Masih dengan wajah kusut namun tidak lagi berlinang air mata kini Mikhayla menapaki lantai dingin dimana suara dentuman musik terdengar memekakkan telinga padahal ia baru menapaki lorong belum benar-benar memasuki tempat haram dimana para umat manusia kerap kali menjadikan tempat tersebut sebagai pelarian dari masalah-masalah yang menjeratnya salah satu contoh manusia yang melampiaskan kemarahannya dengan mengunjungi tempat ini adalah Mikhayla.Dress ketat yang melingkupi lekuk tubuhnya terlihat begitu cocok dengan tempat maksiat yang ia kunjungi.
Sebelum benar-benar memasuki ruangan besar dengan lampu kerlap-kerlip ia harus memastikan terlebih dahulu jika penampilannya sudah cantik.
Setelah dirasa semuanya pas Mikhayla kembali melanjutkan langkahnya menuju pusat dimana para manusia sedang bergoyang mengikuti alunan musik yang begitu lihai dimainkan oleh seorang Dj.
Mikhayla memilih tempat yang sedikit pojok namun tidak terlalu gelap karena ia tak begitu menyukai kegelapan meskipun hidupnya mulai memasuki lorong-lorong penuh kerikil yang kemungkinan akan berakhir pada kegelapan dan penderitaan.
Sudah bisa ia bayangkan bagaimana sepinya ia nanti ketika Ali benar-benar melupakan dirinya dengan menikahi wanita kampung sialan yang merusak seluruh kebahagiaannya.
"Brengsek!" Makinya sebelum menghempaskan kepalanya ke belakang pada sandaran kursi. Matanya terlihat terpejam sebelum suara dentingan gelas pada mejanya membuat Mikhayla kembali membuka mata.
Ternyata seorang pria tampan yang baru saja membentur gelas ditangannya dengan gelas milik Mikhayla yang ia letakkan diatas meja.
"Gue mau nemenin lo di sini, boleh?" Tanyanya dengan mata jelalatan menatap lekuk tubuh Mikhayla.
Mikhayla yang sedang kacau dan mulai dipengaruhi alkohol itu dengan senang hati menganggukkan kepalanya. "Silahkan. Gue rasa malam ini gue juga butuh temen." Katanya dengan kerlingan nakal yang membuat sang pria semakin melebarkan senyumannya.
Pria jenis hidung belang ini jelas tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati kemolekan tubuh Mikhayla.
Keduanya terlibat dalam obrolan seru sampai Mikhayla tak sadar jika dirinya sudah menghabiskan dua botol minuman beralkohol yang jelas-jelas membuat kesadarannya menghilang. Kini Mikhayla sepenuhnya mabuk dan mulai meracau tak jelas.
Si pria yang tahu jika malam ini akan menghabiskan malam panas bersama wanita cantik ini tersenyum lebar bahkan sampai memanggil teman-temannya untuk memamerkan mangsa barunya.
"Gila cantik gila bro!" Celetuk salah satu temannya yang dibalas tawa penuh kebanggaan si pria yang mencekoki Mikhayla dengan minuman beralkohol.
"Malam ini benar-benar menjadi salah satu malam terindah dalam hidup gue." Kata si pria dengan nada bahagianya.
Salah satu dari temannya terlihat menatapi Mikhayla yang sudah sepenuhnya kehilangan kesadaran itu dengan kening berkerut. Diam-diam ia mengeluarkan ponselnya lalu mengambil beberapa lembar foto Mikhayla.
"Cantik banget ya Dam!"
Pria yang bernama Damar itu menganggukkan kepalanya. "Banget. Kulitnya juga mulus abis."
"Udah gue angkut dulu!" Damar meraih tubuh Mikhayla lalu menggendongnya menuju salah satu hotel yang sudah menjadi tempat langganannya untuk memuaskan nafsu birahinya.
Para teman-teman Damar hanya bisa bersiul menatap kepergian Damar dengan penuh keirian. Kecuali pria yang memotret Mikhayla tadi.
"Lo kenapa Vril?"
Avril menggeleng pelan. "Gue cabut duluan ya. Si Bima udah nelpon gue terus."
"Yaelah Abang lo itu benar-benar kurang kerjaan banget ya, masak Adik cowoknya dijaga seketat ini sama dia." Keluh salah seorang temannya yang hanya dibalas tawa pelan oleh Avril.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
Genç Kız EdebiyatıNext story setelah Manisnya Luka End. Insyaallah cerita ini nggak kalah menarik kok jangan lupa baca lalu vote dan komennya yaa..