"Ayah!" Sisilia berseru seraya berjalan cepat menghampiri sang ayah, Uncle Jim.Pria tua itu tersenyum sumringah ketika mendapati kedatangan putri tunggalnya dari kejauhan tetapi kendati demikian semakin dekat semakin terlihat ekspresi anak perempuannya itu kelihatan tidak senang seakan sedang kesal pada sesuatu.
"Rencananya berhasil?"
Sisilia memutar bola matanya malas. "Ugh! dia bahkan tidak melihatku dan lebih mementingkan seorang pelayan rendahan!"
"Apa maksudmu?" Uncle Jim mengerutkan keningnya bingung sementara Sisilia mulai menceritakan kegiatan berkelilingnya bersama Archeron tadi termasuk apa saja yang laki-laki itu katakan.
"Ketika dia bicara rasanya seluruh es di kutub berpindah ke hadapanku. Oh astaga, ayah!" Sisilia berdecak, menghentakkan kakinya berjalan mondar-mandir dihadapan sang ayah. "Tidak bisakah ayah menggunakan sihir hitam padanya?"
"Dia sudah memilikinya." Ujar Uncle Jim teringat sentuhan fisiknya dengan rambut Archeron beberapa saat lalu.
"Hah?"
Uncle Jim menghela nafas, ia memeriksa keadaan sekeliling melalui ekor mata setelah memastikan semuanya sepi dan tak ada yang memperhatikan gerak-gerik mereka lantas ia mendekat ke arah putrinya dan menjelaskan. "Aku tidak tahu pasti tetapi yang jelas bocah itu sudah memiliki sihir hitam yang seharusnya tidak dipelajari lagi oleh keturunan dari mendiang ayah selain diriku."
Mendengar hal itu Sisilia mengepalkan tangannya. "Pantas saja hipnotisku tidak berguna padanya. Aku mencoba beberapa kali tapi gagal, kupikir karena aku yang kurang konsentrasi tapi ternyata karena dia memiliki sihir yang sama dengan kita makanya tidak bisa dipengaruhi."
Uncle Jim mengetatkan rahangnya, kalau sudah begini jelas melenceng jauh dari rencana awal mereka. "Aku tidak tahu bagaimana anak itu bisa memiliki sihir hitam dari nenek moyang tapi yang jelas kita harus bisa meruntuhkan kekuasaan kerajaan malam ini juga."
"Cara apa yang ayah miliki?" Sisilia menyipitkan matanya waspada, "kita tidak bisa melakukan sihir pada keluarga kerajaan karena bocah tengik itu memiliki sihir yang serupa lantas cara apa lagi yang kita miliki?"
Hening sejenak. Nampaknya Uncle Jim tengah berpikir keras saat ini. Mencari-cari celah yang sekiranya bisa digunakan sebagai jalan untuk meruntuhkan tahta istana dan menyusup ke dalamnya sebab tak mungkin bagi Archeron maupun Arthur untuk menempati posisi kekosongan jabatan Raja apabila terjadi sesuatu pada Raja dan Ratu.
"Pangeran Arthur masih terlalu kecil untuk bisa mengerti konspirasi yang akan terjadi, kita bisa menghasutnya dan membuatnya berada di pihak kita." Ucap Uncle Jim menyeringai.
Seolah bisa membaca rencana ayahnya Sisilia turut memasang seringai serupa. "Berarti kita hanya perlu menyingkirkan Raja, Ratu, dan Putra Mahkota. Aku benar kan ayah?"
Keduanya tak lagi bicara. Melalui pandangan mereka yang beradu dan senyum yang menyimpan banyak rahasia itu, mereka berbicara melalui hati ke hati. Bencana besar yang tak akan pernah terpikirkan oleh siapapun akan terjadi malam ini tetapi mereka berdua bukanlah orang pertama yang akan dicurigai sebagai pelaku melainkan Putra Mahkota itu sendiri.
"Putriku kau tahu apa yang harus dilakukan bukan?"
Sisilia mengangguk. "Aku akan menyelinap ke ruangan Putra Mahkota."
"Bagus. Waktu kita tinggal beberapa jam lagi sebelum tengah malam. Jangan sampai ada yang melihatmu disana."
Sisilia menghelakan nafasnya, memainkan telunjuknya ke udara lalu bergumam pelan sekali. "Itulah sebabnya aku mempelajari ilmu hipnotis sihir hitam, ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasy"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...