"Dia tampan." Celetuk Ivory bercerita tentang pemimpin kerajaan Raven yang sekarang. "Memang belum ada pengangkatan resmi sebagai raja tapi, dia sangat karismatik namun rumor lain juga mengatakan bahwa dia dingin dan tidak tersentuh.""Dia persis seperti pria yang kau ceritakan padaku waktu itu. Pria dari dunia dongeng yang indah. Penjahat yang tampan~" Ivory terkekeh pelan saat Catarina justru terlihat sebaliknya, terganggu karena tingkahnya.
"Ivory hentikan." Ucap Catarina penuh penekanan.
Gadis itu tidak bertambah tinggi, sial. Satu-satunya hal dari kehidupan sebelumnya yang terbawa sampai ke sini adalah tingginya yang hanya sekitar 160 derajat. Catarina pikir itu adalah tinggi yang akan bertambah tetapi seiring berjalannya waktu hingga sepuluh tahun kemudian tingginya hanya bertambah satu senti menjadi 161 lalu tidak bertambah lagi. Berbanding terbalik dengan Ivory yang menjadi jangkung dengan tinggi 171 centimeter padahal mereka berada dalam usia yang sama.
"Catarina kau pendek." Celetuk Ivory seolah menyiramkan bensin diatas bara api yang terbakar.
"Ivory..." Catarina terlihat menunduk, baiklah Ivory sekarang takut. "Bicara sekali lagi akan kupindahkan lehermu ke kaki loh. Mau?"
"T-tidak." Ivory refleks menggeleng cepat sambil memegangi lehernya sendiri. "Aku akan panggang sisanya, kau pergi saja ke menara."
Terlihat Catarina menghela nafas. "Untunglah aku ini belajar sabar dari berbagai series game Robbery Bob, setidaknya ada gunanya aku menghabiskan sepanjang musim dingin mengurung diri dan menyelesaikan setiap level game itu."
Tiba-tiba saja bibirnya mengulas senyum, ia teringat ponselnya yang sudah rusak mungkin sementara disini tak ada alat untuk komunikasi semacam itu selain melalui surat yang diantarkan secara manual atau burung merpat terlatih.
Setelah selesai mengemasi beberapa roti isi ke dalam keranjang, Catarina memakai tudungnya lalu pergi dari rumah kecil tempat ia dan Ivory memproduksi sekaligus berjualan roti. Walau kebanyakan omset mereka merugi total karena Catarina dan Ivory yang sama-sama murah hati sering membagikan roti mereka secara gratis kepada orang-orang setiap sore hari.
"Ivory, aku pergi ya!"
"Iya kakak Catarina hehe..."
Catarina memutar bola matanya malas saat Ivory mengejeknya lagi kali ini dengan menjulurkan lidah dan mengacungkan dua jempolnya terbalik. Catarina tak habis pikir dengan kerandoman gadis itu namun untuk sekarang ia jujur merasa penasaran dengan Archeron. Sudah bertahun-tahun berlalu kira-kira seperti apa anak laki-laki cengeng itu?
"Mungkin sekarang dia ingusan." Gumam Catarina lalu tertawa sendiri saat membayangkan hal itu, seorang pria tinggi yang kesulitan mengelap hidungnya yang berair.
Setelah berjalan melintasi hutan singkat, Catarina sampai di sebuah menara tinggi didekat perbatasan wilayah barat. Bibirnya menyunggingkan senyum saat seekor kucing berbulu putih bersih berlari mendekat ke arahnya, melompat naik ke atas pelukan tangannya.
"Aku sedang membawa keranjang loh," ucap Catarina pada kucing tersebut yang balas mengeong lalu menduselkan kepala berbulunya di pergelangan tangan Catarina.
"Meong~ meong~"
"Aku tak mengerti bahasa kucing."
Setelah berujar dengan nada yang cukup galak, kucing itu melompat turun dari atas lengan Catarina lalu berjalan memasuki pintu menara yang dibukakan oleh gadis itu dari belakang.
Terlihat Catarina berjalan mendekati sebuah meja lalu menata roti-roti yang dibawanya diatas piring yang ada disana lalu membawa piring kotor ke tempat cucian lalu membersihkannya. Catarina sudah terbiasa dengan kegiatan ini selama bertahun-tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasía"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...