Catarina sibuk berkutat dengan kegiatannya membersihkan seluruh ruangan itu dari awal memang sudah kosong hanya saja berdebu dan lantainya kotor sekali. Sudah dua jam berlalu, ini bilasan lantai untuk ke- delapan kalinya untuk memastikan lantainya benar-benar bersih lalu Catarina kembali mengelap seluruh lantai dengan lap kering.Tanpa disadarinya debu-debu itu berpindah mengotori gaunnya. Alhasil bagian putih gaun itu menjadi kecoklatan tetapi Catarina tidak begitu peduli. Setelah selesai bersih-bersih lantai, Catarina mencari benda berupa alat masak yang bisa dipakai diruangan itu.
Banyak hal yang didapat Catarina seperti sat set pisau baru, piring, mangkuk, beberapa sendok dan kompor minyak serta beberapa lainnya merupakan wadah dari bahan aluminium yang bisa digunakan sebagai panci dan sejenisnya. Toh, untuk bahan makanan sesekali Catarina bisa mencuri-curi sedikit didapur atau membelinya dipasar jika sudah gajian.
Catarina membersihkan seluruh peralatan itu di pancuran taman belakang. Mengeringkannya dengan lap lalu membawanya secara diam-diam ke ruangan Archeron. Setelah diberi hak memegang kunci itu, Catarina tidak perlu cemas jika sewaktu-waktu Louisa datang hendak memergoki. Wanita itu tak bakal bisa masuk.
"Kau melakukan apa?" tanya teman sekamarnya ketika melihat Catarina menggulung kasur tipis miliknya.
Catarina tersenyum. "Aku punya adik dirumah, aku ingat kalau kasur miliknya rusak jadi aku akan berikan kasur milikku padanya."
"Lalu kau tidur dengan apa?"
"Apa saja bisa." jawab Catarina random.
Teman sekamarnya sampai geleng-geleng tak habis paham. Catarina membawa pergi kasur, bantal, selimut beserta spreinya juga lalu menyusun rapih semuanya di ruangan Archeron. Ketika melihat ruangan yang semula gelap berdebu itu kini lebih manusiawi, Catarina merasa puas.
"Kurang satu lagi.. ah!" saat teringat penerangan belum ada, Catarina kembali meninggalkan ruangan itu dan berkeliling untuk mencari lampu minyak bekas di seluruh gudang.
Namun rupanya kegiatan bolak-baliknya diamati oleh seseorang sejak tadi. Arthur De Louis tidak dapat menahan rasa penasarannya lagi. Selain lucu, menyaksikan Catarina mondar-mandir seperti hiburan tersendiri baginya di kala suntuk mendominasi ketika ia sedang sibuk belajar tata krama kesopanan seorang pangeran.
"Tuan muda mau pergi kemana?" Guru wanita itu kebingungan saat Arthur berlari keluar ruangan begitu saja usai mengamati sesuatu di jendela.
"Tuan muda, pelajarannya belum selesai!" Guru itu berteriak memberitahu tetapi percuma saja karena Arthur sudah menemukan kegiatan yang dirasanya menarik, yaitu mondar-mandir.
"Hai kak!"
"Aaaa monyet!" pekik Catarina terkejut saat seseorang memanggilnya begitu saja, ketika sadar yang diucapkannya tidak pantas, Catarina menampar bibirnya sendiri.
Arthur terkekeh geli melihat kelakuan random Catarina. "Kakak sedang apa?" tanyanya polos sambil melihat ke barang yang digenggam oleh Catarina.
"Ini..." Catarina melihat sekeliling sebelum menjawab. "Lampu minyak" katanya usai memastikan tak ada siapapun yang menguping didekat sini.
"Untuk apa itu?"
"Penerangan."
"Kakak lapar?" tanya Arthur tiba-tiba.
Catarina spontan menggeleng. "Ti..tidak" namun didetik yang sama perutnya berbunyi memalukan.
Arthur terkikik geli. Bagi anak polos berusia 13 tahun sepertinya, menyaksikan orang dewasa berbohong tapi kebohongannya digagalkan oleh kenyataan sangatlah lucu sedangkan Catarina memalingkan wajahnya yang merah padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasy"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...