[3] Latihan pertama

35.8K 4.4K 8
                                        

Kepala prajurit sekaligus guru yang ditunjuk oleh Louisa untuk mengajari Archeron berpedang sudah bersiap pagi-pagi sekali setelah dikabari bahwa Archeron sudah siap memulai latihan hari ini.

Ini bukan latihan pertama kali. Archeron pernah berlatih dengan Luciel sebanyak dua kali sebelumnya dan diawasi sang ibu secara khusus tetapi Archeron malah tak dapat memegang pedangnya dengan benar. Tangan kanan Archeron selalu tremor saat memegang pedang, tidak diketahui sebabnya apa karena dalam novel pun tidak diceritakan.

Keringat menetes menyusuri pipi Archeron, anak laki-laki yang baru memasuki masa pubertas itu menemukan hal yang menjadi passionnya sekarang. Walaupun belum bisa terlalu banyak menandingi kemampuan berpedang Luciel, Archeron cukup baik dalam menangkis dan mengelak.

"Sekali lagi" interupsi Luciel terhadap majikan sekaligus muridnya itu.

Archeron mengangguk pelan. Dia mengumpulkan nafasnya, menahannya lalu mengeratkan genggaman terhadap pedangnya. Bersamaan dengan itu Luciel menyerang, Archeron berlari maju dengan pedang terhunus ke depan.

Sling!

Benturan kedua benda tajam yang saling berbenturan itu terdengar keras. Archeron nampak terengah-engah dalam posisi mendaratnya dengan satu kaki ditekuk sedangkan Luciel berhasil mendarat sempurna.

Baru mau menunjukkan senyum remeh, Luciel tersentak. Pupil matanya membesar ketika pedang yang dipegang tangannya terpotong menjadi dua. Bagian atasnya terjatuh bebas menciptakan dentingan kecil.

"Wow" takjubnya sambil bertepuk tangan.

"Kau cukup hebat untuk ukuran pemula, Yang Mulia."  Timpalnya memuji seraya memperhatikan Archeron dengan wajahnya yang memerah akibat kelelahan dan nafas tak karuan.

"Senang bisa berlatih denganmu, Luciel" sahut Archeron mulai bisa menetralkan nafas menggebu-gebunya dan berdiri.

Luciel tersenyum miring. "Ya meskipun kau tidak sempurna dalam memegang pedang yang seharusnya hanya bisa dipegang tangan kanan. Sejauh ini kau cukup keren"

"Aku bisa berlatih sampai ahli." jawab Archeron yakin.

Luciel masih memandang remeh, meskipun derajatnya lebih rendah dibandingkan Archeron tetapi dimatanya semua orang sama saja. Terlebih lagi posisi mereka sekarang adalah murid dan guru, bukan pangeran dan bawahan.

"Kau bisa berlatih sebanyak yang kau mau, tetapi ingatlah bahwa penggunaan pedang dengan tangan yang salah tidak akan sebaik penggunaan di tangan yang benar."

Mulut Archeron terkunci rapat. Untuk sesaat kepalanya sedang berpikir keras. Didalam sana, Archeron tidak bisa membantah bahwa ucapan Luciel salah tapi Archeron juga tidak bisa membuktikan dibagian mana benarnya ucapan itu. Archeron mengetahui kelemahannya dari memegang pedang menggunakan tangan kiri saja sudah tidak normal, tetapi hanya ini yang bisa Archeron lakukan.

"Dibandingkan dengan kemampuan berpedang Martis, kau kalah jauh" tambah Luciel memanasi agar Archeron marah dan lepas kendali sehingga menyerangnya.

Tapi hal itu tidak terjadi. Sedari tadi di kejauhan terlihat Catarina tengah mengamati dari balik salah satu pilar. Percakapan antara Luciel dan Archeron yang saling memuji bisa ia dengar, tetapi lalu tiba-tiba saja Luciel mengubah topik ke arah yang tak seharusnya. Luciel seakan melucuti kemampuan Archeron dengan membandingkannya.

"Dari segi pertahanan, kestabilan, kelincahan,  kekuatan serangan sudah jelas kau berbeda jauh---"

"MAKAN SIANG!!!" seru Catarina membawa nampan berisi beberapa potong roti, dua mangkuk sup dan jus dari buah-buahan entah apa.

ArcheronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang