Selamat Membaca...
Sorry kalo ada typo...--------------------------------
Jovanka saat ini tengah uring-uringan di kamarnya karna Abian tidak ada menghubunginya sama sekali.
"Kemana sih tuh om om kok tumben banget dia gak ngabarin gue" gumam Jovanka sambil menatap ponselnya
"Kok gue jadi ngebet banget buat dihubungin sama tuh orang ya. Apa gue udah suka ya sama tu om om hot. Gue nyaman sih dekat dia malahan nyaman banget lagi. Aahhh tau aah pusing gue" ucap Jovanka dan merebahkan dirinya ke kasur miliknya.
Tok tok tok...
"Masuk" sahut Jovanka dari dalam
Dan terlihatlah bibi yang masuk ke dalam kamar Jovanka.
"Non Vanka makan siangnya udah bibi siapin" beritahu bibi
"Makasih ya bi, bentar lagi aku ke bawah" ucap Jovanka dan setelahnya bibi tadi pun keluar dari kamar Jovanka.
Jovanka pun turun kebawah tak lupa membawa ponsel yang berada di atas kasurnya tadi.
Saat lagi menikmati makan siangnya, ponsel milik Jovanka tiba-tiba saja berdering dan tertera nama mas Abian di ponsel tersebut.
"Akhirnya nelpon juga nih si om" ucap Jovanka
"Hallo" ucap suara serak dari seberang sana
"Loh kenapa suara mas kaya gitu?mas sakit?" Tanya Jovanka yang khawatir
"Mas gak papa Jovanka" jawab Abian dengan lemas
"Mas gak usah bohong ya sama aku" marah Jovanka
"Mas cuman demam, sebentar lagi juga bakalan sembuh" sahut Abian pelan
"Aku ketempat mas sekarang, share loc dan kirim ke aku" ucap Jovanka dan langsung mematikan telponnya.
Jovanka langsung saja bersiap-bersiap dan mengecek ponselnya yang ternyata Abian sudah mengirimkan lokasinya kepada Jovanka.
Jovanka pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Entah kenapa dirinya merasa sangat khawatir ketika mendengar suara dari Abian tadi ditelpon.
Setelah hampir lima belas menit mengendarai mobilnya, Jovanka pun akhirnya tiba di kediaman Abian.
Terlihat pagar hitam yang dijaga oleh beberapa orang.
Jovanka langsung saja membunyikan klakson mobilnya dan salah satu dari penjaga itu mendatangi Jovanka.
"Bisa tolong buka kan pagarnya, saya Jovanka" ucap Jovanka dan penjaga yang mendatanginya tadi langsung memberikan kode kepada temannya agar membukakan pagar untuk calon nyonya mereka seperti yang sudah diperintahkan oleh tuannya kepada mereka.
"Silahkan nyonya" ucap Penjaga tersebut
"Terimakasih" balas Jovanka dan mobil Jovanka pun melewati pagar tersebut.
Jovanka yang sudah memarkirkan mobilnya, langsung saja masuk kedalam mansion dan dirinya disambut oleh salah satu maid yang bekerja disana.
"Nyonya Jovanka?" Tanya maid tersebut dengan sopan
"Iya saya Jovanka, kamar mas Abian dimana ya?bisa tolong tunjukkan" pinta Jovanka kepada maid tersebut.
"Mari nyonya" ucap maid tersebut dan langsung mengantarkan calon nyonya mereka ke kamar sang tuan.
"Ini nyonya kamar tuan" beritahu maid tersebut
"Terimakasih" ucap Jovanka sambil tersenyum dan langsung masuk kedalam kamar milik Abian.
Terlihat lah Abian yang sedang terbaring dengan selimut yang menutupi seluruh badannya.
"Mas" panggil Jovanka yang membuat empunya membuka mata.
Jovanka langsung saja mendekati Abian dan duduk disisi ranjangnya.
Tangan Jovanka pun sontak memegang kening Abian.
"Astaga mas panas banget" ucap Jovanka kaget
"Mas tunggu disini aku mau ngambil kompresan dulu" ucap Jovanka yang sudah ingin beranjak tetapi terjatuh kedalam dekapan Abian akibat tarikan yang dilakukan oleh lelaki tersebut pada tangannya.
"Mas" kaget Jovanka
"Kamu disini aja jangan kemana-mana" sahut Abian yang sudah memeluk Jovanka dengan erat.
"Tapi badan kamu panas banget mas" ucap Jovanka khawatir
"Kamu khawatir sama mas?" Tanya Abian yang memundurkan badannya sedikit dan menatap Jovanka yang kini juga menatapnya.
"Iya aku khawatir apalagi badan mas panas banget" jawab Jovanka pelan dan menundukkan kepalanya karna tak tega melihat Abian.
"Hei sayang mas gak papa, apalagi sekarang sudah ada kamu disamping mas. Mas bakalan baik-baik aja" ucap Abian sambil satu tangannya mengangkat kepala Jovanka.
Keduanya pun saling bertatapan. Entah siapa yang memulai duluan, kedua bibir mereka saling menyatu dan melumat satu sama lain.
Dengan nafas yang terengah-engah, Abian melepaskan ciuman mereka dan setelahnya membawa Jovanka kedalam pelukannya.
"I love you Jovanka" bisik Abian
"I love you too Abian Mahaprana" balas Jovanka yang membuat Abian langsung menatap Jovanka.
"Ka-kamu" ucap Abian kaget dan Jovanka pun menganggukan kepalanya seraya tersenyum.
Abian langsung saja mencium kening Jovanka dan memeluknya dengan erat seakan takut jika nanti Jovanka akan pergi meninggalkan dirinya.
"Makasih sayang" ucap Abian dan Jovanka pun menganggukan kepalanya didalam pelukan Abian yang menurut sangat nyaman.
-bersambung-

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Old [END] | SUDAH TERBIT
ChickLitAbian Mahaprana, seorang pengusaha sukses berusia 52 tahun yang sangat betah melajang diusianya yang sudah setengah abad. Bahkan banyak para perempuan yang berlomba untuk bisa memenangkan hati seorang Abian. Namun, tetap saja tidak bisa menggetarkan...