9

33 5 0
                                    

Vanya berhasil tiba di tribun merah dengan cepat. "Ti, ikut upacara ga?" tanya Vanya kepada Tias, senior satu clubnya.

"Ga. Lagi pada makan"

"Kamu aja Kak jagain anak-anak," sambung Fany.

"Pake baju apa?"

"Baju kaos club aja," jawab Tias.

"Oke, gua minum dulu," Vanya mengambil botol minumnya dan menegak isinya.

"Yang udah siap langsung ke depan aku yuk," Tias memberi intruksi.

Junior Vanya dan Tias berlari untuk berbaris didepan Tias.

Vanya berdiri didepan Tias. "Makasih Ti. Lu lanjut makan aja." Tias mengangguk dan kembali duduk ke tribun.

Vanya melihat kearah lapangan berusaha membaca situasi.

"Dek, kalian ikutin saya ya. Sekarang kalian baris dulu jadi 2 baris," Vanya memberi intruksi. Anak-anak tersebut mengikuti perintah Vanya.

Vanya menggiring mereka menuju tangga untuk turun ke lantai dua. Di lantai dua Vanya mencari pintu masuk menuju lapangan. Hei, GOR ini terlalu luas untuk dipetakan sehari bukan? Lagi pula kenapa juga harus Vanya yang menjadi tumbal? Kemana seniornya? Upacara nya kan wajib untuk peserta pertandingan. Dasar.

Saat menemukan segerombolan club lain, Vanya menyuruh anak-anak mengikutinya. Mereka berhasil menemukan pintu masuk dan memasuki lapangan. Vanya memperintahkan mereka berbaris ditempat yang kosong.

"Kalian nanti jangan bercanda ya kalo udah mulai upacaranya"

"Oke Sabeum," jawab anak-anak itu. Vanya tersenyum dan mengisi barisan paling belakang.

Tak lama kemudian, club Dita datang dan berbaris disebelahnya. Londra dan Dita ikut berbaris di paling belakang, sejajar dengan Vanya. Vanya melihat Madeva baris dibarisan tengah bersama dua temannya.

"Cabut yuk," celetuk Londra.

"Gas," jawab Dita.

"Anjir? Gua disuruh jagain bocah woi," protes Vanya.

"Gapapa elah, itu ada yang gede juga," Londra menunjuk teman laki-laki Vanya.

Vanya mendengus. "Nanti aja kalo dah mulai biar ga ketauan"

"Oke," jawab Dita dan Londra kompak.

Mic berbunyi, MC yang akan memimpin upacara pembukaan mulai berbicara. Suara perlahan-lahan meredup.

"Assalamualaikum Wr. Wb, siang adik-adik"

Semua orang dilapangan menjawab kompak. "Waalaikumsalam Wr. Wb, siang"

"Baik, kita akan mulai upacaranya, adik-adik yang ada di lapangan dan para orang tua yang ada di tribun diharap tenang selama upacara. Kepada pemimpin upacara silakan memasuki lapangan"

Satu orang wasit muda memakai kemeja, dasi, dan celana bahan memasuki lapangan dengan gagah. "Siap grak!" pemimpin memberi aba-aba.

"Pembina upacara dipersilahkan memasuki lapangan," ucap MC.

Ketua pelaksana, seorang Master Taekwondo dan beberapa rekannya memasuki ruang pembina upacara, ruangan khusus yang diselimuti kaca ada disebelah tribun.

"Menyanyikan lagu Indonesia Raya. Diharap semua orang yang ada dalam GOR berdiri." Semua orang berdiri, tak terkecuali orang yang sedang makan diatas tribun sana.

Satu wasit perempuan, menjadi dirigen. Operator memutar aransemen lagu Indonesia Raya, dirigen memimpin lagu Indonesia Raya. Semua orang dalam GOR menyanyikan dengan kompak.

Pertama dan NormaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang