Festival perburuan merupakan event umum tahunan yang diadakan oleh Kerajaan Raven, sebagai kerajaan terbesar yang menaungi banyak kerajaan kecil lainnya. Festival perburuan merupakan bentuk festival persahabatan antar kerajaan dimana biasanya masing-masing dari Kerajaan akan mengutus pangeran atau putra mahkota secara langsung untuk mengikuti perlombaan berburu dalam festival.Para pelayan kerajaan sibuk bekerja sejak semalam hingga pagi-pagi sekali. Mereka bangun dan langsung mondar-mandir menyajikan makanan disebuah meja besar yang ada di aula depan istana yang nantinya akan dijadikan pembukaan acara festival.
Utusan dari kerajaan lain satu per satu berdatangan, mereka memberikan kabar apakah pangeran dari kerajaan mereka siap mengikuti festival perburuan. Utusan memang dibiasakan datang lebih awal sedangkan pangeran akan menyusul setelahnya, beberapa jam sebelum pembukaan dimulai.
Karena merupakan hari khusus sampai tiga hari ke depan, para pelayan diberikan gaun baru. Catarina juga mendapat satu gaun yang sama, berhubung ia tidak memiliki tugas didapur dan Archeron tadi mengusirnya keluar karena ingin berganti pakaian serta bersiap-siap agar tampan, katanya.
"Catarina sini!" panggil Isabel usai memasang gaun miliknya lalu berputar sambil menghampiri Catarina yang masih sibuk mengikat pita dibelakang pinggangnya.
"Sebentar ini.." kesulitan menggapai pita dibelakangnya, Isabel menyadari itu dan mengikatkan pita tersebut. "Terimakasih" ucap Catarina tersenyum.
"Ah.. kau manis sekali sih." Isabel memuji sembari menatap Catarina dari atas ke bawah yang tampilannya lebih mirip seorang putri yang menyamar menjadi pelayan.
Catarina berdehem. "Kau lebih cantik, Isabel." Kedua tangannya memutar bahu Isabel membuat pantulan keduanya muncul di cermin besar yang berada tepat dihadapan mereka. "Rambut emasmu, mata kuning milikmu dan senyum manismu. Kau sangat cantik Isabel, pasti bakal ada pangeran yang jatuh hati ketika melihatmu!"
Isabel terkekeh kecil, ia tidak terlalu percaya dengan ucapan semacam itu apalagi nihil sekali seorang pangeran jatuh cinta pada pelayan seperti dalam dongeng meskipun sebenarnya didalam hati ia sangat berharap ada pangeran yang jatuh cinta dan melamarnya lalu menikah, punya dua anak dan hidup bahagia selamanya.
"Aku berharap begitu" Isabel mengiyakan dalam hati, namun sebaliknya yang dikatakan melalui bibir. "Sudahlah, ayo Catarina nanti terlambat dan dimarahi"
Catarina melepaskan tangannya dari bahu Isabel dan berjalan dibelakang Isabel. "Iya ayo. Tapi, tugas kita melakukan apa?"
"Mengantar semua makanan ini ke kamar yang nantinya akan ditempati oleh pangeran-pangeran kerajaan lain dan tamu istana lainnya." Jelas Isabel seraya mengambil satu nampan untuk dibawa dengannya begitu juga Catarina mengambil satu nampan.
Namun sebelum benar benar pergi, Catarina berbalik mengambil satu apel lalu menggigitnya. Hari ini akan menjadi hari paling melelahkan lainnya. Mengelilingi 131 kamar istana yang dipersiapkan untuk para tamu, terlihat juga beberapa pelayan disetiap kamar sedang merapihkan sprei dan membawa perlengkapan seperti meja kecil, minuman, pakaian, semuanya disediakan oleh istana bahkan sampai peralatan mandi hingga berbagai jenis parfum.
"Wanginya.." hidung Isabel mengerut sangking banyaknya menghirup aroma wewangian kamar. "Ester, kau memang pandai dalam urusan pengharum ruangan"
Gadis bernama Ester yang dipuji barusan hanya tersenyum. Isabel memang dikenal ramah dan mudah bergaul sehingga dikalangan pelayan, dia cukup terkenal. Beda jauh dengan Catarina yang masih sering dikucilkan serta digosipkan akibat statusnya yang kembali naik menjadi pelayan pribadi Pangeran Archeron.
"Kudengar dia kabur dari rumah" salah seorang pelayan dalam ruangan itu berbisik ketika melihat Catarina datang bersama Isabel.
"Aneh sekali pihak kerajaan mau mempekerjakan gadis bermasalah sepertinya, bukankah itu memalukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasy"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...