"Martis.." Catarina meraih lengan pemuda berambut perak itu sampai menoleh dan bertatapan dengannya tetapi ini bukan saatnya untuk adegan romantis seperti di film karena ada hal penting yang menjadi pertanyaan Catarina sampai saat ini."Ya?" Martis menyahut bingung, ia tidak bisa membaca apa yang Catarina akan sampaikan melalui tatapan gadis itu terhadapnya.
"Kau bilang kau mengetahui bahwa dunia ini hanya mengulang fase yang sama yaitu kematian Archeron saat dihukum penggal, lalu kenapa kau terlihat sama sekali tidak berusaha menghentikan ini?"
"Aku sudah mencoba..." ucap Martis pelan, air mata mengembeng dibagian pelupuk mata pemuda itu. "Tapi sejauh apapun aku mencoba aku tetap mati dibunuh oleh Archeron itu sendiri karena saat itu usiaku sudah lebih dari 20 tahun, aku tidak terlalu ingat tepatnya tapi pasti sudah melewati angka itu dan aku sungguhan mati lalu terbangun lagi dengan perasaan yang seakan habis tertidur ratusan tahun." Jelasnya bercerita tanpa sadar air matanya berjatuhan mengingat betapa sedihnya ia saat itu.
"Suatu hari aku pernah mencoba mengatakannya pada seseorang, tetapi mereka menganggapku habis mimpi buruk dan saat aku sudah percaya diri akan bisa menghentikan Archeron.. aku tetap terbunuh di usiaku yang ke-20 tahun yang artinya aku sungguhan mati. Aku tahu mengenai magis dari kakekku tapi aku terlalu skeptis untuk menggunakannya sehingga yang bisa kulakukan hanya menunggu kematianku setiap harinya." Ucap Martis menutup cerita sedihnya.
Catarina tercenung disana sementara Martis menunduk bersama air mata yang berjatuhan mengingat betapa tidak berdayanya dia sebagai seorang kakak. Martis berusaha menjalani hidupnya seperti biasa dan membiarkan dirinya dibunuh berkali-kali dengan rasa sakit yang sama.
Rasa sakit akibat tak bisa menyelamatkan Archeron terus-menerus.
Catarina kehilangan kata, ia merasa sedih akan semua hal yang terjadi disini dan mengingat betapa tidak berdayanya ia terlebih lagi sekarang Martis sudah meninggal dalam artian tanda kutip meskipun Martis tidak sepenuhnya meninggal tetapi Catarina menjadi kehilangan arah kemana akan mengubah alur dunia ini dan menghindarkan Archeron dari kematian.
Perlahan Catarina menyentuh lengan Martis saat pemuda itu mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan wajah dipenuhi air mata. "Jangan menangis, itu bukan salahmu. Sekarang kita akan cari bersama jalannya untuk bisa menghentikan benang merah kematian Archeron jadi, tolong jangan menangis."
Martis menggeleng, ada hal lain yang ia pikirkan dan sangat mengganggunya saat ini. "Bagaimana dengan kematian ayah dan ibu?"
Tangan Catarina seketika meremas pelan lengan Martis, matanya membulat dengan bibir setengah terbuka sebab ia melupakan hal yang satu itu. Archeron akan membunuh Louisa dan suaminya kemudian Martis naik tahta selama beberapa bulan atau tahun, Catarina sedikit tidak bisa mengingatnya karena semua kejadian ini tidak begitu didetailkan dalam novel lalu setelah itu Martis dibunuh dan setelahnya Archeron menduduki tahta kemudian bertemu Olivia.
"Kita akan cegah!" usul Catarina cepat, "untuk sekarang kita akan membuat Archeron mengikuti pelajaran menjadi pangeran mahkota dulu dan mendekatkan hubungan antara Archeron dan Yang Mulia Ratu."
"Apa itu akan berhasil?"
Catarina menggeleng seraya tersenyum penuh arti yang mengartikan ia sendiri pun tidak yakin mengenai hal itu tetapi selagi bisa mencoba maka tidak akan apa-apa, sosok Tuhan pasti akan membantu mereka meskipun dunia ini terlihat aneh dan tak masuk akal.
"Aku merasa takut Catarina." Cicit Martis pelan dengan nada penuh ketakutan dan keraguan yang bisa Catarina rasakan lalu Martis menyadari beberapa saat lalu Catarina seharusnya sudah pergi.
"Bukankah seharusnya kau beristirahat?" tanya Martis membuat Catarina memukul pelan dahinya akibat melupakan opsi yang ia pilih sendiri.
"Ya ampun.." Catarina mendesahkan nafasnya letih tetapi ia menoleh pada Martis yang murung. "Apa kau bisa kutinggal sendirian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasi"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...