Selamat Membaca....
Sorry kalo ada typo....--------------------------------
Saat ini di kamar inap Abian hanya ada Jovanka dan tentu saja dengan suaminya yang tengah tertidur dengan nyenyak nya itu. Sedangkan Queen di bawa oleh sang Mama.
Berbicara mengenai sang Mama, Mama nya yang baru saja mengetahui jika menantu kesayangannya itu kecelakaan langsung saja mengomeli Jovanka karna tidak memberitahukan hal tersebut kepada dirinya. Jovanka yang mendengar omelan sang Mama pun hanya bisa pasrah dan mendengarkan saja lalu setelahnya dirinya menjelaskan dengan sebisa mungkin agar sang Mama percaya dengan apa yang dia ucapkan tanpa memberitahukan tentang dirinya dan Queen yang pergi meninggalkan Abian sendirian. Bisa-bisa dirinya yang akan kena semprot oleh sang mama. Abian pun ikut membantu sang istri menjelaskan kepada mertuanya itu. Alhasil setelah Abian yang menjelaskan, Mamanya itu berhenti mengomel dan tak lama dari itu langsung membawa Queen ikut bersama dirinya. Dan akhirnya disinilah Jovanka yang tengah sendirian menunggu sang suami.
Jauh di lubuk hati Jovanka yang paling dalam dirinya sangat bersyukur jika Abian kondisinya baik-baik saja, tidak ada hal serius yang perlu di takutkan. Namun, sebisa mungkin Jovanka menyembunyikan semua itu dengan wajah datarnya yang tiap kali dia tunjukkan kepada suaminya itu.
Jovanka sengaja melakukan hal itu agar Abian jera sehingga tidak akan mengulangi kesalahan seperti kemaren.
Sebenarnya Jovanka kasian melihat suaminya itu, tapi mau bagaimana lagi mau tak mau dirinya harus melakukan hal ini.
"Huft haus banget, ke kantin bentar gak papa kali ya" Gumam Jovanka dan melihat ke arah brankar Abian yang mana suaminya itu masih tertidur.
"Mas aku ke kantin bentar ya" ucap Jovanka dengan suara yang sangat pelan dan setelahnya dirinya keluar dari ruangan tersebut dengan pelan karna takut membangunkan sang suami.
Setelah sepuluh menit dari Jovanka yang keluar dari ruangan Abian, empunya ruangan pun terbangun dari tidurnya. Di lihatnya hanya dirinya sendiri yang berada di dalam ruangan tersebut. Istrinya kemana pikirnya.
Tiba-tiba saja pemikiran buruk langsung bersarang di otaknya. Apakah istrinya itu meninggalkan dirinya lagi, apakah istrinya itu tidak ingin bertemu dengan dirinya, apakah istrinya itu tidak ingin menemani dirinya lagi dan masih banyak lagi pemikiran buruk yang berada di otaknya.
Kepala yang semula tegak itu pun perlahan menunduk dan tanpa sadar air mata jatuh dari matanya.
Apakah dirinya sudah tidak memiliki kesempatan untuk meminta maaf kepada istrinya itu pikir Abian.
"Maaf maaf maaf" Gumam Abian dengan air mata yang terus keluar dari matanya itu.
Tak lama pintu pun terbuka dan masuklah sosok Jovanka yang datang sambil membawa sebuah minuman dan juga beberapa cemilan untuk dirinya dan juga Abian suaminya.
Namun ketika dirinya masuk ke dalam ruangan, di lihatnya jika sang suami tengah menundukkan kepalanya dan terdengar suara isakan dari mulutnya itu. Jovanka pun mengerutkan keningnya sambil menatap bingung ke arah suaminya. Apakah suaminya itu tidak sadar jika dirinya ada disini pikir Jovanka.
Dengan langkah yang pelan Jovanka mendekat ke arah sang suami. "Kenapa?" Tanya Jovanka.
