Sesuai dengan yang diucapkan Martis, terdapat jalan rahasia yang hanya bisa diakses oleh orang-orang yang benar-benar mengetahui letak jalan tersebut.
Dibalik salah satu rak terdapat sebuah pintu yang dikurung rapat. Archeron mendobraknya secara paksa tadi sampai rambutnya yang rapih menjadi berantakkan dan menambah kesan tampan yang sialnya diabaikan oleh Catarina.
Laki-laki itu berjalan dengan bibir cemberut. Mereka berdua sedang menyusuri lorong dengan penerangan minim dari lampu minyak yang Catarina bawa.
Sesekali Archeron menyenggol lengan Catarina lalu berpura-pura mengipasi wajahnya yang berpeluh terutama di bagian dahi. "Panas sekali disini. Kau tidak kepanasan?"
Sebentar Catarina menoleh. "Tidak." Ucapnya lalu kembali fokus pada jalanan lurus didepan.
Gagal.
"Duh, kenapa tak ada satupun angin yang masuk sih?" keluhnya kali ini sambil menyeka keringat dibagian leher mulusnya.
Catarina lagi-lagi hanya menoleh sebentar, tak begitu memperhatikan Archeron yang berulang kali melemparkan kode keras minta diusapi keringatnya. "Bersabarlah nanti juga jalan ini bakal ada ujungnya dan bakal dapat banyak angin."
Decakkan Archeron terdengar. Catarina tidak tahu apa yang laki-laki muda itu pikirkan selain mengeluh. "Bisakah kau berhenti meniupi wajahku dari samping?"
"Tch!" Archeron mendecak kesal lalu memalingkan wajahnya, membuangnya jauh-jauh dari Catarina.
Hingga tiba-tiba langkah mereka terhenti. Ada benda besar berwarna hitam diujung jalan. Tepat disana. Catarina tidak tahu apa itu tetapi atmosfer disekitar berubah jadi dingin, perasaan yang sangat tidak baik.
"Archer..." Catarina meneguk ludah, memundurkan satu langkahnya dan meraih bahu Archeron tanpa melihat.
Menepuk-nepuk udara sampai mendapatkan bahu laki-laki itu dan bergidik ngeri. "Ada sesuatu didepan." Ucapnya memberitahu.
Mendengar hal itu, Archeron mengambil alih lampu minyak dari tangan Catarina. "Tunggu disini," titahnya berpesan lalu mengambil beberapa langkah mendekat ke benda yang masih jauh.
"Apa itu?" tanya Catarina ke Martis.
Pemuda itu mengamati. "Aku baru ingat sesuatu."
"Apa?" sahut Catarina panik. Dilihatnya Archeron yang semakin menjauh, perasaan tak enak meliputi dada Catarina. "Apa yang baru saja kau ingat? Martis, katakan! apa yang kau ingat?"
"Iblisnya kakek."
Deg!
"ARCHER KEMBALILAH!!!" pekik Catarina tak dapat menyembunyikan kepanikannya.
Dipanggil Catarina, Archeron memutar kepalanya dan menemukan gadis itu berlari kencang ke arahnya dengan wajah panik dipenuhi rasa takut.
"Menjauh! menjauh dari makhluk itu!"
Bukunya...
Aku ingat sesuatu tentang bukunya...
Walau tidak dijelaskan,
Tapi dikatakan bahwa Archeron pernah nyaris mati karena serangan iblis sewaktu remaja.
Jangan-jangan...
"Ada apa Catarina?" Archeron bertanya dengan wajah cemas. Mendapati Catarina terengah-engah memegangi lengannya dan menariknya mundur menjauhi makhluk itu.
"Kenapa? memangnya itu apa? kenapa kau setakut ini?"
Bayangan itu membesar. Melembar dengan mata merah. Perlahan wujudnya terlihat. Catarina menyaksikannya betapa mengerikannya makhluk hitam itu. Dia memiliki tangan yang banyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasi"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...