Sudah lima hari Catarina tak dipertemukan lagi dengan Archeron. Kepala pelayan memberitahu Catarina bertugas dibagian dapur mulai sekarang. Alhasil tak ada ruang baginya untuk berkeliaran bebas didalam istana, setiap kali punya waktu luang pekerjaan lain seperti mencuci piring, memasak, membantu koki selalu ia dapatkan hingga tulangnya terasa rontok semua.
Seperti sekarang, baru mau mengistirahatkan kaki dengan duduk sejenak. Rekan sesama pelayan memanggilnya untuk membantu menjemur kain-kain di belakang. Catarina tidak bisa menolak, dalam hati mengatakan selamat tinggal pada kursi yang nyaris ia dudukki rasanya berat sekali tapi mau tak mau Catarina mengekori gadis itu.
"Catrin, tolong pegang ujung yang ini" rekan dekat sesama pelayannya bernama Isabel yang kerap memberikan panggilan nyeleneh sesuai keinginannya itu meminta tolong begitu melihat kedatangan Catarina.
Catarina menghela nafas. "Yang ini?" ia mengangkat bagian yang dipegangnya cukup tinggi.
"Iya benar!" Isabel menyahuti. "Tolong jemur disana."
"Baiklah" ucap Catarina segera menjemur kain di tali jemuran panjang, dengan cekatan ia membantu menjemur kain lainnya setelah selesai.
Selesai dengan kain-kain itu, Catarina langsung diminta kembali ke dapur dan memanggang roti bersama Isabel. Sudah seperti tak ada istirahat untuknya, Catarina sibuk bekerja lalu tidur awal dimalam hari akibat kelelahan.
"Bawa roti-rotinya ke dalam" ujar salah satu koki menginterupsi lalu menunjuk banyak mangkuk kosong di meja, "Supnya juga sajikan dan bawa ke dalam, ya."
"Eh.. aku?" beo Catarina menunjuk dirinya sendiri seperti orang linglung.
Maklum, sangking tak pernah diminta masuk ke istana untuk mengantarkan makanan sekalinya diminta rasanya Catarina tak percaya.
"Iya kau. Tsk! malah bengong. Ayo!" Isabel mencibir sambil menepuk pelan dahi Catarina, memberikan gadis itu nampan berisi sajian roti-roti sementara dirinya membawa nampan berisi mangkuk sup.
Catarina mengangguk. "Ah iya" segera ia melangkah cepat mengejar Isabel yang sudah berjalan lebih dulu. "Memangnya di istana ada acara apa?"
"Pangeran Arthur berulang tahun ke 13, kau tidak tahu ya?" Gumam Isabel memberitahu lalu mendesah pelan. "Ah.. kau kan baru bergabung disini. Kudengar selalu ada pesta meriah dan banyak makanan, mereka juga mengundang ahli sihir untuk melakukan sulap atas permintaan pangeran Arthur."
"Apa ulang tahun setiap pangeran dirayakan?" tiba-tiba saja bibirnya bergerak sendiri menanyakan pertanyaan tersebut.
Isabel diam sejenak, nampak berpikir. "Iya semua dirayakan kecuali Pangeran Kedua, Pangeran Archeron. Perayaan ulang tahunnya hanya sampai usia 10 tahun lalu setelah itu dia jarang muncul di acara-acara rutin yang diadakan istana. Ratu bilang, dia sakit-sakitan jadi membutuhkan banyak istirahat."
Catarina memahami serumit apa hubungan Louisa dan Archeron. Untuk memutus benang takdir supaya Archeron tak membunuh kedua orang tuanya pada malam itu, Catarina harus mendamaikan mereka.
Caranya? itu dia, Catarina harus berpikir dua kali lebih keras.
Langkahnya terhenti saat tiba didepan sebuah ruangan dengan pintu besar. Lima orang pelayan sudah menunggu mereka dan langsung mengambil alih nampan tersebut kemudian membawanya ke dalam.
Pintu dibuka sedikit, sebesar satu orang lalu pelayan tadi masuk secara bergantian. Dari celah yang terbuka, Catarina bisa melihat ada pesta besar didalam sana sebelum pintu itu kembali ditutup.
"Kau penasaran dengan keadaan Pangeran Archeron, ya?" tebak Isabel.
Air muka Catarina berubah setengah panik, keningnya berkeringat. "T-tidak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasy"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...