"Kamu sedang memikirkan apa Sayang?"Reina tersenyum kecil sambil mengusap lembut lengan suaminya yang membelit pinggangnya yang sudah tak seramping dulu.
"Aku hanya sedang memikirkan acara nanti malam Mas. Aku masih khawatir dengan reaksi Ali putra kita." Jawab Reina lesu.
Farhan yang sangat mengerti kegundahan istrinya semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh bagian belakang istrinya.
"Ali kecewa pasti tapi ingat putra kita itu tidak akan pernah bisa melawan apalagi menolak permintaan kamu Sayang." Farhan membenamkan satu kecupan di pelipis istrinya. "Tenang saja semua akan baik-baik saja Mas yakin."
Reina mengaminkan ucapan suaminya, ia juga berharap semuanya baik-baik saja dan berjalan lancar.
"Tapi Sayang apa kamu benar-benar yakin dengan keputusan kamu ini?" Tanya Farhan yang dijawab anggukan kepala oleh Reina.
"Mas jika aku beritahu satu hal bisakah kamu merahasiakannya?" Kening Farhan berkerut. "Apa itu? Apakah berita yang kamu sampaikan rahasia besar?" Tanya Farhan yang dijawab anggukan kepala oleh istrinya.
Menghela nafasnya Reina kembali mengingat pertemuan tak disengaja nya dengan Rahma siang tadi. Sambil membayangkan mulut Reina juga ikut terbuka untuk menceritakan semuanya pada sang suami yang disimak dengan seksama oleh Farhan.
"Kenapa Pak?" Tanya Reina pada supir pribadinya. "Kayaknya bannya kempes deh Nyonya saya liat dulu ya."
Reina mengangguk pelan, ia baru saja kembali dari kantor suaminya untuk mengantar makan siang.
Reina terlihat bosan menunggu didalam mobil sehingga ia memutuskan untuk keluar dari mobil dan berjalan menuju sebuah supermarket yang tak jauh dari mobilnya berhenti.
Reina baru sadar jika ia sedang berada dikawasan yang cukup dekat dengan rumah Prilly, calon menantu idamannya.
Reina berharap ia bisa bertemu dengan Prilly meskipun mustahil karena ia tahu Prilly sedang bekerja bersama putranya.
"Rencana pertama mempekerjakan Prilly di perusahaan Mas Ali berhasil. Semoga rencana berikutnya juga berhasil." Monolognya sendiri dengan senyuman lebar yang sangat mirip dengan Reihan.
Ah, putra bontotnya itu sedang sibuk-sibuknya sekarang, sibuk berkencan buta dan meroasting anak gadis orang. Benar-benar tuh si Reihan!
"Kayaknya nanti malam kalau ada dinner gitu seru deh!" Celetuk Reina tiba-tiba ketika melihat baliho iklan yang memperlihatkan kebersamaan sebuah keluarga.
Reina kembali melangkah namun sebelum benar-benar memasuki supermarket seorang pria bertubuh besar tiba-tiba datang sambil berbicara dengan ponselnya entah karena Reina yang lengah atau memang pria itu yang tidak tahu diri sehingga tanpa sengaja tubuh besarnya menabrak tubuh kecil Reina.
Reina nyaris mengumpat namun urung saat melihat sosok yang menabraknya adalah Gerald Hutomo, Ayah dari Mikhayla teman kecil putra-putranya.
"Loh Mas Gerald?"
"Ah Reina? Apa kabar ngapain kamu di sini? Sama Farhan?" Tanya Gerald dengan wajah dibuat sesantai mungkin namun Reina bisa melihat wajah pria itu sedikit tegang.
"Sendiri Mas mau beli minuman di supermarket." Gerald mengangguk pelan sebelum berpamitan dan kembali melangkah sambil menempel ponselnya kembali.
Samar-samar ia bisa mendengar percakapan pria itu entah dengan siapa namun Reina bisa mendengar samar-samar pria itu menyebutkan nama Rahma dan juga putrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
Genç Kız EdebiyatıNext story setelah Manisnya Luka End. Insyaallah cerita ini nggak kalah menarik kok jangan lupa baca lalu vote dan komennya yaa..