11. Honeymoon

599 52 2
                                    

“Jadilah wanita yang good akhlak karena yang good looking sudah banyak.”
.
.
.
—Author—
🌺🌺🌺

Pagi-pagi sekali Rania meminta anak menantunya untuk bersiap, karena pesawat yang ia pesan tiketnya berangkat pagi sekali. Setelah sholat subuh, ia langsung meminta mereka untuk berangkat karena perginya nggak bawa barang seperti yang dikatakan Yanza kemarin jadi tidak terlalu ribet.

“Aduh, cantiknya mantu mamah,” pujinya ketika ia melihat menantunya turun dari tangga. Diikuti oleh sang suami dari belakang dengan gaya coolnya. Tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, tak lupa kaca mata hitam bertengger dihidungnya.

“Ketika sudah punya menantu, anaknya terlupakan,” sindir Yanza yang berada di belakang Hunaf.

“Alah, lebay kamu!” sarkas Rania.

Hunaf hanya bisa tersenyum, anak dan ibu itu ada-ada saja kelakuannya.

“Kalian mending berangkat sekarang deh, urusan kantor biar mamah yang urus,” ucap Rania.

“Baik mah,” sahut Yanza.

“Hati-hati dijalan,” paparnya. “Jangan lupa kalau pulang, bawa cucu buat mamah,” imbuhnya.

“Do'akan semoga cepat jadinya,” ceplos Yanza. Sedangkan Hunaf hanya diam saja, ia bingung harus berkata apa.

“Mamah do'ain yang terbaik, jangan pulang sebelum cucunya jadi,” ancam Rania. Hunaf reflek melotot sendiri, sedangkan Yanza menahan senyum.

“Lah?”

“Nggak boleh dibantah,” tegas Rania. Keduanya hanya bisa mengangguk patuh dan pasrah.

“Kita pamit, assalamu'alaikum!” Yanza dan Hunaf beralih menyalimi tangan Rania secara bergantian.

“Waalaikumus salaam!”

🌺🌺🌺

“Haloo, kenapa lo nggak masuk kantor dari kemarin? Lo sakit, semenjak nyari keluarga lo yang sakit itu, lo nggak balik ke kantor lagi? Emang siapa yang sakit? Parah ya sakitnya?” tanya Rissa. Dia menelpon Hunaf karena dari kemarin ia tidak masuk kantor, tak seperti biasanya.

“Untuk beberapa hari ke depan, gue nitip sama lo ya. Gue ada urusan keluarga, gue percaya kalau lo bisa. Nanti ada bonusnya dari gue.”

“Lo mau kemana sih? Perasaan ngilang mulu lo semenjak gagal nikah sama pengangguran itu?” tanya Rissa.

“Nggak usah nyebut tentang dia, gue eneg dengernya. Lagian gue ngilang juga nggak ada hubungannya sama dia, gue juga udah nggak perduli sama dia.”

Iya gue tahu, sekarang lo dimana dan mau kemana?tanya Rissa.

“Gue mau liburan, hidup gue butuh refresing. Intinya gue nitip kantor sama lo, udah dulu ya. Bentar lagi gue nyampe tujuan nih?”

Eh, tunggu oi!Sambungan ponsel sudah terputus, Rissa jadi penasaran kemana perginya perempuan itu. Ia jadi khawatir, semenjak gagalnya pernikahan itu, ia sekarang lebih banyak ngilang nggak jelas. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya karena pernikahannya yang gagal itu.

With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang