Bab 12

1.4K 274 34
                                    


"Baru pulang kamu?!"

Langkah Mikhayla sontak terhenti saat mendengar suara berat Ayahnya. "Iya Pa." Jawabnya dengan kepala menunduk dalam.

Mikhayla tidak tahu kenapa tapi akhir-akhir ini Ayahnya berubah semakin dingin padanya. Sejak beranjak dewasa Mikhayla sudah menyadari perubahan Ayahnya namun Ayahnya masih memberikan perhatian padanya tapi sekarang Ayahnya berubah dingin dan tak perduli pada dirinya juga Ibunya.

"Mau jadi apa kamu Mikha jam segini baru pulang hah?!" Mikhayla memejamkan matanya. "Mau ngikutin jejak Ibu kamu yang nggak bener itu iya?!" Teriakan kencang sang Ayah semakin membuat kepala Mikhayla tertunduk dalam.

Gerald Hutomo, pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan gagah meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

"Maaf Pa." Lirih Mikhayla pelan.

Gerald menatap putrinya dengan tatapan nyalang. Anak ini begitu mirip dengan Cecilia, istrinya dan mungkin Mikhayla juga akan berakhir seperti Ibunya.

Cecilia hanya tahu berfoya-foya dan menghamburkan uangnya. Gerald tidak bahagia bersama istrinya ini tapi apa yang bisa ia lakukan setelah mengorbankan semuanya ia sudah terlanjur terlambat untuk kembali bersama istrinya di masa lalu.

Rahma, cinta kasihnya.

Mikhayla menitikkan air matanya dan hal itu berhasil membuat hati Gerald berdenyut perih. Biar bagaimanapun Mikhayla adalah putrinya tidak seharusnya ia bersikap seperti ini hanya karena kegalauannya.

"Maafin Mikha Pa. Maaf.." Tangisan Mikhayla semakin kencang saat tiba-tiba Gerald datang dan memeluk tubuh lemahnya.

"Papa yang harusnya minta maaf tak seharusnya Papa bentak kamu kayak tadi." Ujar Gerald lembut yang membuat hati Mikhayla menghangat.

Inilah Ayahnya, pria hangat dan penuh perhatian. Mikhayla berdoa supaya Ayahnya tidak lagi berubah menjadi sosok dingin yang membuat hati Mikhayla sakit.

Sudah cukup Reihan yang bersikap acuh padanya jangan lagi Ayahnya, Mikhayla tidak kuat.

"Sudah sekarang kamu istirahat!"

"Iya Pa. Selamat malam Papa." Ujar Mikhayla dengan senyuman tulusnya sebelum menghilang ke arah tangga menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

Gerald menghela nafasnya, melihat Mikhayla ia kembali mengingat putrinya. Apakah Prilly hidup nyaman bersama Ibunya? Mikhayla sejak kecil hidup dalam kemewahan lalu bagaimana dengan putrinya yang lain?

Gerald benar-benar merasa bajingan saat ia sendiri sadar jawaban dari pertanyaannya. Sudah pasti Rahma dan Prilly hidup dalam kesulitan pasca ia tinggalkan.

"Arrgghh!!!" Teriakan kencang Gerald terdengar memenuhi ruang tamu rumahnya.

Gerald benar-benar sudah tidak sanggup menahan dirinya lagi. Ia sudah tidak bisa menanggung beban rasa bersalahnya lagi.

"Maafkan aku Rahma! Maaf secepatnya kita akan kembali bersama. Tunggu aku Rahma.." Lirih Gerald sedih bertepatan dengan pintu rumahnya yang terbuka dan memperlihatkan sosok wanita cantik yang selama ini menyandang gelar Hutomo dibelakang namanya.

Dia Cecilia Hutomo.

"Selamat malam suamiku Sayang.." Cecilia tersenyum lebar menatap suaminya. Tak berapa lama setelahnya datanglah para pekerja yang memasuki rumah dengan membawa puluhan paper bag hasil belanjaan Nyonya rumah ini.

Gerald menatap tajam wanita yang selama belasan tahun ini menemani dirinya. "Apa hanya ini yang bisa kamu lakukan Cecilia?!" Tanyanya dengan suara berat yang justru membuat Cecilia bergairah.

Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang