Tidak bisa menggunakan pedang saja sudah dianggap sial, apalagi yang tremor bahkan saat hanya memegang benda itu. Mengetahui ada yang salah dengan salah satu putranya, Louisa merasa malu karena sebisa mungkin ia tak mau suaminya tahu aib yang dimiliki putranya.
Archeron diancam harus bisa memegang pedang bagaimana pun caranya sebelum sang ayah kembali dari Medan perang di wilayah Orions. Archeron sudah melakukan yang sang ibu minta tapi hasilnya nihil, tangan kanannya langsung tremor dan tak mampu mempertahankan pedang dalam genggamannya tak kurang dari dua menit.
Hilang sudah seluruh kebencian yang digenggam dalam-dalam oleh Catarina. Ia yang sangat membenci Archeron mendadak iba sampai muntah-muntah usai mengetahui alasan dibalik penggunaan pedang ditangan kiri yang dilakukan pemuda itu suatu hari dalam novelnya.
Archeron tidak diceritakan sedari kecil. Hanya ada narasi yang menyebutkan bahwa Archeron memupuk kebencian sejak usia dini terhadap kedua orang tuanya dan sang kakak yang selalu menjadi model sempurna yang wajib ia tiru padahal kemampuannya jauh berbeda dengan kakaknya itu.
Tidak ada alasan yang dipaparkan mengapa Archeron membenci mereka, namun sekarang Catarina mengetahui segalanya. Catarina berusaha mengendalikan diri sambil mencuci wajahnya didekat pancuran air mengalir diluar dapur istana.
Hari sudah memasuki tengah malam. Tepatnya telah berlalu tiga jam setelah meninggalkan ruangan yang Archeron tempati sampai masa hukumannya berakhir. Jalan hidup Archeron tak pernah diceritakan sedikitpun, jadi Catarina tidak tahu tetapi sebisa mungkin Catarina bersikap biasa meskipun hatinya merasa bersalah sampai mual lagi.
"Hari ini melelahkan sekali, aku mau mandi air panas sebelum tidur"
"Aku ikut! rasanya tubuh ini lengket semua!"
"Ya sudah, ayo agak cepat!"
Perbincangan dua orang pelayan yang bertugas membereskan sisa makanan untuk disimpan dalam kotak-kotak kecil lalu disusun ke dalam rak membuat Catarina lekas menyembunyikan diri dibalik dinding dekat pintu sebelum memasuki area dapur.
Setelah mereka pergi dan dapur dalam keadaan sepi, Catarina menarik salah satu kotak kayu berukuran kecil dan membongkarnya. Sambil melihat ke arah sekeliling, Catarina mengambil dua roti lalu ia bungkus menggunakan kain dan mengembalikan kotak tadi ke tempat semula sedangkan bungkusan roti itu ia masukan ke bagian bawah rok gaunnya.
Setelah dirasa sudah sama seperti sebelum ia mengambilnya, Catarina beralih ke tempat penyimpanan obat. Catarina tertegun ketika menemukan tumbukan dedaunan yang disimpan dalam toples tapi diberi keterangan dengan kertas yang ditempel mengenai kegunaan herbal tersebut. Catarina mengambil satu, herbal untuk luka luar.
Ini melanggar perintah Louisa. Catarina masabodo. Habisnya ibu singa saja tak memakan anaknya sendiri, tapi Louisa dengan tega hati menelantarkan dan menghukum darah dagingnya hanya karena tak mampu memegang pedang tanpa tahu kalau dimasa depan putranya itu akan menjadi Ksatria terhebat sekaligus Raja--
Hening. Monolog dalam kepala Catarina terhenti seketika. Bukan, bukan karena tiba-tiba ada yang berdiri di ambang pintu dapur dan memergoki kelakuannya tetapi karena Catarina teringat bahwa Archeron membunuh kedua orang tuanya lalu sang kakak lebih dulu untuk menduduki tahta kerajaan Raven dan berkuasa.
Plot novel ini sejak awal memang sudah begitu. Catarina merasa cemas. Archeron belum rusak, masih bisa diperbaiki dan luka-lukanya masih bisa disembuhkan sebelum infeksi dan bernanah. Masih ada jalan lain supaya Archeron tak melewati plot novelnya namun untuk sekarang yang Catarina pikirkan adalah keselamatan anak kurus kering itu, maka tanpa berlama-lama Catarina diam-diam kembali ke ruangan di lorong gelap yang tadi ia datangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasy"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...