Bab 9

1.3K 248 22
                                    


Seorang gadis terlihat menundukkan kepalanya dengan kedua bahu bergetar di salah satu bangku taman. Isakan lirihnya terdengar meskipun tidak kencang sehingga tidak terlalu menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di sana.

Dia Mikhayla.

Gadis itu memilih melarikan dirinya ke taman setelah insiden tadi di restoran. Niatnya ke restoran untuk bertemu dengan salah satu teman kuliahnya dulu namun siapa yang sangka ia justru dipermalukan seperti itu oleh Reihan.

Pria itu tiba-tiba datang lalu menciumnya dan tanpa perasaan Reihan meninggalkan dirinya, Reihan benar-benar memperlakukan dirinya layaknya gadis murahan.

"Rei jangan dimakan ini makan aku!"

"Elah makan dikit doang pelit amat lo!" Reihan mencubit pelan pipi Mikhayla.

Keduanya kompak bercanda dan terlihat saling menyayangi hingga akhirnya Mikhayla menyatakan cintanya pada pria itu.

"Aku cinta sama kamu Rei." Ujar Mikhayla dengan mata berbinar indah. Ia pikir Reihan akan membalas cintanya namun yang terjadi pria itu justru mendorong dirinya menjauh.

"Gue nggak gimana dong? Gue cuma anggep lo temen Mikh nggak lebih jadi jangan berharap lebih lo sama gue! Sono pulang!"

Hari itu dunia Mikhayla benar-benar hancur. Ia malu sekaligus sakit hati karena penolakan kasar Reihan namun sampai hari ini ia belum berhenti untuk memperjuangkan pria itu.

Mikhayla benar-benar mencintai Reihan bahkan ia sampai rela menyerahkan mahkotanya untuk pria itu. Ia pikir Reihan akan jatuh cinta namun sayangnya Reihan justru semakin membencinya.

Ya, Mikhayla dan Reihan sudah melakukan hubungan intim meskipun saat itu Reihan tidak sadar karena dibawah pengaruh alkohol tapi Mikhayla sadar sesadar-sadarnya dan ia sama sekali tidak menyesal atas apa yang telah Reihan lakukan padanya.

Bahkan Mikhayla berharap dirinya bisa mengandung benih pria itu namun sayangnya sampai detik ini ia tidak kunjung hamil.

Sepertinya semesta benar-benar tidak ingin dirinya bersama dengan Reihan.

Menyedihkan sekali.

"Hiks.." Tangisan Mikhayla kembali terdengar sampai akhirnya sebuah jas melingkupi tubuh lemahnya dari wanginya saja Mikhayla sudah tahu siapa yang melakukannya.

"Kenapa nangis hm?"

Suara lembut pria itu membuat hati Mikhayla semakin sakit. Kenapa ia tidak jatuh cinta pada pria ini saja? Jika ia jatuh cinta pada Ali mungkin ia akan menjadi salah satu wanita terbahagia di dunia ini.

Ali yang penyayang dan mencintai dirinya.

Mikhayla jelas tidak buta dengan segala bentuk perhatian yang Ali berikan padanya, jelas pria itu mencintai dirinya namun sayangnya ia justru melabuhkan hati pada pria bajingan seperti Reihan.

"Al---"

"Ssstt...jangan nangis hati aku ikut sakit lihat kamu kayak gini."

Mikhayla memejamkan matanya ketika Ali menarik tubuh lemahnya ke dalam rengkuhan pria itu. Selalu seperti ini, jika Reihan menyakiti dirinya maka Ali yang akan datang untuk kembali menyembuhkan lukanya.

Namun hari ini luka yang Reihan torehkan tak akan sembuh hanya dengan sebuah pelukan. Hati Mikhayla terlanjur sakit dan ia benar-benar benci pada dirinya sendiri yang tidak bisa tegas pada hatinya.

Reihan brengsek tapi tetap saja ia cintai sampai detik ini. Dan Ali? Mikhayla tidak bisa membuka hatinya untuk pria ini setidaknya saat ini, kedepannya Mikhayla berharap perasaannya bisa berbalik pada Ali.

Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang