Pemakaman Martis baru saja selesai. Duka yang dalam menyelimuti atmosfer kerajaan dan bendera lambang kejayaan Raven diturunkan menjadi setengah tiang. Secara resmi Louisa sudah mengumpulkan masa berkabung sampai lima hari ke depan.
Dalam novelnya Martis mati diusia 20 tahun karena dibunuh oleh Archeron sendiri. Pembunuhan itu dilakukan Archeron pada malam hari yang menyelinap masuk ke kamar Martis dan menusukkan pedang tepat di jantungnya. Pembunuhan dilakukan dua tahun setelah kematian Raja dan Ratu.
Sekali lagi, Archeron De Louis bukanlah karakter utama. Kisah hidupnya sedari kecil tak pernah diceritakan dalam novel sedikitpun. Diatas kertas hanya tertulis dia adalah Archeron yang membunuh seluruh keluarganya untuk naik ke atas tahta.
Arthur De Louis. Sang tokoh utama dengan kisah manis di masa kecilnya. Dikatakan dalam buku, Arthur selalu disayang oleh Ratu Louisa dan Sang Raja. Arthur dipersiapkan untuk menjadi Raja yang sebenarnya di kemudian hari sedangkan Martis secara kasar hanya dipinjamkan tahta untuk sementara.
Sikap Arthur yang ramah dan rendah hati membuat semua orang menyukainya, para pelayan sangat segan dan paling suka melayani Arthur. Meski begitu ia tak memiliki banyak waktu untuk bermain, sebagian besar waktunya dilakukan untuk belajar guna mempersiapkan diri ke akademi saat usianya genap 15 tahun nanti.
Karena itu Arthur cukup merasa kesepian. Seorang gadis yang menjadi sahabatnya baru muncul setelah ia bersekolah di akademi sementara Olivia si female lead cerita dipertemukan oleh Arthur setelah perayaan kelulusannya dari akademi.
Archeron bukanlah tokoh utama. Namanya sering kali disebut dalam beberapa narasi, tetapi tidak sekalipun menyebut betapa kelamnya kehidupan laki-laki itu sehingga bukan Catarina yang menjadi satu-satunya orang yang benci terhadap Archeron setelah membaca keseluruhan novel.
Para pembaca lain pun meramaikan lama review pembelian novel, mengatakan bahwa penulis terlalu mengerikan untuk menciptakan sebuah kisah romansa berdarah yang memiliki akhir kematian dari sang antagonis sementara protagonis wanita menjalani hidupnya disuatu kota kecil yang jauh dari Raven dan hidup bahagia setelah berhasil move on dari kematian kekasihnya.
Bukan tampan alasan Catarina sangat membenci sosok Archeron. Semua orang yang membaca novel itu menyumpahi Archeron mati saja sedari dalam kandungan daripada lahir dan melakukan banyak pembunuhan keji hanya untuk mencapai tahta yang pada akhirnya dihancurkan oleh waktu.
"Martis mati lebih awal, apa karena Archeron telah mengetahui tentang pedang magis sebelum waktunya?" Catarina membatin selagi mengiris bawang, sudah dua hari ini ia bekerja di dapur membantu Isabel dan tak bertemu Archeron yang dipindahkan ke ruangan lain.
Mungkin Louisa akan melakukan permintaan terakhir Martis dan mulai berhenti membenci putranya sendiri. Intinya Archeron sedang dipersiapkan untuk menerima gelar putra mahkota dalam waktu dekat, tinggal menunggu kepulangan Raja yang sedang dalam perjalanan.
"Catarina" Isabel memanggil, "Kau masih sedih ya?" tangannya mendarat lembut di bahu Catarina dan meremasnya pelan.
Catarina hanya mengangguk. Bagaimana pun juga tak akan ada yang mengetahui bahwa mereka sebenarnya tokoh dari sebuah novel yang kini alurnya sudah berantakkan dan plot hole besar baru saja terjadi. Mustahil juga bagi Catarina memberitahu.
Tiba-tiba saja Catarina menoleh mengejutkan Isabel dengan bertanya. "Kau yang datang ke pemakamannya, kan?"
"Iya" sahut Isabel seadanya.
"Apa dia benar-benar mati? maksudku.." bola mata Catarina bergerak acak lalu terfokus pada satu titik menatap lantai, "Dia sudah tidak ada didunia ini?"
"Catarina tenangkan dirimu." Isabel mengusap lembut punggung Catarina juga mengambil alih pisau dari tangan gadis itu kemudian menggiringnya berjalan ke kursi terdekat, "Duduk disini dan beristirahatlah. Dari tadi kau terus memotong sayur pasti rasanya letih, ayo bergantian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Archeron
Fantasi"Tadinya aku benci sekali pada antagonis bajingan sepertimu, tapi sekarang aku tahu semenjijikan apa kehidupan yang kau jalani. Archeron De Louis, aku bersumpah akan membawamu ke tahta!" *** Archeron De Louis, karakter antagonis kejam dalam sebuah...