.

Vanya dan teman-temannya naik ke permukaan. Mereka sama-sama memakai handuk untuk menghangatkan badan. Udara berhembus cukup kencang, membuat suhu semakin turun. Vanya dan teman-temannya bergantian mengambil nasi juga lauk yang sudah disiapkan untuk sarapan.

Lalu mereka duduk di teras belakang sambil melihat Ibu-Ibu yang masih asik di depan kompor. 15 menit mereka makan dengan khitmat.

"Abis. Mama Fira, senam jam berapa?" Dita meletakkan piring ditumpukkan piring kotor.

"Jam 09.00, masih setengah jam lagi." Mama Fira menjawab sambil terus mengaduk telur di wajan.

"Mau nyanyi ga?" Vanya dan Londra mengangguk. Dita mengambil gitar, Vanya dan Londra meletakkan piring kotor.

Dita duduk diantara Vanya dan Londra memangku gitar.

"Sini Fir, nyanyi." Fira ikut duduk di sebelah Vanya.

"Cinta dan Rahasia?"

"Boleh gas," jawab Fira dengan semangat.

"Lon, buka google di hp gua, search key nya." Londra membuka laman Google dan mencari website key guitar lagu Cinta dan Rahasia.

" Londra membuka laman Google dan mencari website key guitar lagu Cinta dan Rahasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dita mulai membuka lagu dengan alunan gitar khas nya.

"Terakhir kutatap mata indahmu

Di bawah bintang bintang

Terbelah hatiku

Antara cinta dan rahasia

Ku cinta padamu

Namun kau milik sahabatku

Dilema hatiku

Andai ku bisa berkata sejujurnya," Vanya dan Fira bernyanyi dengan tenang. Londra sibuk membantu mengarahkan kunci gitar agar Dita mudah melihatnya.

Tiba-tiba Madeva, Jefran, dan Naurel duduk di samping mereka—masih dengan telanjang dada.

"Jangan kau pilih dia

Pilihlah aku yang mampu mencintamu lebih dari dia

Bukan ku ingin merebutmu dari sahabatku

Namun kau tahu

Cinta tak bisa tak bisa kau salahkan," Dita ikut bernyanyi.

"Eh ganti lagu dong," sela Madeva.

"Naon?" Dita menghentikan petikan gitar nya.

Pertama dan NormaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang