Selamat Membaca...
Sorry kalo ada typo...--------------------------------------
Jovanka yang sudah menetralkan rasa emosinya tadi pun langsung mendatangi Queen yang berada di kamarnya.
Ceklek ....
Jovanka bisa melihat sang anak yang sedang tertunduk dengan bahu yang sedikit bergetar sambil memegang boneka elsa kesayangannya.
"Queen sayang" Panggil Jovanka lembut dan duduk di sebelah anaknya.
Queen pun mendongak menatap sang Mommy dengan air mata yang langsung tumpah dengan derasnya. Jovanka dengan sayangnya langsung memeluk tubuh Queen dan membiarkan anaknya itu mengeluarkan tangisannya agar membuat hati anak itu lega.
Dengan sabar Jovanka menunggu tangisan anaknya berhenti. Setelah tidak mendengar suara tangisan Queen, barulah Jovanka melerai pelukannya.
"Udah selesai kan nangisnya?" Tanya Jovanka yang membuat Queen menganggukan kepalanya.
"Udah gak papa Daddy tadi gak marah kok sama Queen. Daddy tadi lagi ngelatih suaranya aja soalnya suara Daddy lagi bermasalah makanya tadi teriak. Tadi pagi aja kan Daddy baik-baik aja sama Queen jadi gak mungkin Daddy marah" ucap Jovanka sambil mengelus kepala Queen.
"Bener Daddy gak marah sama Queen Mommy?" Tanya Queen sambil menatap Jovanka
"Enggak lah sayang, Daddy gak mungkin marah sama Queen. Kalau Daddy marah sama Queen biar Mommy yang maju lawan Daddy" Jawab Jovanka. "kalau perlu sekalian kita tinju aja gimana sayang" sambungnya.
"Jangan di tinju Mommy kasian Daddy" ucap Queen dengan wajahnya yang terlihat menggemaskan.
"Haha iya iya gak kita tinju tapi kita kasih hukuman aja tuh si om tua" sahut Jovanka dan perkataan selanjutnya tentu hanya dia ucapkan di dalam hati.
"Tapi Mommy tadi Daddy serem banget teriaknya Queen sampe takut" ucap Queen.
"Iya Daddy kamu emang nyeremin sayang sampai mau Mommy jual aja di shopee" balas Jovanka
"Jangan di jual Mommy nanti Queen gak punya Daddy lagi" ucap Queen polos yang membuat Jovanka terkekeh.
"Iya enggak sayang. Oo iya Mommy ada ide gimana kalau kita berdua pergi berlibur, gimana Queen mau gak?" Tanya Jovanka
"Mau Mommy" jawab Queen senang. "Tapi Daddy gak di ajak Mom?" Tanya Queen
"Tadi udah Mommy ajak katanya Daddy biar Queen sama Mommy aja sekalian girls time gitu" jawab Jovanka yang tentu saja berbohong
"Terus kapan kita berangkatnya Mom?" Tanya Queen
"Sekarang" jawab Jovanka sambil tersenyum penuh arti.
°°°°°°
Kini kedua Ibu dan anak itu tengah berada di sebuah bandara yang akan membawa mereka ke suatu tempat.
Jovanka dari tadi sibuk memasukan kartu barunya agar Abian tidak bisa menghubungi dirinya. Bahkan bodyguard yang berjaga di mansion mereka pun tidak mengetahui jika nyonya dan nona muda mereka keluar dari mansion dan tentu saja itu berkat bantuan dari seseorang. Semua cctv yang berada di mansion mereka pun sudah di matikan sehingga tidak dapat melihat kepergiaan mereka. Jovanka juga meminta bantuan seseorang yang membantunya itu agar menghapus jejak kepergian dirinya dan juga Queen di bandara tempat mereka sekarang sehingga jika sewaktu-waktu suaminya itu mencari mereka jejak keduanya tidak dapat terlacak. Lelaki seperti suaminya itu wajib di berikan pelajaran agar jika melakukan sesuatu harus di pikir terlebih dahulu pikir Jovanka.
Tak lama informasi keberangkatan mereka pun berbunyi dan keduanya pun masuk ke dalam pesawat.
Disisi lain Abian yang sedang berada di sebuah rumah yang biasa dia jadikan sebagai tempat untuk menghabisi musuhnya berjalan ke arah ruang bawah tanah dengan wajah yang menahan amarah dan juga tangan yang terkepal kuat.
Brak ...
Dengan kuat Abian membuka pintu di depanya yang mana di dalamnya terdapat seorang lelaki yang seumuran dengannya.
"Tu-tuan Abian" ucap lelaki tersebut yang adalah manager keuangan ah ralat mantan manager keuangan di perusahaannya yang sudah berani bermain-main dengan dirinya.
"Jangan mengucapkan nama ku dengan mulut kotor mu itu bajingan" Tekan Abian dengan menatap lelaki yang bernama Reno itu tajam.
"S-saya m-mohon ampun tuan" ucap Reno karena dirinya sungguh tidak sanggup merasakan siksaan demi siksaan dari bodyguard lelaki yang di panggilnya tuan itu.
"Karna kau sudah bermain-main dengan ku maka rasakan akibatnya" ucap Abian. "Kalian habisi dia dan seluruh keluarganya tanpa tersisa sedikit pun setelah itu buang mayat mereka" sambung Abian sambil menatap Reno jijik.
Reno yang mendengar ucapan tuannya itu pun langsung memohon-mohon untuk tidak membawa keluarganya. Sungguh Reno sangat menyesali perbuatannya karna telah berani bermain-main dengan seorang Abian Mahaprana.
Abian yang mendengar suara dari Reno pun mengacuhkannya dan pergi dari ruangan tersebut.
Dengan mengendarai mobilnya di atas kecepatan rata-rata, Abian membelah jalanan ibu kota menghiraukan segala sumpah serapah dan juga klakson mobil lain yang mengarah padanya. Tujuan Abian saat ini adalah mansion nya. Dirinya ingin cepat sampai ke mansion agar bertemu istri dan juga anaknya. Abian pun ingin meminta maaf kepada mereka berdua karna perbuatan yang telah di lakukannya kepada dua perempuan kesayangannya itu.
Mengingat dirinya yang berbicara tinggi dan juga berteriak kepada istri dan juga Queen anaknya, membuat Abian merutuki dirinya sendiri. Sungguh dia adalah lelaki paling brengsek di dunia ini pikirnya.
Sesampainya di mansion Abian dengan cepat menemui dua perempuan kesayangannya.
Dengan langkah yang besar Abian pergi ke kamarnya untuk mencari Jovanka. Namun, ketika sampai di kamar mereka Abian malah tidak menemukan keberadaan Jovanka di sana. Dirinya pun mencari ke kamar Queen, namun nihil di kamar itu juga tidak ada. Abian lalu pergi ke halaman belakang untuk mencari istri dan juga anaknya Queen namun lagi lagi mereka tidak ada di sana.
"SAYANG"
"QUEEN"
"KALIAN DIMANA?"
"SAYANG"
Abian yang mencari ke seluruh mansion pun tidak menemukan keberadaan keduanya. Dengan perasaan yang sudah tidak karuan Abian langsung menghubungi istrinya namun nomor telpon tersebut tidak aktif. Abian yang sudah cemas itu pun mengumpulkan semua bodyguard dan juga maid nya.
"Apa kalian melihat Jovanka dan juga Queen?" Tanya Abian
"Maaf tuan terakhir saya melihat nyonya berada di kamar nona Queen" jawab salah satu maid
"Mereka tidak ada disana" ucap Abian. "Cek seluruh cctv di mansion ini sekarang" suruh Abian kepada para bodyguardnya.
Setelah beberapa menit, para bodyguard yang di suruh Abian tadi pun kembali dengan wajah yang takut.
"Bagaimana?" Tanya Abian sambil menatap mereka tajam.
"M-maaf tuan tapi semua cctv di mansion ini mati" jawab salah satu bodyguardnya.
"BAGAIMANA BISA CCTV DI MANSION INI MATI HAH?KALIAN BEKERJA SEPERTI APA SAMPAI CCTV MATI PUN TIDAK TAU" marah Abian kepada para bodyguardnya.
"T-tapi tuan kami setiap hari memeriksa cctv di mansion ini dan tidak ada masalah apa pun bahkan hari ini kami memeriksa seluruh cctv yang ada disini dan semuanya aman" ucap salah satu bodyguardnya takut-takut.
"Saya tidak menerima alasan apa pun. Cari keberadaan istri dan juga anakku SEKARANG" ucap Abian dan membuat seluruh bodyguard bergerak cepat menuruti perintah tuannya itu.
"Kalian dimana. Maafkan Daddy" Gumam Abian yang takut jika istri dan anaknya pergi meninggalkan dirinya.
-bersambung-

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Old [END] | SUDAH TERBIT
ChickLitAbian Mahaprana, seorang pengusaha sukses berusia 52 tahun yang sangat betah melajang diusianya yang sudah setengah abad. Bahkan banyak para perempuan yang berlomba untuk bisa memenangkan hati seorang Abian. Namun, tetap saja tidak bisa menggetarkan...