Entah sudah kali keberapa mulut Catarina menggembung layaknya bola saat berusaha menahan mual akibat laju kuda yang tak manusiawi. Baru kurang dari 10 menit lalu peserta diperbolehkan meninggalkan istana untuk bergegas ke hutan bagian timur yang merupakan wilayah bebas atau dengan kata lain tak ada kerajaan manapun yang berhak mengklaim hutan timur itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Tak ada tanda-tanda Martis ingin memperlambat gerakan kuda. Pupil Catarina membesar, ia mual dan hampir mengeluarkan isi perutnya jika kuda yang ditungganginya tak berhenti mendadak dan membawa lari seluruh isi perut yang tadinya hampir ia muntahkan keluar.
Pasokan udara disekitar terasa menipis, Catarina menunduk terengah seraya memegangi dadanya. Demi Tuhan ini perjalanan paling mengerikan dibandingkan kematian yang pernah ia alami sebelumnya.
Catarina bahkan tidak sadar saat Martis sudah turun lebih dulu dari kuda tanpa memberitahunya dan ditukar oleh seseorang yang kini naik ke atas kuda dan duduk tepat dibelakang Catarina. Mengambil tali kekang kuda dan tanpa sengaja bersentuhan dengan jemari Catarina hingga pemilik jemari itu terkejut.
"Tidak terbiasa naik kuda ya?"
Mengenali pemilik suara itu, Catarina menoleh ke belakang dengan wajah merah menahan kesal. Tangannya terangkat lalu memukul tepat di bahu kanan Archeron.
Tak lupa Catarina memaki, "Setan kau, ya!"
Archeron memalingkan wajah untuk tidak menunjukkan senyum gelinya. Kembali meluruskan wajahnya saat sudah tak ada senyum disana.
"Bagaimana pengalaman naik kuda untuk pertama kalinya?" tanya Archeron memainkan tatapannya, mengolok-olok Catarina yang sekarang kelihatan seperti penakut.
Catarina mendesis, mendelikkan matanya tajam. "Sialan kau!"
Hanya Catarina satu-satunya orang yang berani mengumpat pada seorang Pangeran meskipun Archeron tak terlalu dianggap di kerajaan sendiri, tetap saja kedudukannya masih dihormati oleh kalangan orang banyak kecuali gadis yang sedang duduk didepannya.
"Aku sudah bilang tidak mau ikut! aku tidak mau terlibat dalam hal kekanakan seperti ini!"
"Karena aku tak tahu alur novelnya!" sambungnya berteriak frustasi didalam hati.
Catarina langsung memejamkan matanya sejenak, ia bisa gila karena terus-menerus memikirkan alur novel. Ini kehidupan Archeron, dari sisi Archeron tumbuh maka jelas tak pernah diceritakan dalam novel sedikitpun dan itulah yang membuat Catarina takut. Cemas karena tidak bisa memprediksi apa yang bakal terjadi di hari-hari berikutnya.
Archeron menggigit bibir, ia tidak tahu kalau Catarina akan menjadi semarah ini. Terlebih lagi tujuannya ke sini sebenarnya bukan untuk berburu lagi melainkan beristirahat dan menjauh dari suasana istana yang membuatnya merasa terkekang setiap saat.
"Baiklah maafkan aku." gumam Archeron.
"Apa?" sahut Catarina kembali menoleh dengan ekspresi mengesalkan.
Archeron berdecak. "Jangan pura-pura tidak dengar!"
Catarina merapatkan bibirnya, meskipun suasana hatinya memburuk dan sebagian besar berisi kecemasan. Berada didekat Archeron membuatnya merasa sedikit bisa mengambil jeda waktu untuk tenang sebab ia bisa mengawasi dan memastikan remaja laki-laki itu tetap hidup.
"Oh! bukankah kau tadi dengan Lilia? dan kemana Martis?" menyadari sekelilingnya kosong, Catarina sontak bertanya mengenai kemana hilangnya Lilia dan Martis. Bagaimana bisa secepat itu, apa mereka punya semacam jurus hokage?
Desisan tidak suka bisa didengar Catarina. Archeron memecut tali kuda dan menjalankannya, membuat Catarina hampir terlonjak akibat tak siap.
"Pe-pelan pelan bodoh!"
![](https://img.wattpad.com/cover/310453375-288-k422043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasy"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...