Abian yang mendengar suara istrinya itu pun mendongakkan kepalanya dan dengan tak sabaran langsung memeluk tubuh Jovanka sehingga membuat Jovanka sedikit terhuyung ke belakang.
"Mas pikir kamu ninggalin mas lagi" ucap Abian dengan suaranya yang serak. "Mas takut sayang" sambungnya.
Jovanka masih berdiam diri tanpa membalas pelukan dari Abian.
"Mas minta maaf sungguh-sungguh minta maaf atas perbuatan yang udah mas lakuin sama kamu dan juga pada Queen. Mas sadar apa yang sudah mas lakukan kemaren salah. Mas menyesal. Mas minta maaf. Mas mohon jangan tinggalin mas seperti kemaren lagi. Mas rapuh tanpa kalian. Rasanya separuh dari hidup mas pergi ketika kalian berdua pergi ninggalin mas sendirian. Mas minta maaf" ucap Abian dengan suara yang seperti menahan tangis.
Jovanka yang mendengar ucapan dari Abian pun menyunggingkan senyumnya.
Abian pun melepaskan pelukannya dan menatap wajah sang istri yang kini selalu saja menatap dirinya dengan datar. Abian tersenyum getir melihat itu semua.
"Mas harus apa biar kamu bisa memaafkan kesalahan mas?" Tanya Abian sambil menatap sendu istrinya.
Jovanka pun hanya diam sambil menatap suaminya itu. Padahal di dalam hatinya, Jovanka sungguh tidak tega melihat wajah sang suami. Selanjutnya tindakan dari Abian sungguh membuat Jovanka terkejut. Bagaimana tidak, suaminya itu sekarang tengah berlutut sambil memegang tangannya.
"Bangun" perintah Jovanka namun mendapat gelengan dari sang suami.
"Mas minta maaf. Maaf atas semua kesalahan yang sudah mas perbuat" ucap Abian sambil menatap Jovanka sang istri. "Mas harus apa biar kamu bisa maafin mas. Mas akan lakukan yang kamu minta asal itu bisa membuat kamu memaafkan mas" sambungnya.
"Bangun" perintah Jovanka lagi, namun lagi-lagi mendapat gelengan keras dari Abian sehingga membuat Jovanka menghela nafasnya kasar.
"Jika kamu ingin di maafkan, bangun sekarang juga Abian Mahaprana" Tegas Jovanka.
Abian pun langsung menuruti perkataan sang istri dan menatap wanita yang di cintainya itu.
"K-kamu serius mau memaafkan mas?" Tanya Abian dengan wajah yang berbinar.
Jovanka pun menganggukan kepalanya dan membuat Abian tersenyum dan ingin memeluk istrinya. Namun, ketika Abian yang hendak memeluk sang istri, Jovanka dengan segera memundurkan langkahnya kebelakang sehingga membuat Abian tak jadi memeluk dirinya. Sehingga membuat Abian terdiam dengan pandangan lurus ke depan.
"Aku emang sudah memaafkan mas tapi gak semudah itu membuat aku harus bersikap seperti biasa lagi pada mas" Ucap Jovanka sambil menatap Abian datar. "Sikap ku ke mas tergantung bagaimana sikap mas memperlakukan aku dan juga Queen nanti" sambung Jovanka dan berbalik sambil tersenyum smirk.
Abian yang melihat itu pun menghela nafasnya sambil menatap sang istri yang kini duduk sambil menikmati minumannya.
"Mas akan membuktikan jika mas tidak akan mengulangi kesalahan yang mas perbuat kemaren dan akan membuat keluarga kita kembali seperti biasa" Batin Abian.
-Bersambung-

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Old [END] | SUDAH TERBIT
Chick-LitAbian Mahaprana, seorang pengusaha sukses berusia 52 tahun yang sangat betah melajang diusianya yang sudah setengah abad. Bahkan banyak para perempuan yang berlomba untuk bisa memenangkan hati seorang Abian. Namun, tetap saja tidak bisa menggetarkan...